10

9.2K 430 7
                                    

Tumpukan berkas di meja Retha makin meninggi, hingga membuat wanita itu kesulitan meluangkan waktu untuk Felix, sudah hampir empat bulan tapi belum ada tanda-tanda Felix sadar dari komanya. Seakan masalahnya belum cukup banyak mendadak Sergio menghilang meninggalkan Retha kelimpungan sendiri mengurus perusahaan dan menjaga Felix disaat yang bersamaan.

Retha menikmati pijitan dipundaknya dengan tangannya sendiri saat melihat sesuatu yang seakan dibencinya. Dia melihat gadis itu berjalan keluar dari rumahnya dari balik kaca jendela ruang kerjanya. Jendela itu sendiri tampak gelap bila dilihat dari luar sehingga Nathasa tidak tahu menyadari keberadaan Retha yang terus mengawasinya.

Retha sangat marah mengetahui kalau Nathasa sering mengunjungi Felix saat dirinya sibuk bekerja dari pelayan tua yang telah mengabdi padanya puluhan tahun. Kemarahannya memuncak hingga melarang setiap orang yang bekerja dirumahnya untuk mengijinkan Nathasa datang mengunjungi Felix. Bahkan tanpa banyak berfikir Retha menambahkan jumlah pengawal yang menjaga rumahnya.

Keesokkan harinya, Nathasa datang berkunjung seperti biasa namun ditolak kasar oleh satpam yang bekerja untuk Retha, melihatnya Retha tersenyum penuh kemenangan. Namun senyumnya tak bertahan lama karena dokter mengabarkan padanya kondisi Felix memburuk.

Hatinya hancur melihat kondisi anaknya seperti itu. Retha menggenggam tangan Felix berharap keajaiban datang pada putra kesayangannya..

.

.

.

.

.

"Mbok Darmi maukan menolong saya!" Aku sengaja menemui pelayan tua yang bekerja untuk Felix saat ia keluar dari rumah, hanya kesempatan ini yang ku punya.

"Tapi Mbak! Mbok takut Nyonya marah!"

"Nanti biar saya yang bicara sama Tante Retha!"

Mbok Darmi tidak yakin dengan kata-kata gadis didepannya, ia tahu betul majikannya sendiri yang melarang gadis itu untuk datang dan menemui anak majikannya. Tapi entah mengapa ia sangat ingin sekali menolong gadis itu.

"Mbok ngga kasihan sama aku !" Aku senang saat melihat anggukan Mbok Darmi tanpa ragu kupeluk tubuh tuanya. Mbok Darmi sendiri terkejut dengan apa yang kulakukan.

Mbok Darmi membawaku masuk lewat pintu belakang yang tidak dijaga pengawal suruhan Tante Retha lalu mengendap-ngendap seperti pencuri mencari kamar Felix. Sekalipun aku pernah tinggal disini, aku tak pernah sekalipun memasuki bagian belakang rumah karena yang kulakukan hanya menemani Felix dan selebihnya berada dikamar tamu yang disediakan untukku. Kalaupun tempat lain yang kutahu hanya ruang makan tempat aku biasa menemani Sergio dan Tante Retha sarapan dan makan malam. Mengingat pria itu hatiku bertanya-tanya dimana dia sekarang apa dia dirumah ini juga. Aku belum siap menemuinya setelah apa yang terjadi terakhir kali.

Begitu menemukan pintu kamar Felix Mbok Darmi menyuruhku masuk sendirian sedang ia berjaga di depan. Aku memberi dua jempol untuk idenya. Pintu terbuka dan....

Semangat untuk bertemu Felix hilang seketika melihat tante Retha berdiri disamping Felix yang terbaring seperti biasa. Tapi aku sedikit curiga dengan tingkah Tante Retha. Tubuhnya sedikit kurus, tetap cantik tapi ini berbeda Tante Retha seperti sedang kacau. Ia tak menyadari keberadaanku sama sekali. Satu tangannya menutup mulutnya seperti berusaha menahan tangis sedang tangan yang lain menyentuh alat bantu pernafasan Felix. Tuhan semoga yang aku fikirkan salah...

Kuharap yang kulihat adalah mimpi burukku, Tante Retha bertindak gila dengan mencabut alat bantu pernafasan Felix dalam hitungan detik tubuhnya kejang-kejang karena kesulitan bernafas.

Troubel In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang