"Tadi katanya ada yang lo mo omongin Nath?!"
Kepalaku mengangguk menjawab pertanyaan Diandra, sejak tadi aku terus mendesak Diandra untuk maubicara denganku secara pribadi. Aku tahu ini salah harusnya aku tidak memaksanya turun dari pelaminan dan menemuiku sendirian diruang ganti tapi jujur aku juga terpaksa, waktuku tidak banyak.
"Maafin gue Di.." tangan kananku melepas cincin yang melingkar dijari manis tangan kiriku, "Gue cuma mau balikin ini."
Aku sedikit menyesal karena tidak mengembalikan cincin itu sejak dulu, kedua bola mata Diandra berkaca-kaca menyentuh cincin itu pertanda jelas terlihat bahwa benda itu masih sangat berharga uuntuknya.
"Kenapa... kenapa harus lo balikin ke gue?" Menarik tangannya lagi jauh dari cincin itu dan membuang muka jauh-jauh berharap aku tidak melihatnya menangis, "gue tahu Nath lo sayang sama Felix ... ini saat yang tepat perjuangin cinta lo buat dia"
Ada nada perih yang tersirat disetiap kata-katanya, membuatku ikut merasakan perih yang sama.
"Ngga Di!" Kepalaku menggeleng menunjukkan kesungguhan, "ini saatnya buat gue sadar dan belajar ngerti..."
Kugenggam tangan Diandra sebelum meneruskan kata-kataku, " Ada ngga ada lo perasaan Felix tetep sama buat gue. Bukan cuma Felix yang harus move on dari lo tapi gue juga... alasen gue balikin cincin ini ke lo cuma satu" aku menyeringai menatap wajah Diandra yang penuh tanya.
"Cuma lo yang berhak ..."
"Tapi gue udah nikah Nath!"
"Gue ngerti tapi bagi gue cuman lo yang berhak nentuin nasib cincin ini bukan gue." Ku taruh cincin itu kedalam genggamannya.
Aku pergi setelah meninggalkan Diandra sendirian menangis disana. Kepalaku tertunduk penuh penyesalan karena sudah merusak hari bahagia sahabatku sendiri hingga tanpa sadar aku menabrak tubuh Richard yangmmenghadangku.
"Sweetheart!" Tegur Richard melihatku.
"Maafin gue nyo!" Sambil menatap kebelakang tempat Diandra menghabiskan waktunya untuk menangis.
"Lo ngga perlu minta maaf!" Richard mengacak rambutku, "lo juga berhak bahagia!"
"Tapi Diandra?"
"Percaya sama gue ... dia pasti bahagia!" Jawab Richard penuh keyakinan sambil menepuk dadanya.
Senyumku melebar melihatnya, "iya!"
.
.
.
Sergio tampak berlarian keluar dari arah parkiran masuk kedalam pesta pernikahan Richard dan Diandra. Dengan nafas terengah-engah ia mencari sosok Nathasa diantara para tamu undangan namun hasilnya nihil.
Sergio mengacak rambutnya frustasi, amarah dan penyesalan memenuhi dadanya hingga terasa sesak membuatnya nekad memukuli dadanya sendiri.
Untuk kesekian kalinya Sergio harus kehikangan gadis itu, gadis yang ia cintai. Perih menyeruak hingga tanpa sadar kedua air matanya meleleh halus penuh rasa sakit.
Kini dihatinya penuh tanya kenapa tuhan memberinya rasa jika itu sakit? Kenapa ingin terus mencari meski tak menemukan? Apa ini benar-benar cinta yang belum pernah ia rasakan sebelumnya?
Kenapa ia terus bertanya tanpa menemukan jawaban?
"Gio!"
Tuhan apa kau membalas doaku?
Sergio berbalik dan menemukan satu jawaban untuk semua pertanyaannya, gadis itu kini berdiri tepat dihadapannya dengan senyum yang teramat dirindukannya.
.
.
.
Sebenernya mau dipanjangin tapi kok hati ku pingin liat semua readers pada gemes dulu hehehehehehehe
Kalo bisa sejam dapet 100 vote langsung aku update hari ini
.
.
.
.
.
.huala kakean gaya ga pakek syarat vote or something kok readers ane cuma mau bubu siang bentar ok selamat menikmati
Ntar lanjuuut lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Troubel In Love
RomanceIni karya pertama gue di watty, kenangan banget. Ancur tapi gue ngga bakal hapus. Ini sejarah besar dalam hidup gue ... nulis cuy.