hatiku benar-benar kacau mendapatinya terbaring tak berdaya, tubuhnya yang lemah masih harus dibantu infus besar disisi ranjang. setelah puas menangis kulangkahkan kakiku pulang meninggalkannya
'aku hanya pergi sebentar...' janjiku dalam hati
ku bersihkan tubuhku dengan mandi setelah kucampakkan bajuku yang kotor oleh noda darah ke tempat sampah. beberapa barang yang sekiranya dibutuhkan ku masukkan kedalam tas tak lupa ku hubungi temanku mengatakan aku ambil cuti sementara waktu lalu berlari ke apartemennya membersihkan sisa kekacauan yang dia buat.
kubuang semua foto dia dan tunangannya yang kutemukan, entah seberapa dalam kebencian tiba-tiba meracuni ku tak kusisakan setiap jejak gadis itu di apartemennya. baru setelah melihat foto keluarga nya aku baru menyadari bahwa ada orang lain yang lebih berhak atas dirinya.
tanganku mencari-cari hp pria itu dalam laci kerjanya aku yakin ia selalu menaruhnya disitu. aku mencari kontak keluarganya dengan tangan gementar ku tawar hatiku sebelum melakukannya. hati ku kalah kukantongi lagi benda kecil itu.
.
.
.
.
aku orang asing baginya saat dia bangun hatiku yakin bukan aku yang ia ingin temui. hatiku sakit karna pemikiranku sendiri tapi hatiku tidak boleh egois aku tidak bisa melakukan apapun selain ini ...
"ha..halo"ku tempelkan benda dingin itu di telingaku
"..."
"Felix ... dia di rumah sakit"
"..."
"maaf tapi bisakah anda datang segera"
tut....
hatiku menangis kuraih tangannya kukecup sayang. pria yang aku cintai mendadak koma sesuai vonis dokter. aku marah mendengar semua nya, ini jauh lebih buruk dari apa yang aku bayangkan ... aku siap menggantikan posisinya menahan semua sakit yang ada tapi yang kudapati hanya diriku yang terduduk disampingnya melihat dia tidur tanpa tahu kapan bangun.
.
.
.
.
aku tak menyadari kapan mereka datang hingga sebuah tangan menyentuh pundakku. refleks tanganku menghapus sisa air mata kurasakan panas di kedua mataku mungkin terlalu banyak menangis. ku tatap wanita yang berdiri didepanku parasnya cantik meski beberapa rambutnya mulai memutih. wajahnya panik mungkin ia akan jatuh bila tak segera bersandar pada tubuh dibelakangnya. aku berdiri dari tempat dudukku memberi tepat untuknya berada disamping Felix meski tak rela tapi aku tahu wanita itu lebih berhak.
"apa yang terjadi?"
pertanyaan itu sudah kuprediksi dan aku belum menemukan jawaban untuk itu.
"ak.. ku tidak tahu " tiba-tiba sebuah tangan mencengkram bahuku dengan kasar kedua matanya menghakimiku "dia menembak kepala nya sendiri" tentu saja mana tega aku menyakitinya
pria itu tak segera melepaskan tangannya malah dengan kasar dia mendorong tubuhku. punggungku sakit beradu dengan lantai. kulihat tubuhnya yang besar dan menjulang membuat ku takut ku alihkan pandanganku kearah Felix wanita itu menangis tak kalah hebat dengan yang kulakukan. belum sempat ku berdiri pria itu menarikku terduduk di sudut. dia masih menuntutku membeeri penjelasaan padanya dan aku memilih diam mencoba terlihat tak peduli padanya tapi itu hal paling mustahil karena tubuh besarnya teus mengisi pandanganku
"apa kalian PUTUS?" aku tercekat mendengar kata-katanya otakku butuh waktu terlalu lama untuk mengerti. melihatku yang tak bereaksi tinju pria itu menghantam dinding yang ada di belakangku
TUHAN apa yang akan terjadi padaku ... jika pria ini kalap. aku menyadari matanya memandang cincin yang melingkar di jari manisku dan aku baru menyadari entah sejak kapan aku memakainya
![](https://img.wattpad.com/cover/16178320-288-k849622.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Troubel In Love
RomanceIni karya pertama gue di watty, kenangan banget. Ancur tapi gue ngga bakal hapus. Ini sejarah besar dalam hidup gue ... nulis cuy.