Rude

6.7K 578 13
                                        

Di sepanjang sekolah hari ini, aku sama sekali belum bertemu dengan Jimin.

Biasanya cowok itu selalu muncul di hadapanku saat aku sedang beristirahat di suatu tempat atau sedang sendirian.

Aku tahu. Jungkook sudah memperingatiku agar tidak bertemu dengan Jimin.

Tapi ia itu temanku.

Tidak seharusnya aku membuangnya begitu saja hanya karena Jungkook menyuruhku menjauhinya.

Mengingat Jimin selalu bersikap baik kepadaku, aku tidak bisa bersikap seperti ini kepadanya.

Selama ini ialah yang selalu memberiku semangat ketika aku sedang terpuruk, ialah yang dapat selalu membuatku tertawa hanya karena tingkahnya.

"Mungkin ia sedang ada urusan." Pikirku positif. Aku mengangkat kepalaku dan memandang lurus ke depan.

Mataku melebar kecil saat aku melihat seseorang di depan sana.

Entah mengapa aku ingin memukul wajahnya.

Orang yang barusan kupikirkan akhirnya datang. Ini seperti sebuah penantian panjang.

Tanpa sempat aku mengatakan sepatah kata untuk menyapanya, Jimin sudah berjalan melewatiku.

Dia berjalan melewatiku seolah ia sama sekali tidak mengenaliku.

Seolah aku ini hanya angin saja.

Mataku bergetar sebentar, apa-apaan tingkahnya barusan?

Aku berbalik, dengan cepat aku memegang tangan Jimin.

"Jimin, kau kenapa?"

Dia tidak menjawab atau menatapku. Matanya masih senantiasa memandang lurus, sampai akhirnya Jimin berbicara.

"Bikyeo." Katanya yang terkesan dingin di telingaku. (Minggir)

"Yak, kenapa tiba-tiba kau bersikap seperti ini kepadaku? Kau sedang tidak enak badan?"

"Ani, bikyeo."

Entah kenapa aku pingin ketawa melihat tingkahnya, dalam seumur hidup aku mengenalnya.

Jimin sama sekali tidak pernah bersikap dingin seperti ini kepadaku.

Apa yang terjadi?

"Sebenarnya ada apa ini? Kenapa kau—"

Sebelum aku menyelesaikan ucapanku, Jimin menepis lenganku dari tangannya dengan kasar.

Tanpa berkata apa-apa ia pergi meninggalkanku.

Aku terpaku di tempatku sebentar.

Entah kenapa tiba-tiba aku ingin menangis saat melihat tingkahnya barusan.

Aku ingin sekali memercayai bahwa orang itu bukanlah Jimin.

Kenyataannya ia memang Jimin.

Dia Jimin yang baru saja mengabaikanku.

Hatiku mencelos.

Cukup lama aku membeku di tempat. Kepalaku menunduk kecil.

Pandanganku hampir mengabur. Oksigen di sekitar sini membuatku sesak.

Pelan-pelan aku meremas tanganku sendiri, seolah ingin menghancurkannya sekarang juga.

"Sedang apa kau di tengah jalan? Kau menghalangi jalanku."

Aku mengangkat kecil kepalaku, merasa familiar dengan suaranya.

Jungkook?

###

Bad Destiny [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang