Mengungkapkan

367 11 0
                                    

Kamu lebih dingin dari kota ini setelah hujan,lebih membuatku menggigil daripada tetesan airnya,tapi lebih membuatku berwarna melebihi pancaran pelangi

***

"aku ke kamar mandi sebentar ya? " izin johan pada mereka berdua.

" iya"

Johan pun meninggalkan mereka, mentari dan arga melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda.

Tiba tiba arga mencekal tangan pelangi dan menghentikan pekerjaannya, memegang kedua tangan mentari dan menatapnya.

"ada apa? "tanya mentari polos

" mentari aku ingin mengungkapkan sesuatu, yang tidak kau ketahui selama aku bersama mu"

"apa? "

" aku tidak tahu apakah aku ini menyukaimu atau tidak, tapi disaat kau tidak bersama mu rasanya ada kecemasan semata, kerinduan yang kutahan. Aku merasakan hal aneh, ketika orang lain membuat mu tersenyum ada rasa tidak rela dalam hati ku"

"lalu? Aku tidak mengerti ucapanmu, kau terlalu berbelit belit arga"

"aku menyukaimu, will you be my girlfriend? "

Mentari  menegang, pasalnya dia juga pernah merasakan rasanya ditembak seperti ini, tapi kenapa hati ini tidak menerima? Tidak suka jika orang lain berkata seperti itu? Mentari tidak nyaman dengan hal itu.

"i'm so sorry arga, aku sudah punya orang lain yang mengisi hatiku"

" ya, tidak apa apa mungkin aku terlalu cepat" suaranya begitu kecewa

"maaf kan aku arga"

"ya tidak apa apa, mungkin kita bisa jadi sahabat 'saja'? Aku harap kau mau jika ku ajak bersahabat? "

" tentu aku mau" senyum itu terbit dan arga suka ketika melihat mentari tersenyum karena nya.

Johan kembali masuk kedalam perpustakaan, keadaan menjadi hening.

"apa yang ku lewatkan? "

" tidak ada"

"kenapa kalian malah diam sekarang? Sepertinya terjadi sesuatu tadi"

"tidak ada mungkin hanya perasaan mu saja, yasudah kalau begitu aku duluan ke kelas ya" pamitnya

"mentari kenapa? "Arga hanya mengangkat bahunya seolah tidak tahu apa yang terjadi.

Mentari berjalan dengan cepat dan menuju ke kelasnya, dia buru buru mengambil buku diarynya dan menulis sesuatu disana.

Dear diary

Seolah tak pernah terbayangkan jika aku bersamamu, bukannya aku tak menerima cintamu tapi aku hanya sedang menjaga hati seseorang, yang memasukinya lebih dulu daripada kamu.

Ya aku akui kalau aku memang menyukaimu, aku akui aku kagum padamu. Tapi rasa suka itu jauh berbeda dengan rasa cinta. Aku takut jika kau bersama ku, aku takut jika aku mengecewakanmu. Maaf kan aku sudah berterus terang padamu. Meski kenyataan ini menyakitkan untukmu, setidaknya aku tidak berusaha memberimu harapan yang palsu.

-mentari-

Bel pulang pun berbunyi mentari segera meninggalkan sekolah dengan menggendong tas nya dan menunggu di depan gerbang. Buku diary itu masih setia berada di tangannya.

Selama berjam jam dia menghububgi supir barunya itu tapi tidak tersambung dan—

"siapa kal—"

Baru saja akan mengatakan sesuatu dia sudah tak sadarkan diri. Seseorang membawanya jauh, jauh dari area sekolah. Buku diary kesayangan nya itu jatuh.

Arga tampak bingung mencari kesana kemari tak menemukan mentari dia keparkiran dan mengambil motornya, saat sampai di depan gerbang, dia melihat buku. Diambilah buku itu dan disimpan di tas nya, melihat keadaan satpam yang tak sadarkan diri membuatnya kaget.

***

Maap digantungin ma acu, soalnya masih mikir part buat selanjutnya kayak apa.

Vote comment nya guys.

Salam Nadia.

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang