بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Sungguh tak ada yang lebih melegakkan dari rasa cinta yang tersampaikan, dan tak ada yang lebih membahagiakan dari cinta yang terbalaskan.
— Cinta Sendirian🌹🌹🌹
Lorong rumah sakit saat ini nampak sepi, Hafiz berjalan seorang diri sambil sesekali mengusap keningnya yang dipenuhi oleh keringat. Satu jam yang lalu, baru saja ada korban tabrak lari yang kepalanya terluka cukup parah, pasien hampir saja kehabisan darah membuat Hafiz benar-benar kewalahan dan sebisa mungkin untuk menyelamatkan nyawanya.
Seatas izin Allah, syukur Hafiz tadi berhasil menolongnya. Kondisinya yang semula kritis, kini perlahan membaik.
Setelah semua urusannya selesai, Hafiz bergegas untuk pulang. Namun di tengah perjalanan, langkahnya harus terhenti sebab ia berpapasan dengan seseorang.
"Kak Hafiz." Kedua mata mereka saling bertautan, tubuh Hafiz seketika membeku, bibirnya pun ikut membisu.
•••
"Akhirnya sampe juga," gumam Reza, sembari membuka seatbeltnya.
"Nar?" Reza melirik kaca tengah, dilihatnya Nayra masih melamun ditempatnya.
"Nar?" ulang Reza. "Lo mikirin apa sih?"
Nayra sedikit terkejut. "Udah sampai, ya?"
"Hm." Reza mempersingkat.
Tanpa sepatah kata Nayra turun dari mobil kemudian mendahului Reza. Sedangkan Reza memilih tak banyak bertanya dan mengikuti langkah Nayra untuk masuk ke dalam rumah.
"Gimana keadaan Nafisa, Mi?" tanya Nayra sesampainya di dalam.
"Alhamdulillah, sudah lebih membaik. Kamu istirahat di kamar Hafiz dulu sana. Pasti lelah."
"Reza, tolong antar kakak ipar kamu, ya."
"Iya, Mi," balas Reza ogah-ogahan. Sebab tubuhnya juga sudah terasa lemas ingin segera rebahan.
"Nih, Nar. Kamar Abang gue. Insyaallah kagak ada kecoa, soalnya dia orangnya rapih nggak kaya gue."
Bibir Nayra tertarik tipis. "Alhamdulillah, sadar sendiri, ya, walaupun nggak ada yang ngucap."
Reza berdecih. "Biar berantakan-berantakan gini, tetep aja gantengan gue. Jadi, awas khilaf," ujar Reza sembari berjalan ke kamarnya.
Nayra hanya menggeleng pelan, kemudian seraya membuka pintu kamar yang tak dikunci oleh sang pemiliknya.
Baru saja satu langkah Nayra memasuki kamar lelaki yang kini telah menjadi suaminya, Nayra sudah dapat membuktikan perkataan Reza. Bahwa kamar itu memang begitu rapih, seperti tak pernah disentuh sama sekali.
Entah ini semua karena Hafiz yang memang sangat perfectionist sehingga selalu merapikan barang-barangnya sedemikian rupa, atau ini karya ibu mertuanya yang tadi menyempatkan membereskan kamar suaminya sebelum mereka tiba di sana.
Entahlah. Perlahan Nayra menjatuhkan tubuhnya di atas kasur Hafiz yang nyaman, hingga tanpa sadar ia terlelap di sana.
•••
Wajah Hafiz nampak begitu gelisah mengingat pertemuannya dengan seseorang di rumah sakit tadi. Hampir dua puluh menit dalam perjalanan Hafiz lewatkan dengan lamunan. Membuatnya sampai tanpa sadar hampir menabrak seekor kucing yang hendak menyeberang jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sendirian
SpiritualMenyimpan perasaan kepada seseorang memang bukanlah suatu hal yang mudah. Seperti Nayra Az-zahra yang memendam perasaannya kepada seorang lelaki selama bertahun-tahun lamanya dan berujung tak terduga. Penantian panjang Nayra hampir saja membuahkan...