15

8.2K 461 8
                                    

Jantungku bergemuruh hebat melihat Sergio tepat dihadapanku. Aku bisa melihat kerinduan dimata nya saat menatapku. Aku berjuang keras menahan perasaanku untuk tidak berlari memeluknya, saat Sergio berjalan mendekat aku memilih untuk mundur selangkah. Sergio terlihat seperti ingin menerjangku dalam pelukannya hingga Felix muncul diantara kami.

"Lama tidak berjumpa, brother!"

"..."

"Kamu tidak ingin menanyakan kabarku?"

"Aku lihat kamu baik-baik saja!" Datar dan dingin hanya itu yang bisa kudengar saat Sergio bicara pada Felix. Wajah Felix pun tampak terkejut melihat sikap Sergio padanya.

"Terima kasih sudah datang, aku harap kalian menikmati pestanya!" Sergio mengambil langkah pergi dari kami, tapi tanpa sempat aku bicara Felix menarik lengan Sergio seolah meminta penjelasan.

"Apa?"

"Kemana saja kamu selama ini?" Sergio melirik kearahku sebelum menjawab pertanyaan Felix.

" Bukan urusanmu!" Mendorong tangan Felix dengan satu gerakannya.

Miris kurasakan saat melihat keduanya seperti itu, apa yang membuat Sergio berubah? Apa aku? Ya Tuhan jika benar maka aku akan menyesalinya seumur hidupku.

"Maaf Nath! Sepertinya kamu harus pulang sendirian karena aku urusan penting!" Kali ini Felix yang pergi meninggalkan ku sendirian ditengah kerumunan orang yang sama sekali tidak kukenal.

Aku tidak bisa pulang begitu saja, aku harus menemui Sergio dan memintanya kembali pulang, Tante Retha dan Felix membutuhkannya. Aku juga harus meminta maaf atas segala yang kulakukan padanya.

Dimana dia? Sulit sekali mencari pria itu. Entah sudah berapa lama aku terus mencarinya diantara ribuan tamu pesta hingga aku melihat sosok Felix yang tengah membuntuti seseorang. Ku putuskan mengikuti kemana Felix pergi.

Lorong demi lorong hotel kulewati tapi aku masih belum bisa tahu apa yang Felix cari. Lantai 23, begitu memasuki lantai ini aku kehilangan jejak Felix. Kemana dia pergi?

Aku tidak sempat berteriak saat seseorang menarikku masuk kedalam sebuah kamar hotel yang ada. Tubuh besarnya menahan setiap gerakkanku untuk lari.

BRAAKKK

Pintu kamar hotel ditutup paksa, membuat aku semakin ketakutan. Bisa kurasakan wajah seseorang ditekukku, hidungnya menghirup dalam-dalam wangi tubuhku membuat aku merasakan aliran darahku mengalir lebih cepat. Pelukannya begitu posesife hingga aku tidak bisa menjauh darinya.

Dengan cepat orang itu membalik tubuhku menghadap kearahnya, tanpa sempat bicara bibirnya melumat habis bibirku. Begitu lembut hingga sulit bagiku untuk tidak membalas setiap sentuhannya. Lidahnya menari-nari bersama lidahku membuat cantu khusus yang membuatku lupa akan segalanya.

"Aku sangat merindukanmu!" Bisik Sergio diakhir ciuman panas kami.

"Gio..!"

"Iya sayang ini aku!" Sergio menarik kepalaku bersandar didadanya. Tak henti-hentinya kedua tangan Sergio membelai lembut rambut hingga punggungku mengirimkan gairah disetiap sentuhannya.

"Kemana saja kamu selama ini?"

"Apa kamu juga merindukanku?" Mata Sergio berbinar melihat anggukanku, "Sayangku! Aku sangat mencintaimu!" Sambil mengeratkan pelukannya lalu mengecup puncak kepalaku.

Sergio menuangkanku segelas air mineral setelah aku menolak minum vodca yang ia tawarkan. Semenjak kejadian bersama Richard dan Theo aku melarang keras diriku menyentuh minuman itu lagi. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika saat itu bukan Theo yang terbangun bersamaku mungkin Vano akan membunuh siapapun pria itu tanpa berfikir panjang. Sergio duduk disampingku sambil memberikan segelas air kepadaku.

"Terima kasih" kataku sebelum meneguk air itu.

"Sayang" aku menoleh pada Sergio yang sudah kembali melingkarkan tangannya dipinggangku, "Menikahlah denganku!"

"..."

"Aku tahu ini terlalu cepat..." Sergio merogoh sakunya dan memperlihatkan padaku kotak berisi cincin berlian berukuran besar. Yang membuat ku terkejut bukan besar atau mahalnya benda yang Sergio perlihatkan akan tetapi lamaran mendadak ini membuatku benar-benar harus berfikir keras."Tapi aku tidak bisa membiarkan kamu terus bersama Felix!aku mencintaimu, hanya aku yang boleh memilikimu Diandra!"

Aku menggeleng, maaf Sergio selama dimata kamu aku Diandra aku tidak bisa menerimamu.

"Sayang! Aku mohon aku sudah melakukan segalanya untukmu bahkan aku bisa jamin tidak akan ada yang bisa menyakitimu lagi!" Sergio mengelus perutku tepat di bekas lukaku yang dulu, "Aku akan membuat mereka membayar untuk setiap sakit yang kamu rasakan"

Gio! Aku mohon jangan katakan apa yang ingin kamu lakukan!

"Kamu membuat aku takut Gio!"

Troubel In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang