Meet Again

356 11 0
                                    

Bel pulang sekolah pun berbunyi, aku pun segera keluar dari kelas dan menggendong tasku, berjalan menuju parkiran sekolah, hari ini aku dijemput oleh supir barunya paman.

Aku pun segera menelepon nya tapi tak kunjung di angkat sampai aku berbalik dan semuanya mulai gelap.

Ntah lah aku dibawa kemana, yang pasti aku tidak pulang ke rumah karena dibawa oleh seseorang, seseorang yang tak ku kenal.

Aku pun bangun, kepalaku berdenyut sakit.

"sudah bangun rupanya" katanya sambil tersenyum miring nan sinis.

"si-siapa kau? " tanyaku ketakutan

" aku? Tidak penting kau tau nama ku"

"tapi motif apa yang kau gunakan untuk menculikku? Bahkan aku tidak mengenalmu"

"ch kau berpura pura rupanya"

"baigaimana aku mengenalmu, kau saja menutupi muka mu dengan masker"

Perempuan itu membuka maskernya dan mentari kaget luar biasa, bisa bisanya dia menculikku. Tapi bagaimana dia sampai disini dan tau keberadaanku? Bukankah dia di Indonesia?.

"sedang apa kau disini? Bukankah kau di Indonesia"

"haha, tidak perlu tau bagaimana caraku kesini"

"mengapa kau jadi seperti ini? Bahkan kau jadi membenciku saat kejadian itu? Apakau dendam padaku eve? "

" ch kau telah menyiksa  ibuku dan kemudian dia mati, jadi aku ingin melihatmu menderita seperti apa yang ku rasakan" suaranya begitu parau.

"tidak, kau salah paham. Aku tidak membunuh ibumu itu hanya salh paham semata eve, percaya lah padaku"

"percaya padamu? Bahkan aku tak sudi mentapmu seperti ini"

"kumohon eve percayalah padaku"

"percaya? Bahkan aku tidak suka mendengar kata kata itu dari mulutmu"

"Eve dia juga ibuku, mana mungkin aku tega membunuhnya"

"tidak"

"iya karena ayah menikah lagi, kau tidak tau akan hal itu? Makannya ibu jadi seperti ini!, kau tau setiap ibu marah ia akan melampiaskannya padaku, aku jadi korban disana, tapi apa? Apa kau ada ketika keadaan ku dan ibu seperti itu?"

"waktu itu aku pulang dan aku melihatmu memegang sapu lidi yang diangkat keatas, bukankah kau mau memukul ibu? Hah! Jawab"

"kau salah paham, aku tidak seperti itu—"

"halah sudahlah, kau tak mau mengaku, aku akan lebih membuat mu menderita dari ibu, akan kubalaskan dendamku padamu"

"tidak, kau terlalu salah paham"

"salah paham kau bilang? Kau tidak mengerti perasaanku"

" aku mengerti KARENA AKU JUGA SAMA SEPERTI MU, BAHKAN IBU LEBIH MENYANGI MU DARIPADA AKU, TAPI KAU SUNGGUH TAK BERSYUKUR DAN KAU MALAH KABUR DARI RUMAH? TIDAK TAU BERTERIMAKASIH, CH"

"kau berani berteriak padaku heh? "

" kenapa aku tidak berani hah!? Aku ini kakakmu eve, sadarlah"

"apa ini yang disebut kakak? Kakak yang jahat yang berani mengangkat tangan, mengangkat barang yang akan memukul dan menyiksa ibu? SEHARUSNYA KAU MENYANGI IBU MENTARI"

"kau sungguh keterlaluan eve, apa kau tidak mau ibu tenang disana? Apa kau mau ibu menangis diatas sana kala melihat kuta bertengkar? "

" tidak, sebelum aku membalaskan dendamku" eve mendekati mentari dan membawa pisau yang kecil namun tajam. Dia mendekat, mendekat dan membisikkan seseuatu di telinga mentari.

"aku lebih senang jika menyiksa mu dulu dan bermain main denganmu" bisiknya.

***

Arga menuju parkiran setelah berkeliling mencari mentari, tumben sekali dia tidak menyapanya saat sepulang sekolah tadi, saat ia melajukan motornya ke gerbang sekolah,buku tergeletak disana dan memungutnya dan dia melihat pak louis satpam sekolah tergeletak di pinggir pos.

"pak sadarlah, kau kenapa? "

Pak louis mulai sadar dan memijit kepalanya sakit sekali saat tadi dipukul. Saat ia melihat mentari dia berniat membantunya dengan berteriak tapi dia keburu di pukul oleh anak buah eve.

" pak kenapa? "

" tadi saya melihat mentari murid baru itu di culik oleh seseorang saya tidak tau karena dia memakai masker dan jaket"

"mereka ke arah mana pak? " tanya nya panik.

" mereka ke arah sana"

Arga langsung mencari keberadaan mentari dia linglung harus mencari kemana lagi. Di tengah perjalanan dia melihat barang.

Ya, itu gelang. Hah gelang mentari, karena disitu tertera nama mentari yang terukir indah.

Langsung saja arga menghampiri gedung tua itu. Samar samar dia mendengar teriakan seseorang. Dia langsung menuju lantai atas dan menemukan mentari.

"mentari"

Eve pun menoleh dia mengerutkan keningnya, pasalnya dia tidak tau laki laki itu siapa. Eve pun tidak peduli.

" akhirnya pahlawan kesiangan ini telah datang" sambil bertepuk tangan meremehkan

"siapa kau? "

" aku? Tidak perlu kau tau siapa aku! Kau mencari gadismu? "

Arga mendekat tapi eve menyayat tangan kiri mentari. Sungguh tega dia melakukan itu pada kakak nya.

" jika kau mendekat, aku akan menyayat nyayat tangannya. Apa kau tidak kasihan dengan gadismu ini? "

" arga lari! "

" tidak aku akan tetap disini"

"ARGA AWAS! "

arga yang memang memiliki pendengaran yang tajam, dia mendengar deru nafas seseorang dan langkah kaki.

Arga langsung membogem dan mengambil alih senjata yang dipegang anak buah nya eve.

" aku akan mengatakan sesuatu, jika kau peduli pada putra ikutilah kata kata ku"

"darimana kau tau putra? "

" kau tidak sadar jika aku satu sekolah dengan mu dulu gadis manis? "

***

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang