Trouble In Love

53.4K 990 6
                                    

Tubuh pria itu penuh dengan darah...

membuat ketakutan seketika menyergap ku dan aku benar-benar tak tahu apa yang harus kulakukan selain terus berteriak agar seseorang menolong kami karena aku benar-benar tak mau kehilanganya Tuhan.

aku tak habis pikir kenapa laki-laki ini melakukan hal bodoh dengan menembak kepalanya sendiri walau aku yakin dengan benar alasan nya tapi bukan berarti aku mau membenarkan semua itu.

.

.

.

tadi pagi seperti biasa aku hanya ingin menyapanya dengan membawa sarapan kesukaannya. ini adalah salah satu trik ku mendekatinya hehehe... seandainya dia belum memiliki tunangan tindakankan ku ini tak kan terlihat konyol tapi siapa peduli toh aku hanya berusaha. mungkin aku harus menambahkan PELET atau sesuatu kedalam makanannya agar keinginanku bisa terkabul dengan cepat. bibirku tersenyum saat mendengar pemikiran ku itu hal yang tak akan kulakukan meski kadang aku mulai bosan pada sikap nya yang tak pernah peduli padaku.aku hanya mencintainya tuhan hanya itu yang ku tahu

samar-samar kudengar pertengkaran orang dari balik pintu apartemen sementara aku hanya diam mematung sambil mengeratkan kedua tanganku pada kotak makanan yang sudah kupersiapkan sejak pagi. ku coba mencari tahu apa yang ter jadi lewat pintu apartemen yang sedikit terbuka 'kenapa mereka terlalu bodoh hanya untuk sekedar menguncinya ...' sambil kudorong pintu itu agar sedikit lebih terbuka karena rasa penasaranku yang benar-benar hampir meledak

"Aku hanya ingin mengakhiri semua ini..."gadis itu tertunduk sambil menopang kepalanya dengan kedua tangan tubuhnya gemetar hebat saat mengatakan semua itu "aku mencintaimu tapi aku tak ingin menyakiti mereka"

"KAMU PIKIR AKU TIDAK..."teriak pria itu matanya mulai merah penuh dengan amarah "setidaknya kita harus mencoba ..."kedua tanangannya meraih tangan gadis itu sambil memohon suaranya berubah lembut "aku yakin kita bisa" gadis itu hanya menggelengkan kepalanya

tangan kanan gadis itu mencoba mencopot cincin yang ada di jari manis tangan kirinya lalu sembarangan meletakkan di samping ia duduk. "maafkan aku ..." seraya menutup kedua matanya mengumpulkaan semua keberanian nya untuk memeluk pria yang bersimpuh didepannya "ini yang terakhir untuk kita"

lalu pergi meninggalkan pria itu begitu saja

aku menatap punggung gadis itu menjauh, gadis itu bahkan tak sadar aku ada disini. kualihkan pandanganku pada pria itu. bibirku tersenyum melihat kesempatan didepanku. katakan itu buruk atau apapun aku tak peduli karena ku tak akan melakukan hal bodoh seperti yang dilakukan gadis itu. aku terlalu mencintai pria itu tuhan...

baru beberapa langkah ku coba mendekatinya tiba-tiba hati ku tercekat sakit yang luar biasa melihat laki-laki itu berubah rapuh menangis sejadi-jadinya tak peduli padaku ... benar-benar tak peduli dan aku yakin hatiku benar-benar sakit dibuatnya.

"a..aku cinta kamu..."

"aku sungguh cinta kamu..."

"aku cinta kamu..."

aku yakin mendengar semua itu dan lebih yakin lagi itu bukan ditujukan pada ku.

pria itu berdiri pandanganya kosong langkahnya gontai masuk ke dalam ruang kerjanya. kukejar dia setelah kuambil cincin yang ditinggalkan gadis itu di sofa. langkah kaki ku percepat saat ku dengar suara tembakan hati ku kini diliputi ketakutan saat melihatnya terkapar dilantai bermandikan darah. air mata membanjiri kedua mataku. tubuhku terasa beku tak percaya apa yang ku lihat.

begitu kesadaran kudapatkan segera ku raih tubuhnya. kupeluk erat sambil terus menangis dan berteriak tidak karuan.

PLAK..

kupukul kepalaku sendiri menyadarkanku untuk tidak melakukan hal bodoh aku harus menolongnya kucari hp lalu kutelpon ambulans.

kukumpulkan keyakinan bahwa semua akan baik-baik saja. aku hanya ingin dia hidup tak ku pedulikan aroma darah yang memenuhi ruangan ini ataupun bajuku yang penuh dengan darah ku peluk dia sambil terus berdoa dalam tangisku.aku yakin dia masih sadar saat menatapku. ku belai wajahnya yang juga bermandikan darah merah semua berwarna merah aku iba-tiba benci warna itu semakin banyak warna merah semakin besar ketakutakanku untuk kehilangannya

"aku disini ...semua akan baik-baik saja ..."kekecup pipinya penuh sayang "kamu harus hidup HARUS ... " hanya itu sudah cukup bagiku aku tak kan menuntut apapun darimu ...

dua jam terasa begitu lama kuhabiskan waktuku terus bersamanya dan juga bersama ketakutanku. kugenggam tangannya sekuat tenaga kudampingi dia selama mungkin kakiku mengikuti kemana arah membawanya tak kan kubiarkan siapapun memisahkan kami.

tapi kenyataan berkata lain dokter membawanya ke meja operasi menutup pintu rapat-rapat dan seorang suster memintaku mengurus sesuatu di bagian administrasi ku kuras tabunganku untuk menutupi segala biaya rumah sakit setelah sebelumnya kuisi formulir yang disodorkan oleh salah seorang petugas. setelah semua ini selesai hanya satu yang kuinginkan berada disisinya ya... hanya itu

Troubel In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang