Sergio menemaniku diruang tunggu Bandara, sebuah lagu milik CN Blue 'Dont Say GoodBye' mengalun indah menemanidetik-detik terakhirku bersamanya. Jari jemarinya bertautan dengan jari jemariku, bersandar didadanya membuatku bisa merasakan setiap detakan jantunya yang berpacu kencang dan lantang.
"Apa kamu tak ingin aku pergi?"
"Iya!"
Bibirku terulas senyum,"Karena itu kamu putar lagu itu."
"Mungkin?!" Menggodaku bahkan tak segan mengecup puncak kepalaku.
Tanganku mulai bermain ditelapak tangannya, menuliskan setiap alamat email milikku yang aktif, sosmed, hingga alamat kampus dan asrama yang telah dipersiapkan Vano.
" Kalau salah satu sulit dihubungi coba yang lain!"
"Iya!" Menjawab patuh,"Jangan sembarangan memberika. Nomormu pada pria lain!"
Bibirku manyun mendengarnya,"Kalau begitu aku harus menghapusnya..."
Pura-pura marah dan menggosok telapak tangannya, Sergio menarik tangannya dan menyembunyikan dibelakang punggung dengan angkuh.
"Ini sudah jadi milikku jadi tidak boleh ada yang merebutnya!"
Bukannya marah aku malah memeluk Sergio karena mungkin ini yang terakhir jadi aku ingin terus memeluknya.
"Kamu tidak membawa apapun?" Membalas pelukanku.
"Apa boleh aku membawamu?"
"Bagaimana kalau tetap tinggal disisiku?"
"Selalu saja berputar-putar ...membuatku bosan dan pasti akan merindukannya!"
"Bagaimana dengan kakakmu?" Merenggangkan pelukan dan merapikan anakan rambut diwajahku.
"Setibanya disana baru aku akan menelpon, barang-barangku juga sudah dikirim tadi pagi... Gio boleh aku menciummu?"
Tanpa memberi jawaban Sergio melumat habis bibirku, lidahnya bahkan tak segan bermain didalam rongga mulutku hingga membuat lidahku turut menari bersamanya.
Ada gairah disana yang sulit kubendung, perasaan takut kehilangan membayang dipelupuk mataku yang terpejam.
"Buka matamu my love!"
Sesuai perintahnya kubuka mataku, menatap wajahnya dalam-dalam dan menyimpannya dalam memori utama kepalaku.
"Say I Love You!"
"I love you!"
"I love you too my quuen!" Tak berhenti mengecup keningku, kedua mata, hidung serta kedua pipiku yang berakhir dibibirku sekali lagi, sebuah ciuman kembali mendarat dan berakhir dengan sebuah panggilan yang harus membuat kami berpisah.
"Boleh aku bilang sesuatu?"
"Iya!" Jawabnya dengan wajah sedih.
Ku kecup pipinya sebelum mengatakan apapun, "Aku suka pria yang pandai bermain alat musik."
"Akan ku lakukan...apa aku juga boleh bilang sesuatu?"
Wajahku terasa panas namun tetap kupaksakan mengangguk.
"Aku suka dengan gadis yang patuh... selalu ingat untuk tidak mendekati pria lain!"
Kuhapus airmataku sebelun mengatakan selamat tinggal dan berlari jauh darinya sebelum semua pertahananku hancur.
.
.
.
Melihat air matanya membuatku sakit, keinginanku untuk bersamanya kian kuat. Tapi janjiku padanya sungguk menyiksa. Hanya bisa menatap punggung gadis ku menghilang ditengah kerumunan banyak orang sungguh membuatku tak berdaya.
Nathasa Dewy
Akan kuukir namamu bersama takdirku.
Sebuah ponsel keluar dari dalam saku celanaku. Dengan cepat kuketik nama malaikat cantikku juga semua hal yang ia tulis ditelapak tanganku.
Berharap semua belum terlambat untuk dimulai...tidak!
Dia sudah memintaku menunggunya jadi ini belum berakhir saat belum dimulai sama sekali. Tunggulah sayang kita akan memulai semuanya bersama.
"Halo, Chleo!"
"..."
"Siapkan segalanya, aku akan kembali ke Zurich."
"..."
"Serahkan segalanya pada Nyonya Retha biarkan dia yang mengatur segalanya disini!"
Apa ini akan berakhir?
Tidak sayang ... karena aku akan ada disana bersamamu.
End
.
.
.
Wahhh The End??????
Pada marah ngga ya hehehehehe... Gio bakal bareng Nath lagi kok hanya dalam cerita ini enthor sulit menggambarkan keduanya menikah, perjuangan kearah masih sangaat jauh tapi seenggaknya hati keduanya bisa bersatu. Assyyiiikk...
Part akhir ku dedikasikan buat kak endahend sebagai komentator pertamaku sejak awal cerita-ceritaku belum dikenal alias masih baru banget.
Makasih ya kak!
Sebelum digebukin massa ane kabuuuurrrrr...
KAMU SEDANG MEMBACA
Troubel In Love
RomanceIni karya pertama gue di watty, kenangan banget. Ancur tapi gue ngga bakal hapus. Ini sejarah besar dalam hidup gue ... nulis cuy.