Langit mulai menggelap.
Lampu taman yang bersinar temaram sudah menyala. Membuat angin berhembus cukup kencang, pemuda itu menggosok kedua tangannya dengan agresif.
Entah sudah berapa lama ia berdiam diri disana untuk menemui seseorang.
Sejujurnya menunggu bukan merupakan ciri khas dari pemuda itu. Namun, demi bertemu dengan "ia." dirinya mencoba untuk tetap berada disana dan menahan angan-angannya untuk segera kabur.
Kalau bukan demi ancaman konyol itu, sudah dipastikan ia tidak akan pernah kesini.
Gadis sialan. Pekiknya.
Menunggu selama dua jam tanpa kabar sama sekali dari sang bergender perempuan itu sungguh membuatnya naik pitam.
Pasalnya, sebelum gadis itu merengek untuk bertemu dengannya ia sudah membuat janji terlebih dulu dengan orang lain.
Tapi berkat si bongak itu, ia harus membatalkan rencanannya. Bodoh memang. Kalau tahu begini harusnya ia tidak usah repot-repot kesini dan menahan udara dingin yang menusuk-nusuk permukaan kulitnya.
"Yak, Park Jimin!"
Jimin menoleh. Dengan tampang dongok, lelaki itu memprotes. "Aish, kau lama sekali, Mirae nuna."
Gadis itu terkekeh. Dia mengibas rambut panjangnya ke belakang telinga lalu tersenyum.
"Mian." (Maaf.)
Jung Mirae. Apakah kalian masih mengingatnya?
Well, whatever she comeback.
***
"Apa nama bakteri yang berperan dalam pemisahan logam?"
Dengan ragu-ragu gadis itu menjawab, "enterobacter aeroganes..?"
"Salah. Itu bakteri panthogen yang mengakibatkan peritonitis, bodoh."
Jungkook menaikkan kacamatanya sekilas dalam gerakan lambat dan membasahi bibirnya yang kering.
"Zat penyebab urine berwarna kuning?"
Setetes keringat jatuh menuruni dahi Hyerin.
"Eum, hemoglobin?"
"Urobilin." Jungkook melepas kacamatanya dan memandang Hyerin dengan tatapan sengit. "Yak. Kenapa tidak sekalian saja kau bilang goblin, huh?"
"Apa hubungannya hemoglobin dengan goblin?"
Bola mata Jungkook memutar. Bodo amat, dah. Tanpa memperdulikan kalimat yang dilontarkan Hyerin, ia lanjut memberi pertanyaan.
"Proses mendengar dimulai dengan adanya gelombang bunyi yang masuk melalui lubang telinga dan menggetarkan membantu timpani yang selanjutnya getaran akan dilanjutkan ke?"
Hyerin terdiam. Mulutnya menganga sedikit lebar ketika mendengar pertanyaan yang belum lama tadi keluar dari mulut Jungkook.
Bentar, barusan ia ngomong apa? Gerutunya.
Gadis itu mengernyit. Hyerin tidak mengerti dengan pertanyaan barusan. Entah karena indra pendengarannya yang salah atau otaknya yang terlalu bloon, pertanyaan tadi tidak bisa dicernanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/128142951-288-k910654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Destiny [PROSES REVISI]
Fanfic#64 In cerpen. #293 In FF. #82 In jjk. #414 jeonjungkook #770 fiksipenggemar Bermula dari perjodohan bawah umur, sampai tinggal di bawah atap yang sama dengan Jeon membuat Park Hyerin merasa sangat sial. Tidak pernah disangka dalam pikirannya bahwa...