P r o l o g

23K 1.1K 10
                                    


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia."
— Ali bin Abi Thalib.

🌹🌹🌹

Ali bin Abi Thalib, merupakan seorang pemuda yang gagah, tampan, kuat dan cerdas. Sampai Rasul pernah berkata : 'jikalau Rasul adalah sebuah gudang ilmu maka Ali lah gerbang untuk memasuki gudang tersebut.'

Sedangkan,

Fatimah az-Zahra, merupakan perempuan yang tegar, cantik, baik dan lembut. Putri kesayangan Rasul dari pernikahan beliau dengan Siti Khadijah binti Khuwailid.

Kedekatan keduanya dimulai sejak Ali ikut tinggal bersama Rasul dan keluarganya. Membuat Ali dan Fatimah tinggal satu rumah dan melewati hari-hari bersama sejak kecil.

Hingga ketika Ali menjelang remaja, tumbuhlah rasa cinta Ali kepada Fatimah. Hatinya dipenuhi keinginan untuk selalu berada di samping Fatimah. Tetapi Ali tidak bodoh. Ia adalah pemuda yang beriman. Ali berusaha untuk selalu menjaga hatinya. Ia pendam rasa cinta itu bertahun-tahun. Ia simpan rasa itu jauh di dalam lubuk hatinya bahkan Fatimah pun tidak pernah tahu bahwa Ali menyimpan lama rasa cinta yang luar biasa untuknya.

Sampai suatu ketika Ali telah dewasa dan telah siap untuk menikah, maka Ali pun berniat menghadap Rasul dengan tujuan ingin melamar putri Rasul yang tak lain adalah Fatimah, seorang perempuan yang sudah lama Ali kagumi.

Akan tetapi sayang, Langkah Ali harus berhenti ketika ia mendengar kabar bahwa sahabat setia Rasul yang sangat shalih dan begitu sayang kepada Rasul telah mendahului lamarnya. Ali pun harus ikhlas bahwa cintanya selama ini berakhir pupus.

Namun, rencana Allah memang sulit ditebak oleh manusia, ternyata Rasul menolak secara halus lamaran Abu Bakar, yang membuat Ali senang. Karena ia merasa masih memiliki kesempatan untuk melamar Fatimah. Maka Ali pun bergegas ingin segera melamar Fatimah sebelum didahului lagi.

Akan tetapi, lagi-lagi Ali telah di dahului oleh seorang keturunan bangsawan yang gagah dan berkharisma, sayidina Umar bin khattab. Membuat hatinya begitu tersayat, dan merasa tak ada lagi harapan untuknya.

Apalah Ali seorang pemuda biasa yang mengharapkan seorang putri Rasul yang luar biasa. Dan, Ali yakin Fatimah pasti akan bahagia jika bersama Umar.

Ali pun hanya bisa bertawakal kepada Allah, semoga dikuatkan dengan derita cinta yang sedang dialaminya. Kali ini, Ali harus benar-benar ikhlas dan tegar menghadapi kenyataan itu. Tetapi Ali adalah pemuda yang shalih. Ia pun yakin bahwa Allah Maha Adil. Pasti Allah sudah mempersiapkan pendamping hidup baginya.

Derita cinta memang menyakitkan. "Aku mengutamakan kebahagiaan Fatimah diatas cintaku," bisik Ali dalam hati.

Sungguh rencana Allah memang yang paling indah. Disaat Ali merasakan derita cintanya, tak disangka-sangka, datanglah Abu Bakar dengan senyum indahnya. Dan memberitahu Ali untuk segera bertemu dengan Rasul karena ada yang ingin beliau sampaikan.

Setelah Ali bertemu Rasul, tak disangka, lamaran Umar bernasib sama dengan lamaran Abu Bakar. Bahkan Rasul menginginkan Ali untuk menjadi suami Fatimah.

Ali pun sangat bahagia dan merasa bersyukur. Ia langsung melamar Fatimah melalui Rasul. Ali menyerahkan baju perangnya untuk melamar Fatimah. Dan, Rasul pun menerima lamaran itu, begitu pun dengan Fatimah yang mematuhi ayahnya serta siap menikah dengan Ali.

Setelah segalanya siap dengan perasaan puas dan hati gembira serta disaksikan oleh para sahabat, Rasulullah mengucapkan kata-kata ijab kabul pernikahan putrinya dan sahabatnya tersebut. Dengan mas kawin sebesar 400 dirham (senilai dengan baju besi yang dimilikinya). Maka menikahlah mereka dengan penuh kebahagiaan.

Itulah sedikit kisah Fatimah Az-zahra. Lalu, bagaimana dengan kisahku? Nayra Az-zahra.

•••

Aku terdiam di balik gelapnya langit malam, himilir angin datang silih berganti ditengah kesenyapan. Berkali-kali aku tak habis pikir dengan rencana Allah yang begitu sulit untukku pahami.

Mengapa hidup serumit ini? Ada yang dipertemukan lalu mereka dipisahkan. Ada pula yang dipisahkan lalu kembali dipertemukan.

Kenapa? Apa harus semua orang merasakan sakit sebelum ia dipertemukan dengan kebahagiaan?

Aku berdecak ringan.

"Kamu tahu hal yang paling menyedihkan ketika kita mencintai seseorang dalam diam itu apa?" ucapnya tiba-tiba tepat di sebelahku.

Aku diam. Mengalihkan pandanganku ke arahnya. "Apa?"

"Diam-diam kamu selalu menjadikannya sebagai isi dari doamu. Tetapi dia menjadikan orang lain sebagai isi doanya." Bibirnya melengkung tipis. Seperti pernah merasakan apa yang baru ia ucapakan.

"Benar." Aku menunduk dalam.

"Jangan berharap kepada manusia, karena mereka akan mengecewakanmu. Berharaplah hanya kepada Allah swt, karena Dia akan memberikan yang terbaik untukmu," katanya, seraya menggenggam erat tanganku.

Masya Allah, dia imamku.


∽••∽

Assalamualaikum semua,

Ada yang masih ingat dengan cerita ini?

Iya, jadi, cerita ini adalah karya pertama aku yang sempat di unpublish setahun yang lalu.

Buat yang udah baca, boleh dibaca ulang, karena akan ada beberapa perombakan.

Jangan lupa tambahan ke library kalian✨

Cinta Sendirian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang