Mimpiku seperti menjadi nyata, menatapnya berdiri tepat didepanku menjadi sebuah keajaiban yang teramat indah bagiku. Sikap dinginnya tidak membuatku menjauhinya, karena itu masih sangat sulit bagiku.
"Ehm.. apa kamu yakin tidak apa-apa kalau aku ikut?"
Felix seperti berfikir, "Entahlah?!" Meski bersikap dingin tapi Felix membiarkan ku menggandeng tangannya begitu keluar dari mobil. Kami berjalan memasuki sebuah ballroom hotel tepat sebuah pesta peresmian hotel baru relasi bisnis Tante Retha. Tante Retha sendiri tidak bisa datang karena ada urusan bisnis diluar kota sehingga Felix diminta untuk menggantikannya sedangkan aku disini hanya untuk memastikan kondisi Felix baik-baik saja hingga pesta usai. Kondisi Felix sudah lebih baik sebenarnya bahkan ia sudah bisa berjalan meski menggunakan tongkat sebagai alat bantu.
Baru selangkah kami masuk kedalam ruang pesta, raut wajah Felix berubah menegang. Hatiku miris mengetahui penyebab perubahan Felix. Diandra, perempuan itu disini. Tidak jauh dari kami, perempuan itu menggandeng mesra Richard tunangannya dan tidak menyadari keberadaan kami.
"Are you ok, Felix?" Jujur aku tidak mau melihat Felix terpuruk lagi setelah melihat semua ini.
"Ya!" Jawab Felix dengan nada datar
Tanpa sadar aku menarik Felix untuk menghindari Diandra, mungkin aku egois tapi hanya cara ini yang kutahu. Aku bisa saja membuat Felix menghindari Diandra tapi aku tidak bisa menghindar dari Richard, pria itu terlalu pintar untuk aku bodohi.
"Halo, sweetheart!" Aku perlu menenangkan fikiranku dengan sedikit menutup mata sebelum berbalik.
"Hi, Richard!" Bisa ku lihat wajah Diandra dan Felix yang mudah sekali terbaca, bagaimana aku bisa mengenal Richard tunangan Diandra mungkin bukan hanya pertanyaan itu yang ingin keduanya lontarkan padaku.
"You look so beautifull!" Richard menarik dan mengecup punggung tanganku, mungkin jika aku tidak mengenal Richard dengan baik saat ini pasti aku sudah terbang bebas ke awan.
Aku hanya tersenyum tipis pada Richard, "Hi, Diandra!" Aku sedikit mengalihkan perhatian dari Richard lagi pula aku tidak bisa melupakan keberadan Diandra dihadapanku.
"Hi!" Jawab Diandra dengan nada sedikit kikukk tanpa berani menatap Felix.
" Tidak mau mengenalkanku pada ..."
"Felix!" Dengan mantap Felix menjabat tangan Richard.
"Richard! Tapi aku yakin kamu sudah mengenal gadis disampingku!" Kata-kata Richard membuat ku sedikit tercekat, "Diandra bukankah kamu juga sahabat baik Nath bukan?! Dan aku yakin Felix pasti juga mengenalmu!"
"Iya!" Mendengar jawaban Felix Diandra hanya bisa tertunduk menutupi perasaannya sedang Richard hanya tersenyum melihat tingkah keduanya, entah aku tidak tahu arti senyuman itu.
"Tidak keberatan sweetheart kalo kita berdansa?!" Sebenarnya aku enggan untuk memenuhi keinginan Richard tapi mungkin aku juga harus belajar mengalah dengan memberikan waktu untuk keduanya bersama. Richard menggandengku berjalan melewati para tamu menuju lantai dansa ditengah ruangan, jujur aku mulai tidak yakin acara apa ini sebenarnya?
"Sinyo?!"
"Ya sweetheart!" Jawab Richard sambil meletakkan tangannya dipinggangku.
"Gue sebenarnya ngga bisa dansa!"
"Gue tahu Nath! Tapi mereka butuh waktu untuk bicara berdua!" Kedua alisku bertautan mendengarny, "Ya sweetheart I Know it!"
"Ok gue bisa ngerti kalo mereka butuh waktu berdua dan gue rasa lo juga bisa ngerti kalo gue butuh waktu sendiri!"
.
.
.
.
.
Fikiranku berkecamuk, aku mulai meragukan hatiku. Perlahan tapi pasti aku harus melepaskan segalanya. Kepala ku tertunduk, kedua tanganku mencengkram erat pegangan balkom yang menghadap langsung kearah taman besar dipenuhi bunga mawar. Bukan ingin menangis aku hanya terlalu lelah untuk menunggu, menunggu sesuatu yang pasti akan datang untukku, entah itu baik atau buruk...
Ku pilih mengangkat kepalaku, aku harus menghadapinya, kuambil langkah untuk maju meski sebenarnya aku masih ragu. Kuedarkan pandanganku kepenjuru ruang pesta mencari keberadaan Felix juga Diandra. Yang kudapatkan justru sebaliknya, sosok yang menghilang jauh dariku kini berada tepat didepan mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troubel In Love
RomanceIni karya pertama gue di watty, kenangan banget. Ancur tapi gue ngga bakal hapus. Ini sejarah besar dalam hidup gue ... nulis cuy.