Ungkapan rasa Espresso

1.2K 28 3
                                    

Andaikan aku Espresso kamu adalah gulaku, yang menetralkan rasa paitku dalam kombinasi yang beraroma menenangkan.

Aku adalah peracik kopi, seperti sekarang ini aku sedang berada dibalik meja bar ku untuk memenuhi pesanan yang sudah dicatat oleh waitress, terlebih dahulu aku membersihkan mesin latte yang harus selalu disterilkan, kemudia aku mengambil beberapa cangkir creamer dan juga bubuk kopi hal yang paling penting, aku membaca sekilas note kecil yang tertempel di papan pesanan f&b, espresso, latte dan mocha.  Aku terlebih dahulu membuat esspresso ingat air merupakan salah satu elemen penting dalam proses meracik kopi. Air yang mengandung endapan, 'kerak' dan mineral-mineral tak baik akan merusak espresso dan bahkan alat yang digunakan itu sendiri. Karenanya, sangat penting untuk memelajari kualitas air yang akan digunakan bahkan perbedaan wilayah tempatpun juga akan mempengaruhi PH pada air akan berbeda dengan tempat satu ketempat lainnya. Aku menekan bell pertanda telah selesai menyiapkan pesanan, kulirik waitress sudah mengantarkan pesanan yang kubuat dan melihat tamu yang sedang berbincang dengan waitress tersebut, tip kah ? ah syukurlah jika memang begitu karna tip merupakan hal terpenting dari pekerjaan mereka, uang tambahan.. lumayanlah hahaa. Waitress tadi terlihat menghampiriku dengan nampan yang bertengger disela tangannya

"Bli ada titipan dari meja nomor 7, katanya penting" Aku mengernyitkan dahi, menanggapi dan menerima secarik kertas dari waitress

"Iya terimakasih" Aku baru mulai akan membaca dan teralihkan

"Penggemar baru bli. awas nanti ada yang marah" Aku hanya tersenyum menanggapinya, seperti yang aku bilang aku tidak pernah menyembunyikan statusku dilingkunganku, mereka semua tau jika aku sedang in relationship

"Ah kamu bisa aja, berpikir positif saja" Setelah waitres itu pergi aku buru buru meletakkan secarik kertas tadi dan menyiapkan pesanan yang baru saja diorder, karna ramai pengunjung dan aku terlalu sibuk aku memutuskan melupakan sejenak isi kertas tadi yang bahkan belum aku baca, karna menyiapkan pesanan lebih penting bagiku dari pada menanggapi tamu yang kadang suka usil

"Permisiii ... halloo heey barista .. " Aku menoleh kebelakang karna sepertinya ada yang memanggil, karna bar untuk barista diletakkan didepan dan dapat diakses atau dilihat jelas oleh pengunjung jadi terkadang mereka menghampiri kami yang berada di bar

"Iya bisa saya bantu ?" Tanyaku sopan, karna motto orang seperti kami adalah" Tamu adalah raja, perlakukan mereka dengan baik dan ramah"

"Apa kamu tidak membaca pesanku .. emmm Anandean" Dia seperti melirik name tag yang bertengger di bajuku, aku berpikir sejenak mencerna perkataan tamuku barusan

"Yang aku titipkan waitres" Ulangnya lagi melanjutkan pertanyaannya barusan

"Oh iyaa saya sudah menerimanya tapi belum sempat membacanya, maaf ada yang bisa saya bantu ?" dia hanya tersenyum, manis eh aku menggelengkan kepalaku mengusir pemikiran yang seharusnya tidak kupikirkan karna tadi aku memang baru menyelesaikan membuat pesanan dan hanya membersihkan mesin latte aku kemudian menaruh kain sponku dan mengambil kertas yang kuletakkan, aku sedikit meliriknya ketika membaca, dia seperti tersenyum malu malu

"Bagaimana.." Lanjutnya menunggu tanggapanku

"Maaf aku tidak bisa .. karna harus lembur" Aku tidak berbohong bukan, memang aku masuk double shift jadi bisa sampai pulang pagi

"Ah sayang sekali .. jam berapa kamu selesai kerja" Aku ingin menghindar tapi mana bisa

"Mungkin bisa tengah malam atau pagi" Ah dasar mulut sialan kenapa aku sejujur itu, dia bukan bossku kan ?

"Oke aku akan menunggumu, karna aku menginap disini jadi aku akan turun pas jam pulang kerjamu" Nekat, kenapa cantik cantik stress ya gak punya kerjaan ? jobless yeah ? 

Coffee Break ! For Anyone In A Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang