13

7.8K 435 8
                                    

Butuh kesabaran ekstra untuk bertahan bersama Felix dan mungkin ini satu-satunya modal yang punya. Karena untuk kesekian kalinya kesabaranku diuji, Felix menolak minum obat yang diberikan Dokter. Tidak ada lagi orang yang sanggup membujuknya. Bahkan Dokter dan para perawat sudah mulai angkat tangan.

"Felix!" Tante Retha

"Sudahlah Ma! Obat-obat itu tidak akan mengembalikan semua seperti dulu lagi!"

"Setidaknya hargai Mamamu! Apa kamu tidak kasihan dengan Tante Retha Mamamu sendiri!?"

"Kalau kamu mau minum saja sendiri!"

Felix benar membuatku hampir meledak hingga aku memilih mengambil obat dari tangan Tante Retha dan meminumnya begitu saja.

Glek ..!

Semua orang panik sedangkan Felix hanya diam membeku tanpa ekspresi.

"Apa kamu puas sekarang?" Lalu tiba-tiba kepalaku terasa sangat sakit dan pandanganku berputar yang terakhir ku dengar adalah teriakan Tante Retha yang terus memanggil nama Diandra...

Aku selalu membenci ini setiap kali semua orang memanggilku dengan nama itu.

Kurasakan hangat belaian Tante Retha dipipiku, aku lupa bagaimana rasanya? Saat ibuku sendiri membelaiku. Sehangat ini kah?

Semua orang berteriak-teriak seolah aku tidak bisa mendengarkan mereka, meminta ku untuk terus bertahan. Aku tidak akan mati konyol, aku sudah bertekat dalam hati untuk tidak mati sebagai orang lain aku ingin menjadi diriku sendiri. Setidaknya saat aku mati nanti, bukan sekarang.

Dokter menguras habis isi perutku lalu memasangkan infus. Semua menjadi terbalik aku yang terbaring tak berdaya diranjang dan Felix yang menjagaku.

"Kamu benar-benar nekad Nath!" Aku hanya bisa tersenyum tipis mendengarkannya bicara seolah-olah mengkhwatirkanku

"Luka diperutmu ... Dokter sedikit kesulitan karenanya. Apa kamu selalu membahayakan nyawamu sendiri Nath?"

Aku menggeleng, tidak ada orang yang suka membahayakan nyawanya sendiri. "Setiap luka punya ceritanya sendiri Felix!" Kuraba luka diperutku yang masih belum mengering dengan sempurna, mungkin nanti akan menimbulkan bekas.

"Kenapa kamu melakukan ini? Maksudku kenapa harus senekad ini hanya demi aku!"

"..."

"Aku sudah tidak berguna Nath! Tidak ada yang bisa kamu dapatkan dari seseorang seperti aku!"

Kamu salah Felix kamu masih memiliki harapan.

"Nath! Berhentilah mengharapkanku!"

"Saat semua orang melihatku sebagai orang lain kamu tidak!"

"..."

"Aku menjadi diriku sendiri dimatamu sekalipun rasanya sangat sakit!"

Felix mencoba mencari kejujuran dimataku, rasanya sulit sekali untuk mendapatkan kepercayaannya.

"Aku mohon jangan lakukan hal bodoh ini lagi Nath!"

"Aku tidak akan meminumnya jika kamu meminumnya lebih dulu dariku!" Aku coba menantangnya mencari celah mengalahkan keangkuhannya

"Berfikir jernihlah dan jalanin hidupmu Nath!" Aku hanya bisa tersenyum mendengarnya "Sekalipun tanpa aku nantinya!"

.

.

.

.

.

Maaf partnya tambah pendek !

Tetap vote dan coment ya ....

Insyaallah nanti saya baliknya sama Sergio hehehehe.... buat menghibur hati yang gundah boleh mampir kesebelah dulu, saya punya cerita baru judulnya Kanadia chantiq monggo kalo mo read vote coment juga gpp

Lov u muach....

Troubel In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang