بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kita memang tidak bisa memaksa semua orang untuk menyukai kita. Namun kita bisa berusaha untuk menjadi baik kepada siapa saja.
— Cintasendirian🌹🌹🌹
"Sorry, ya, Nar. Lo jadi nggak sempet makan," sesal Reza. Karena membawa Nayra pergi dari kantin sekolah.
"Iya, gapapa, Za." Nayra memaklumi.
"Tadinya pengen gue rauk dulu tuh mukanya si Pensil," gerutu Irsyad sambil berkacak pinggang. Ia memang seiring meleseti nama orang-orang.
"Yang tadi nggak usah di dengarin, ya, Nar. Cecil emang gitu orangnya. Dia nggak pernah suka kalo ada anak baru perempuan di sekolah kita," ujar Nino.
"Betul. Lebih-lebih kalo dia cantik." Reza menambahi.
"Namanya juga nenek lampir," cetus Irsyad.
Bibir Nayra tak dapat berhenti tersenyum mendengarkan ketiganya berbicara. Ternyata mereka semua tak semenakutkan yang ia kira.
Cap sebagai pembuat onar yang melekat pada mereka terutama Reza, sama sekali tak terlihat oleh Nayra. Mereka justru terlihat sangat ramah dan sangat menjaga orang-orang yang lemah.
Apa mungkin ada suatu kejadian besar yang telah merubah ketiganya sebelum kedatangan dirinya di sana? Pikir Nayra.
Namun Nayra tak mau memusingkan, sebab setiap manusia pasti memiliki sisi baik dan buruk di dalam hidupnya.
Takkan ada manusia yang selama hidupnya tak pernah berbuat dosa, pun sebaliknya, sebejat-bejatnya manusia pasti ada satu kebaikan yang pernah dilakukannya.
Jadi, jangan menilai seseorang hanya dari luarnya saja. Tanpa kita tahu apa yang sebenarnya terdapat di dalam hatinya.
"Nar?"
Nayra terperanjat dari lamunannya.
"Loh, temen-temen kamu pada ke mana, Za?"
"Tuh." Reza menyedikan dagunya ke arah jalan raya. Yang bersebrangan langsung dengan gerbang sekolah mereka.
Tanpa sadar ternyata tadi mereka berjalan sampai sana. Sehingga kini, kedua teman Reza tengah membeli sesuatu untuk Nayra.
"Nih, siomay spesial khusus buat bidadari Aa ... bertabur bumbu-bumbu cinta serta ...."
Belum selesai Irsyad berbicara. Reza mengambil sepiring siomay itu kemudian melahapnya.
"Za!! Kok elo sih yang makan. Itu khusus gue beli buat bidadari gue."
"Gue cobain dulu, aman atau enggak. Gue takut Nayra muntah gara-gara lo bilang ini pake bumbu-bumbu cinta."
Irsyad mendengus kesal.
"Nih, Nar. Makan yang ini aja." Nino menyodorkan salah satu piring siomay yang ia bawa kepada Nayra.
"Wah, lo berdua bersekutu, ya, buat gagalin usaha gue untuk memerdekakan diri dari kejombloan ini."
"Iya, kenapa, nggak suka?" balas Reza santai.
"Emang cocok lo berdua. Jadi penjajah," umpat Irsyad.
Nino terkekeh. "Baper banget sih lo, Syad. Niat gue, kan, baik biar Nayra nggak kelaperan. Masa dia makan, makanan bekas Reza."
"Tau, lo." Reza menambahi tanpa berdosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sendirian
SpiritualMenyimpan perasaan kepada seseorang memang bukanlah suatu hal yang mudah. Seperti Nayra Az-zahra yang memendam perasaannya kepada seorang lelaki selama bertahun-tahun lamanya dan berujung tak terduga. Penantian panjang Nayra hampir saja membuahkan...