Merah Merona

530 14 0
                                    

Mengapa kau selalu menggodaku kau tidak tau apa kalau jantungku selalu bedegup kencang? - putra pratama raharja

***

" sudahlah kau ini banyak tingkah sekali, baru juga sembuh sudah seperti itu" protes putra.

"bilang saja kau deg deg kan, iya kan?" mentari tertawa seakan tak ada beban di hidupnya

Putra bersyukur bertemu gadis ini, selain orangnya menyenangkan dia juga mulai nyaman dengan mentari.

"tidak aku tidak deg deg an, coba saja dengarkan"

Tangan mentari mencoba mendeteksi apakah benar dia tidak deg deg an, putra kaget kalau mentari benar benar memeriksanya.

"tuh kan kau ini deg deg an" sambil mendengarkan degupan jantung putra.

" mengapa kau selalu menggodaku? Kau tidak tau apa kalau jantungku berdegup sangat kencang? " sambil memasang wajah kesal.

" maafkan aku, yasudah kalau kau tidak mau aku goda, aku hanya bercanda saja"

" tidak aku tidak mau memaafkanmu"

"kenapa? "

" tidak aku hanya bercanda, lagian kau ini aku jadi malu kalau seperti itu, apakah kau tidak lihat muka ku sudah merah macam tomat? "

Mentari tertawa terbahak bahak, putra terus memperhatikannya baru kali ini dia menemukan gadis yang tidak terlalu jaga image, dia tertawa apa adanya, dan dia adalah cewe kedua yang dekat dengan putra, setelah ibunya.

Memang putra tidak pernah berpacaran dari dulu, mungkin sekarang dia akan merasakan apa itu jatuh cinta setelah menemukan gadis ini.

" sudahlah tidak usah tertawa seperti itu, aku jadi malu"

"iya iya maafkan aku"

Tiba tiba dokter datang ke ruangan yang ditempati mentari dan berkata "kau boleh pulang hari ini nona"

"iya baiklah dok" lalu dokter itu meninggalkan ruangan.

"yeay hari ini aku pulang yeyeye"

"eh duduk tidak, kau ini baru sembuh tau"

"maaf kan aku karena aku terlalu bahagia"

"iya iya baiklah"

"oke sekarang aku mau bereskan bajuku dulu"

"sudah biar aku saja yang bereskan"

"tidak boleh ada barang pribadi ku nanti aku malu"

"oh iya iya aku keluar dulu ya"

"iya sana "

Mentari tengah asyik merapikan bajunya yang kotor dan ingin segera pulang ke rumah paman dan bibi nya tiba tiba handphone putra berbunyi, dia lupa membawa handphone miliknya, ternyata ada yang menelepon dirinya yasudah mentari angkat saja siapa tau penting.

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang