2

15.4K 673 4
                                    

kepala ku terus berfikir sejak kapan cincin itu melingkar di jari manisku. Ku coba mengingat tapi nihil otakku buntu mendadak. Pria itu terus menyalahkanku atas apa yang terjadi pada Felix.

'hei! ini bukan salahku!' ingin aku membela diri tapi lidahku beku mendengar setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya. semuanya terasa menyakitkan bagiku.

aku membuat Felix frustasi hingga nekat bunuh dini yang benar saja, aku cinta mati padanya untuk apa aku melakukan hal konyol itu harusnya aku yang menarik pelatuk dan meledakkan kepalaku sendiri. apa pria ini tau Felix tak pernah menganggap aku ada hem... hati mangkel harusnya bukan aku yang harus dihakimi pria ini tapi gadis itu. Diandra yang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dan beradaa disisi Felix

apa yang aku fikirkan?

Diandra bersama Felix, aku bahkan jauh lebih baik dari gadis itu

"Diandra ..."

'aku bukan Diandra...' pria itu kembali mencengkram bahuku. Entah kenapa ia suka sekali menyakitiku dengan cara ini.

"kalau kau masih ingin meninggalkan Felix bahkan setelah semua yang terjadi aku akan membunuhmu"

'aku takkan meninggalkannya dan kau tak berhak membunuhku' semua bagian tubuhku membeku meski hati ku perih karena pria itu terus mencecarku.

.

.

.

.

.

aku benar-benar bodoh entah apa yang ada dalam otakku. pria bernama Sergio itu salah mengira aku adalah Diandra Natasha tunangan Felix dan aku hanya diam tak memberinya penjelasan apapun. bukankah Sergio adalah teman Felix, aku yakin sering melihat mereka bersama bahkan rasanya hubungan mereka lebih dari itu dan wanita yang kini terduduk disamping Felix adalah mamanya sendiri bagaimana mungkin mereka salah mengenaliku sebagai tunangan Felix ini benar-benar aneh.

apa yang harus aku lakukan ?

apa aku harus mengatakan yang sebenarnya?

apa reaksi mereka?

minta maaf dan berterima kasih karena menolong ku atau malah mengusirku yang sebenarnya tidak memiliki kepentingan apapun?

bagaimana jika aku tidak diijinkan bersama Felix?

hatiku benar-benar hancur memikirkannya. aku tidak mau lagi, setiap hari hanya bisa menatapnya dari jauh dan bahkan kadang tidak memiliki keberanian apapun hanya untuk sekedar mendekati Felix. Butuh waktu sangat lama membuat Felix menoleh kearahku butuh kesabaran ekstra menerima setiap sikap dingin dan angkuh pria itu. ini karena ia bukan Diandra Natasha yang pintar cantik dan kaya. gadis yang amat dicintai Felix, yang membuat pria itu gila hingga meledakkan kepalanya sendiri.

"Gio!?"

"Ya mom!"

"Antar Diandra pulang ..."

Tuhan apa benar mereka akan mengusirku

"Tante ma.. maafin sa-ya.." mataku terasa panas dibanjiri air mata kalaupun harus memohon akan kulakukan asal tidak diusir olehnya.

wanita itu menoleh padaku. tatapannya lesuh penuh keputus asaan.

"pulanglah..." hatiku hancur seketika "istirahat biar tante yang jaga Felix" kata-katanya masih terdengar sebagai penolakan atas kehadiranku. lagi-lagi tangan Sergio menarik bahuku menuntunku keluar dari kamar Felix dirawat.

"Katakan dimana apartemenmu biar ku antar" aku hanya menggeleng lalu memilih meninggalkan pria itu di belakang ku.

.

.

.

.

.

Pulang apa ku harus benar-benar pulang lalu bagaimana caranya untuk pulang. ini sudah terlalu malam dan tak ada satupun kendaraan yang lewat atau kembali saja tempat Felix tapi aku sudah diusir.

Troubel In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang