Bab. 14 - Harapan Dalam Doa

6.8K 469 8
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Berdoalah kepada-KU, niscaya akan AKU perkenankan bagimu.
Qs.Ghafir : 60

🌹🌹🌹

Jam pelajaran yang telah berganti menandakan bahwa hukuman untuk Nayra sudah berakhir. Nayra dan Reza segera berjalan kembali ke kelas. Namun mereka sempat berpisah sebab Reza ada keperluan mendadak.

Reza pergi ke toilet sekolah.

"Tunggu."

Langkah Reza terhenti, tatkala ingin berjalan ke kelas.

"Ada apa, Pak?" tanya Reza dengan tatapan datar. Yang berhadapan dengannya kini adalah Tara.

"Kamu ngapain tadi pake mayung-mayungin Nayra segala."

"Ada masalah, Pak? Saya cuma nggak mau Nayra pingsan kaya sebelumnya."

"Dia itu sedang dihukum. Kamu nggak perlu sok heroik."

Reza tersenyum kecut. "Saya bukan sok heroik kok, Pak. Saya cuma punya rasa peduli aja terhadap temen saya ... hati saya cair, Pak. Nggak keras kaya BATU." Reza bermaksud menyindir Tara.

"Tetapi kenapa kamu seperti itu hanya kepada Nayra? Saya lihat kamu biasa saja kepada teman-teman perempuan kamu yang lainnya."

"Bapak kenapa ngurusin banget si masalah kaya begini. Emang Nayra siapa Bapak? Sampe Bapak ngurusin banget," pancing Reza.

"Nayra itu--"

"Apa, Pak?" Reza menantang Tara agar berucap jujur di depannya.

"Lain kali kamu nggak perlu bantu dia," ucap Tara akhirnya, lalu pergi meninggalkan Reza.

•••

"Nar. Nanti kita perlu bicara empat mata," ujar Reza pelan ketika sampai di kelas.

Mereka semua mulai mengikuti jam pelajaran kedua hingga selesai.

"Ada apa, Za?" tanya Nayra saat jam istirahat tiba.

Mereka berdiri di dekat lapangan sekolah. Tempat yang tak begitu ramai sebab kebanyakan murid berada di kantin.

"Jadi gimana kemarin? Dia beneran dateng?"

Nayra mengangguk samar. "Jadi, Za."

"Terus lo jawab apa?"

"Aku nyerahin semuanya ke Papa."

"Terus bokap lo jawab apa?"

Nayra menghela napas. "Iya."

Air muka Reza berubah seketika, ia terus melihat ke arah Nayra dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

"Jadi, kapan kalian nikah?" tanya Reza dengan setengah hati. Wajah cengengesannya kini berubah menjadi tak bersahabat.

"Satu minggu lagi."

Mata Reza hampir meloncat. "Yang bener aja, nggak bisa nunggu kelulusan dulu apa? Sekolah lo gimana, Nayra?"

"Mau nggak mau rahasiain sementara."

Cinta Sendirian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang