بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
🌹🌹🌹
"Sekian pelajaran hari ini. Terimakasih."
"Iya, Buuu."
Wuuuhh ....
Suana di kelas XII IPA 1 seketika riuh gaduh. Pelajaran hari ini telah usai dan bel pulang datang.
Kringggg ....
Para murid seketika saling berebut untuk keluar kelas duluan, tidak seperti Nayra, Reza, Ziva, dan Nino yang memilih tetap tenang menunggu pintu kelas benar-benar lengang.
"Udah sepi tuh. Cabut, yuk," ajak Reza. Setelah tak ada lagi murid yang berebut keluar dari kelas mereka.
Seperti kesepakatan kemarin. Hari ini mereka berempat akan mengerjakan tugas kelompok di rumah Reza.
"Kalian pada bawa kendaraan nggak?" tanya Nino kepada Nayra dan Ziva.
Nayra membalas dengan gelengan pelan. Sedangkan Ziva, "Gue biasa di jemput. Nggak pernah bawa kendaraan."
"Yaudah kalo gitu. Bareng kita aja," tawar Nino.
"Naik motor?" Nayra mengerutkan dahinya.
"Nino bawa mobil. Dia nggak biasa naik motor. Gampang masuk angin," kelakar Reza.
"Apaan si lo, Za." Nino terkekeh.
"Udah, yuk."
Mereka berjalan menuju gerbang, sedangkan Nino mengambil mobilnya di parkiran.
"Silakan masuk, Non." Reza membukakan pintu belakang, belagak menjadi supir mereka.
"Pantes, Za." Ziva mengacungkan jempolnya. Sedangkan Nayra hanya tersenyum tipis.
"Betewe, kalo rumah lo di mana, Nar?" tanya Ziva ketika Nino sudah melajukan mobilnya.
"Masih satu cluster kok sama Reza. Cuma beda blok aja."
"Wah, kapan-kapan bisa dong main-main juga ke rumah lo."
"Bisa kok."
"Jangan, Nar. Si Ziva cuma mau numpang makan," celetuk Reza yang duduk di depan.
"Tau aja. Nanti gue juga numpang makan di rumah lo, ya, Za," canda Ziva.
"Iya, selow. Di rumah gue banyak kok pelet."
"Yeah! Di pikir gue ikan lohan."
Setibanya di rumah Reza, mereka di sambut oleh seseorang yang juga mengejutkan Reza.
"Abang, Nafisa. Tumben jam segini kalian udah ada di rumah?"
Hafiz dan Nafisa nampak gelapan, sambil saling melempar tatapan.
Setengah jam lalu..
"Bang Hafiz tumben udah di rumah?" tanya Nafisa yang baru pulang sekolah.
"Kamu juga tumben udah pulang. Biasa main ke rumah teman dulu, pakai alasan kerja kelompok." Hafiz membalikkan pertanyaan.
Nafisa meletakkan kedua tangannya di dada. "Nafis capek setiap hari kerjain tugas. Makanya sekarang pengen istirahat," dusta Nafisa. Padahal ia ingin bertemu sahabatnya Reza. Nino.
"Terus Abang sendiri kenapa pulang jam segini?" Nafisa menegaskan lagi.
"Ya ...." Hafiz tak bisa ber-alibi selancar Nafisa. Ia masih mencari alasan yang masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sendirian
आध्यात्मिकMenyimpan perasaan kepada seseorang memang bukanlah suatu hal yang mudah. Seperti Nayra Az-zahra yang memendam perasaannya kepada seorang lelaki selama bertahun-tahun lamanya dan berujung tak terduga. Penantian panjang Nayra hampir saja membuahkan...