Mungkin dengan pergi kamu baru menyadari jika dia sangatlah penting dihidup mu- mentari putria alwirachma
***
"apa?" dengan muka datarnya
"kamu kenapa sih ngehindarin aku? "
" ga juga"
"denger aku, aku tuh kemarin—"
"ga usah jelasin apa apa, kemarin kata kata lo gue bukan siapa siapa lo kan? Yaudah mending sekarang lepasin gue, gue gabutuh temen kayak lo"
"kamu kenapa sekarang pake lo-gue? Kasar banget"
"lo pantes digituin! Lain kali kalau janji sama seseorang tepatin. Karena yang tadinya percaya sepenuhnya sama lo, tiba tiba kepercayaan itu bakal lenyap seketika jika lo bohongin atau ngekhianatin seseorang! "
" gue ga kayak gitu mentari"
"stop, gue muak denger ocehan lo, tadinya kemarin gue sekalian mau pamit karena gue besok Mau pergi ke london, eh ternyata gaada. Dan sekarang gue ga perlu ngomong lagi, karena gue sebatas seseorang yang dibutuhkan aja"
"besok? "
" iya lo lupa kan? Urusin aja tuh cewe lo, karena disini gue ga sama sekali penting buat lo, jadi kenapa juga lo harus tau kalau besok gue bakal pergi"
"mentari—"
"stop, gue mau pulang buat keberangkatan gue besok" mentari pun meninggalkan putra dan menuju kelasnya, dan disana teman temannya menatap dengan sedih.
"kalian kenapa? "tanyanya heran
" mentari jangan pergi" ucap semua temannya serentak
"aku gabisa, aku harus pergi, aku pamit ya kalian, jaga diri baik baik"
"tapi guru guru udah tau kalau kamu pindah tar? " tanya fitri
" udah ko, kemarin sempet pamitan juga sama mereka, yaudah kalau kayak gitu aku pulang ya, malem aku harus udah ke bandara, kalian jaga diri baik baik ya"
"mungkin ini ga seberapa, ini kenang kenangan dari kita mentari, gue bakal doain lo ga betah disana biar balik lagi kesini" ucap fitri berkaca kaca
"makasih ya kalian semua, aku pergi"
Mentari pun pergi meninggalkan kelasnya. Dia menemui putra sebelum dia pulang, ternyata dia sedang ada di bangku dekat lapangan.
"putra, sebelumnya aku minta maaf atas kelakuan aku yang kemarin dan tadi, kesini aku cuman mau pamit dan minta maaf sebelum aku pergi"
Putra langsung berbalik dan memeluk mentari. Tubuh mentari menegang karena putra memeluknya.
Putra menangis dan terus mengatakan maaf maaf dan jangan pergi.
"maafin aku mentari, jangan pergi"
"ngga aku harus pergi putra"
"jangan pergi karena aku suka sama kamu"
***
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan
Teen FictionHujan membawaku padanya. Meskipun hujan satu hal yang ku takuti, tapi hujanlah yang mengantarkan ku padanya dan mengawali kisah cintaku