16 b

7.3K 430 10
                                    

Apapun akan Sergio lakukan agar gadisnya kembali tidak peduli kalau dia harus kehilangan banyak. Harta bisa dicari tapi cinta yang ia rasakan tidak mungkin datang lagi, dengan keyakinan itu Sergio mengembalikan semua saham atas namanya kepada Retha, tapi bukan berarti ia tidak bersiap untuk kemungkinan terburuk. Sebelum memberikan semuanya Sergio menyuruh orang-orangnya untuk membututi Retha dan Felix juga anak buah Retha yang sempat bersitegang dengannya dulu, anak buah Retha yang diselidiki Sergio tak lain adalah Vano, Theo juga beberapa orang kepercayaan Retha lainnya.

"Lakukan dengan baik aku tidak mau ada satu kesalahan sekecil apapun!" Perintah Sergio pada orang suruhannya yang berpakaian serba hitam.

Orang suruhan Sergio tidak menunggu perintah kedua kali langsung pergi menjalankan tugasnya berbekal informasi yang didapatkan sebelumnya.

Orang-orang suruhan Sergio segera bergerak mengikuti Retha dan yang lainnya sesuai perintah tapi tidak menemukan apapun tanda-tanda keberadaan Nathasa karena Retha menjalani harinya seperti biasa begitu juga Felix, Vano dan orang kepercayaan Retha kecuali Theo. Pria itu seharian mengurung diri dirumahnya dengan tumpukan botol-botol kosong minuman keras berbagai merek. Keadaannya makin kacau setelah Vano menjauhkannya dari Nathasa.

Didinding kamarnya kini dipenuhi foto Nathasa baik itu sendiri atau bersamanya dan Vano, Theo bahkan merobek foto mereka bertiga dan menyisakan gambar dirinya dan Nathasa lalu memasangnya kembali. Setelah itu Theo menenggak minumannya sambil memandangi gambar Nathasa bersamanya. Satu botol habis hanya dengan beberapa tenggakan, lalu melemparkannya sembarangan hingga pecahan botol berserakan dilantai.

Kedua mata Theo merah karena mabuk sedangkan tangannya meraba saku bergerak mencari sesuatu dan mengeluarkan ponselnya yang tersimpan disana. Ibu jarinya menekan panggilan cepat yang tersimpan dicontact lalu muncul nama Nathasa disana, Theo kecewa begitu mengetahui ponsel Nathasa tidak aktif lalu beralih mencari nama Vano diponselnya.

Tuuutttt... tutttt...

Tersambung

"..." Theo tersenyum mendengar suara makian sahabatnya, bagi Theo itu terdengar lebih baik dari pada didiamkan terus menerus oleh Vano.

" Maafin gue..."

"..."

"Gue tahu gue anjing kudisan yang ngga tahu malu, tapi gue beneran cinta sama Nath..."

"..."

"Hikss...hikss..." Theo terisak mendengar penolakan Vano,"Ijinin gue ketemu sekali aja ... sama Nath, setelah itu mau lo nyuruh gue apapun gue turutin bahkan kalo lo minta nyawa gue... gue ikhlas kasih ke lo!" Suara Theo begitu lemah tanpa daya di selingi dengan isakan tangis yang membanjir.

Bagi pria seperti Theo menangis adalah sebuah pantangan tapi dia selalu manangis karena Nathasa, terakhir kali ia menangis saat ia menemui gadis itu di Rumah Sakit dan menemukannya terbaring dengan balutan luka yang disebabkan dirinya. Kali ini pun sama Theo menangisi Nathasa karena terbayang bagaimana nantinya dia tanpa gadis itu.

Theo patah hati tapi kali ini ia patah hati karena seorang gadis, seorang gay sepertinya akhirnya bisa jatuh cinta pada seorang gadis. Theo menertawakan dirinya, bukan karena pesimis atau terlalu pengecut untuk memperjuangkan cintanya tapi karena Theo mengenal baik sahabatnya. Vano tidak akan membiarkan Nathasa bersama pria semacamnya ataupun Sergio. Pria yang ada dalam standart Vano untuk Nathasa adalah seorang pria baik-baik tanpa sejarah hitam dalam hidupnya terlebih lagi pria itu harus bisa memberikan kehidupan normal untuk Nathasa.

"..."

"Iya gue masih disini"

"..."

"Gue tau gue salah bro, tapi ini masalah hati kalau boleh milih gue ngga mau ada urusan sama lo!" Balas Theo dengan nada suara lebih tenang. Begitu mendengar suara tawa disebrang sana Vano pun turut tertawa keras tanpa beban.

"Gue laki pantang langgar janji, sekarang lo bilang dimana Nath sekalian gue bawain bensin kalo lo mau bakar gue idup-idup!"

"..."

"Apa?" Raut wajah Theo berubah tegang, "Lo yakin?!"

"..."

"Lalu apa yang mesti gue lakuin?"

"..."

"Gue ngerti bro apapun bakal gue lakuin buat lo ... juga Nath!"

***

Penasaran apa yang terjadi?

Jujur aku juga, sayang Vano terlalu songong buat bagi-bangi si Theo masih sibuk teler kalo Sergio ....ehmmm kayaknya ngga tahu apa-apa dech selain bagaimana cara mencintaiku hahahahaha...

Timpukin author rame2 hehehehe

Anggap ini permintaan maaf saya yang dah lama ngga update Troubel In Love, selamat menikmati parade update maraton spesial dari saya

Lu u all

Troubel In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang