Bab. 2 - Terjebak Rasa

10.6K 697 13
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Terkadang ada yang bertemu sebagai obat penawar rindu. Tetapi terkadang ada pula yang bertemu untuk menorehkan pilu.
— Cintasendirian.

🌹🌹🌹

Mentari pagi nampak begitu indah menyinari bumi. Meski cahayanya belum begitu terik, tetapi mampu memberi kehangatan di udara pagi yang masih dingin ini.

Nayra yang sudah tiba di sekolahnya lebih awal, sampai seja berjalan pelan-pelan dari pintu gerbang. Ia yang belum sempat sarapan di rumah, akhirnya memutuskan pergi ke kantin sebelum masuk ke kelasnya.

Langkah demi langkah Nayra lalui sendiri tanpa kehadiran Ica di sampingnya. Sebab temannya yang satu itu, kini pasti masih bermimpi nyebrangin nenek-nenek di jalan, sebab predikatnya sebagai tukang telat sejak SMP tak boleh tergantikan.

Ica pasti akan tiba di sekolah setelah bel masuk berbunyi sebanyak tiga kali, atau bisa jadi ia keduluan dengan guru yang mengajar mereka hari ini.

Dia murid yang sangat teladan. Bisik Nayra di dalam hatinya, sambilan menggeleng pelan.

Nayra pun akhirnya menyusuri lorong sekolah sambil memainkan ponsel miliknya. Tanpa melihat lagi jalanan yang ada di depannya, Nayra membelokkan tubuhnya ke arah kiri menuju kantin sekolah.

Brugg!!!

Tanpa dapat ia kendalikan tubuhnya terjatuh ke bawah, setelah bertabrakan dengan benda cukup keras yang berada di depannya.

"Sakit?" ucap seseorang membuat Nayra mendongakkan kepalanya.

Nayra melihat Tara lah yang berada di depannya. Ia menatapnya dengan seksama. Yang menciptakan semburat merah dipipinya.

"Sakit?" ulang Tara.

Nayra menundukkan wajahnya, lalu berucap sangat pelan, "Di-kit."

"Makanya kalo jalan tuh juga pakai mata, jangan cuma pakai kaki!" timpal Tara dengan ekspresi datarnya, lalu pergi begitu saja.

Nayra kembali mendongakkan kepalanya, menatap kepergiannya.

Sakittt!!

Sambil mengelus dada, Nayra mengigit bibir bawahnya. Sikap Tara dulu dan sekarang benar-benar masih sama, hobi sekali menenggelamkan perasaannya.

Kuatkan hamba ya, Rabb.

Nayra menghela napas dalam, memperhatikan keadaan sekitar. Berharap tidak ada seseorang yang menyaksikan adegan menyakitkan barusan.

Sesampainya di kantin, Nayra memesan sepiring nasi goreng telur mata sapi. Membayar pesanannya, kemudian duduk di kursi kosong yang berada di sana.

Ketika sedang asik melahap makanannya, seseorang muncul di hadapan Nayra. Membuat makanan yang ia suap tercekat di tenggorokannya.

"Uhukk!!"

"Hati-hati," ucap seseorang yang tiba-tiba muncul itu. Menyodorkan sebotol air mineral kepada Nayra.

Nayra yang memang lupa membeli minuman, akhirnya mau menerimanya dan meminumnya.

"Pelan-pelan makannya," ujarnya lagi, tetapi lebih halus kali ini.

Cinta Sendirian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang