Bab. 17 - Wedding Day

6.1K 441 34
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Keresahan seorang wanita terletak pada sesuatu yang belum ada kepastiannya. Kepercayaan seorang wanita tercipta atas janji yang terlaksana.
— Cinta Sendirian.

🌹🌹🌹

Malam menjelang hari pernikahan seisi rumah Nayra begitu disibukan. Mulai dari mendekorasi rumah, hingga persiapan lain-lainnya.

Acara akad nikah Tara dan Nayra rencananya akan digelar keesokan harinya. Tepatnya setelah ba'da jumat.

Tatkala pagi menjelang semua persiapan sudah hampir selesai. Nayra turun dari kamarnya, dan ia melihat bunga-bunga segar tengah dipasang di sudut-sudut rumah.

Masya Allah.

Nayra tak hentinya takjub melihat semua persiapan, yang dapat diselesaikan hanya dalam satu malam. Ia bahkan tak sabar ingin segera mencoba duduk di tempat yang didekorasi khusus sebagai pelaminan. Tempat yang terlihat begitu indah dengan bunga-bunga disekelilingnya.

Selain satu sofa panjang untuk sang mempelai, di sana pun terdapat sebuah meja untuk dilaksanakan akad nikah. Semua sudah tertata sempurna hanya tinggal menggu waktu saja.

Warna putih terlihat masih mendominasi. Sebelum mencoba duduk di sana, Nayra tak lupa untuk mengabadikannya.

Duduk di sana mungkin akan menjadi pengalaman pertama dan terakhirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duduk di sana mungkin akan menjadi pengalaman pertama dan terakhirnya. Jadi, takkan boleh ia lupa.

Bismillah ...

Wahai calon pelengkap Imanku, semoga benar engkau pelabuhan yang tepat untukku. Amin.

"Bunda." Nayra melihat Salma tengah berjalan ke arahnya.

"Gimana, sudah siap?"

"Insya Allah, Bun."

Salma mengusap pipi Nayra sekilas. "Semoga acaranya lancar."

"Amin, Bun."

•••

Sekarang pukul sebelas siang. Reza masih bersantai di sofa rumahnya, sejak ia pulang sekolah.

"Dek, kamu nggak pergi ke rumah Nayra?" tanya Hafiz yang menjatuhkan tubuhnya di sebelah Reza.

"Mau ngapain?" balas Reza santai, sambil mengganti channel televisi dengan remot.

"Bukannya kamu tau kalau hari ini adalah hari pernikahan Nayra?"

Reza berdecak. "Yang mau nikah 'kan dia, kenapa aku yang harus ke sana." Lagi-lagi masih dengan gaya yang sama.

"Kamu 'kan temannya, Nayra. Tunjukin etika baik kamu dong, Dek. Masa gitu. Atau jangan-jangan ...." Hafiz menggantung ucapannya.

"Apa?" sergah Reza cepat, sebelum kakaknya berpikir yang tidak-tidak.

Cinta Sendirian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang