Aku mengangkat sedikit kepalaku dari selimut dan mencuri pandang menatap jam.
Jam 00.30
Biasanya aku tidak pernah tidur selarut ini.
Arghh! Terkutuk kau Jeon Jungkook!
Aku melepaskan selimut yang ada di tubuhku dan beranjak dari posisi menjadi duduk.
Sejak kejadian tadi aku sama sekali tidak melihat Jungkook.
Terakhir kali aku melihatnya hanya saat ia meminta maaf kepadaku.
Bahkan saat aku masuk ke dalam kelas, cowok itu sudah tidak ada. Padahal saat itu masih jam pelajaran ke-empat.
Setelah ia berminta maaf kepadaku tepat saat itu juga ia lenyap begitu saja.
Saat aku pulang pun, ia juga tidak ada.
"Isanghae.." (aneh)
Aku mendengus panjang dan memutuskan pergi keluar sejenak dari kamar.
Bukan karena mau memeriksa keberadaan Jungkook melainkan aku keluar untuk minum air.
Aku membuka pintu kulkas dan menyambar sebuah botol air putih, meminumnya seolah sudah 1 tahun aku tidak minum.
Nama Jungkook sekilas terlintas di benakku.
Hampir saja aku menyemprot keluar air di mulutku saat mengingat namanya.
Dengan susah payah aku menelan sisa air tersebut ke dalam katup tenggorokan.
"Uhukk uhukk! Uhukk.. ah sial!" Umpatku sembari meletakkan botol plastik itu ke meja pantry dengan sedikit kasar.
Awalnya aku tidak mau repot-repot memikirkan Jungkook, bahkan aku sudah bersumpah bahwa aku tidak akan memikirkan cowok itu lagi.
Tapi dengan mudahnya sumpahan itu terlanggar.
Jeon Jungkook. Kenapa nama itu selalu terlintas di otakku?
Oh ayolah, ia tadi sudah hampir menghancurkanku. Tidak lucu jika aku khawatir kepadanya.
Aku mengalihkan mataku ke arah kamar Jungkook, menatap pintu kamar tersebut dengan lama.
Dalam hati aku berharap kalau Jungkook sudah pulang.
Mengingat sudah jam segini.. aku jadi takut apa-apa terjadi dengannya.
"Ah! aku lupa bisa saja ia pergi melakukan itu dengan gadis bukan? Hah, untuk apa aku takut."
Lagipula untuk apa bebek mengkhawatirkan serigala? Tambahku dalam hati.
Aku menarik nafasku panjang-panjang dan menghembuskannya.
That's guy's gonna be okay.
Nothing happened to him. So stop worrying about him, okay?
"Demi tuhan, kenapa aku khawatir dengan Jungkook?" Aku mengusap wajahku dengan gusar.
Ia benar-benar membuatku gila.
Aku mendengus kecil dan memukul kedua pipiku berkali-kali. Berusaha menyadarkanku sendiri.
"Jeongsin charyeo! Jeongsin charyeo! Park Hyerin-ssi." (Sadarlah)
Tepat pada saat itu, aku mendengar suara pintu dari depan sana. Aku mengangkat kepalaku, dan memandang lurus.
Jungkook berjalan masuk ke dalam rumah, dia berjalan seperti aku tidak ada disini dan mengawasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Destiny [PROSES REVISI]
Fanfic#64 In cerpen. #293 In FF. #82 In jjk. #414 jeonjungkook #770 fiksipenggemar Bermula dari perjodohan bawah umur, sampai tinggal di bawah atap yang sama dengan Jeon membuat Park Hyerin merasa sangat sial. Tidak pernah disangka dalam pikirannya bahwa...