Seorang pria masuk ke dalam kamar Felix untuk menemui Tante Retha. Langsung saja Tante Retha melemparkan sebuah photo pada pria itu.
"Cari tahu apa hubungan gadis itu dengan apa yang terjadi pada putraku"
"Baik" pria itu langsung pergi begitu menerima perintah.
.
.
.
.
.
"Kamu yakin ga apa-apa?"
"Apaan sich?" Aku memukul bahu Sergio, tidak serius hanya bercanda.
Sergio tersenyum "Inget ya, nanti aku yang jemput kalau aku belum dateng kamu tunggu aja didalem"
Nathasa membentuk kode ok dengan tangannya. Sebelum Nathasa keluar Sergio menariknya tiba-tiba. Nathasa tersentak saat Sergio mengecup pipinya. Pipi keduanya memerah disaat yang bersamaan.
Dengan gugup Nathasa langsung keluar dari mobil sambil memegangi kedua pipinya yang terasa panas. Sergio baru pergi meninggalkan tempat itu setelah melihat gadisnya masuk. Tanpa keduanya sadari seseorang tengah mengawasi dari kejauhan dengan tangan terkepal.
.
"Tadi dianter siapa?" Fanya saat istirahat makan siang.
"Bukan siapa-siapa!"
"Yakin! Tapi kayak pernah lihat dech?!"
Nathasa hampir tersedak mendengar kata-kata Fanya. Sedang si biang kerok malah cengar-cengir ga jelas.
"Udah dech ketawanya!" Nathasa memulai aksi ngambeknya
"Cie..cie..."Fanya asik mentowel dagu Nathasa "Merah banget tuch muka!" Refleks Nathasa memegangi pipinya.
"Permisi!" Sontak keduanya menoleh kearah satpam yang mengintrupsi obrolan mereka "Ada yang nyari Bu Nathasa!"
"Oh.. iya makasih Pak!!"
"Kalo gitu Bapak balik ke pos dulu Bu, orangnya nunggu didepan" sambil menunduk sopan.
" Siapa Nath?"
"Tauk.." mengangkat bahu
Tanpa peduli dengan rasa penasaran Fanya, sebenarnya ia juga ingin tahu siapa yang mencarinya. Tidak ada yang tahu ia bekerja disini. Hanya Sergio itupun karena tadi pagi ia memaksa mengantar Nathasa. Langkah Nathasa terhenti mendapati orang didepannya.
"Abang?"
Vano menarik tangan adiknya masuk kedalam mobil. Tanpa banyak bicara ia membawa mobilnya menjauh, saat menemukan tempat sepi segera ditepikan mobilnya. Sulit bagi Nathasa untuk mengerti apa yang sedang terjadi, sedangkan Vano lebih memilih mendiamkannya.
"Abang kenapa?" Nathasa membuka pembicaraan, ia tak punya banyak waktu karena setengah jam lagi jam mengajarnya dimulai.
"Gue ga suka lo jadi penipu"
"Aku ga ngerti maksud abang" Nathasa mencoba meredam suaranya, ia tak mau Vano mengetahui kebohongannya.
"You in big troubel" kemarahannya meluap "Gue disuruh Retha nyari tahu pacar anaknya..."
"...."
"Gue tahu itu bukan lo!"
"Aku ga maksud nipu mereka.... mereka yang salah ngenalin aku!"
"Tapi lo juga yang iya-in" Vano benar Nathasa memang salah
"Aku cinta sama Felix" Nathasa menutupi wajah dengan kedua tangan mencoba menahan tangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troubel In Love
RomanceIni karya pertama gue di watty, kenangan banget. Ancur tapi gue ngga bakal hapus. Ini sejarah besar dalam hidup gue ... nulis cuy.