بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
"Jika Allah mengabulkan doaku maka aku berbahagia, tapi jika Allah tidak mengabulkan doaku maka aku lebih berbahagia, karena yang pertama adalah pilihanku, sedangkan yang kedua pilihan-Nya"
— Ali Bin Abi Thalib.🌹🌹🌹
Pernikahan merupakan sunatullah yang berlaku umum bagi semua makhluk-Nya. Suatu ikatan suci yang bermanfaat dalam menjaga kehormatan diri, serta terhindar dari hal-hal yang dilarang oleh agama. Membentengi diri dari perbuatan keji dan merendahkan martabat, salah satunya zina.
"Kenapa pipi kamu merah?"
Nayra terus menundukkan kepalanya, tatkala ia berdiri berhadapan dengan seseorang yang kini telah halal untuknya.
Mereka akan melakukan proses tukar cincin dihadapan para tamu undangan.
"Silahkan ... Nak Tara."
Tara mengambil sebuah cincin, lalu memasangkannya ke jari manis Nayra. Nayra pun melakukan hal serupa dengan tangan yang sedikit gemetar.
"Nggak usah grogi, sudah halal," goda Tara lagi. Membuat pipi Nayra semakin merona.
Setelah puas menggoda perempuan yang kini telah sah menjadi istrinya. Tara meletakkan satu tangan Nayra dipunggungnya, lalu tangan satunya lagi ia genggam layaknya seseorang ingin berdansa.
Tatkala musik menyala, Tara membawa Nayra untuk menikmati setiap lantunannya dengan gerakan seadanya.
"Aku malu," bisik Nayra pelan. Dengan wajah yang selalu ia tundukkan.
"Tenang. Punggung saya sudah seratus persen halal, jika kamu mau jadikan sebagai sandaran."
Tanpa aba-aba, Nayra menyembunyikan wajahnya dipunggung Tara.
"I love you," bisik Tara tepat ditelinga Nayra.
"I LOVE YOU MORE, Tara Sayang!"
Byurr.
Tara terperanjat, tatkala wajahnya diguyur air oleh seseorang.
Saya di mana? Kenapa begitu gelap?
Tak hanya itu tangan dan kakinya pun terikat.
Tara sama sekali tak mengingat apapun. Selain kepalanya yang sempat dipukul oleh seseorang, yang sakitnya bahkan masih terasa hingga sekarang.
Ia berusaha sekeras mungkin untuk melepaskan ikatan ditangan dan kakinya. Namun sayang itu semua sia-sia.
"Lepaskan saya!"
Terdengar tawa jahat di depan Tara, dan itu suara seorang wanita.
"Siapa kamu!?"
"Cup, cup, cup." Wanita itu membungkukkan tubuhnya, sehingga wajahnya sejajar dengan wajah Tara.
"Hallo, Sayang. Kamu sudah bangun. Masih ingat sama aku?"
"Gimana? Sudah puas bermimpinya? Menikahi bocah ingusan itu!"
"Diana?"
Tawa jahatnya semakin keras. Ia lantas membuka penutup mata Tara.
"Benar, 'kan. Kamu itu nggak akan bisa lupain aku. Buktinya ... kamu masih hafal suara aku," jedanya sebentar, tersenyum misterius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sendirian
EspiritualMenyimpan perasaan kepada seseorang memang bukanlah suatu hal yang mudah. Seperti Nayra Az-zahra yang memendam perasaannya kepada seorang lelaki selama bertahun-tahun lamanya dan berujung tak terduga. Penantian panjang Nayra hampir saja membuahkan...