Lupa ngasih judul

214 13 6
                                    

Pada akhirnya rasa cinta dan kesetiaan akan kalah pada ketulusan dan keseriusan, "Pacaran nambah dosa, karna Menikah menjauhkan dari zina" tidak ada kegoblokan yang HQQ yang rela digantung tanpa kepastian and back to reality yang seriuslah yang akan menjadi pemenang dalam segala hal !


Oke, ini berat ! gw pusing, sangat pusing tapi bukan obat warung solusinya, kepusingan ini 

terjadi karna dilema, ya ! dilema diantara 2 pilihan, kembali atau bersama dengan yang baru, 

amel sejatinya adalah gadis yang riang dan lucu, easy going dan ramah, tapi ..... masalahnya 

adalah cerita lama yang terlalu berat untuk diakhiri atau ... cerita lama yang masih punya 

harapan untuk diteruskan, sayangnya karna ke egoisan gw yang menerima emosi menguasai 

pikiran dan mengambil jalan pintas pada akhirnya gw sendiri yang menerima akibatnya, raline 

wanita anggun yang dengan setia menerima gw apa adanya dengan tulus harus berakhir 

dengan cara yang buruk .. oke strata sosial adalah alasan utamanya, gw kalah ! sebagai laki laki 

memiliki harga diri tidak sepantasnya diam saja jika merasa terinjak, bukan karna egois bukan !

 ini adalah tanggung jawab moral

"Hey .. kok ngelamun ! kenapa ?" ada tangan lembut yang menyentuh pipi kananku untuk ditarik ke sisi kiri ku "menghadapnya"

"Hehee ... aku ngelamun ya ?" tanya gw tanpa dosa

"Ih ditanya malah balik nanya, ngalamunin apa ?" tanya amel sekali lagi

"Kamu .. boleh ?" godaku, sepersekian menit ada tarikan dari bibir amel yang terlihat semakin membuat matanya tenggelam 

"Kamu aneh ih !" bantahnya, tapi tetap tak menutupi blussingnya

"Eemm ... mel, ak .. akku mm ..." jangan tanya dimana ke gentle an seseorang jika mengenai hal hal yang menurutnya bisa menyakiti hati wanita, karna sudah pasti rasa "Gak Tega" merajalela

"Kamu kenapa ? jujur !" raut wajah amel berubah, sulit untuk menggambarkannya tapi ada nada penegasan disetiap kata katanya

"Aku baikan sama .. sama ... raline" jawab gw dengan gugup, pada akhirnya ... fiuuhhh +_+

"Apa ? hah ? eemm ... kamu ?" dia menjeda kalimatnya, aku masih menunggunya dengan ekspresi takut takut

"Maaf..." sela ku pada akhirnya

"Deaan ....!" aku segera menoleh karna ada yang memanggil, whatt!! raline ? 

"Ngapp a i n ?" tanya gw tanpa suara

"Kamu janjian sama dia ?! tega kamu !" sorot mata amel berubah, ada tatapan kemarahan menguasainya

"Bbbuukaan .. ak akku gak kok eh .. beneran gak janjian" jawabku terbata bata

"Oh sory kalo ganggu .. aku duduk dipojok aja deh, " jawab raline enteng dengan cengiran yang mungkin kalo suasana biasa bakalan terlihat manis tapi kali ini sama sekali tidak

"Kamuuu .....!!" amel menunjuk raline dengan emosi, tapi yang ditunjuk kalem kalem aja, gak tau apa amel kalo ngamuk bisa makan meja Gggrrrr.........

Raline : tolong biarkan dia memilih .. jika kamu yang akhirnya di pilih aku dengan siap akan mundur, tapi jika dia memutuskan kembali tolong jangan mengganggu

Dean : "........................................"

Amel : Dean ! what the fucking you do !! ... hell yeah


Yaa .. amel marah, dia segera pergi dan meninggalkan kursinya

"Jangan pernah muncul lagi dihadapanku !! pergi jauh jauh ....!" amel berbalik dan memberikan peringatan dengan emosi


Gw masih diam, terpaku dengan apa yang sedang terjadi bahkan otakku terasa tidak berfungsi untuk memikirkan apa yang harus gw buat, berdiri mengejar atau diam dan membiarkan ? for god sake ... what should i do  ?

"Biarkan, sudah ... semua memang harus diperjelas dan mungkin ini adalah akibatnya" jawab raline seolah bisa membaca pikiran gw

Cuupp ........

satu kecupan mendarat di kepalaku, raline tersenyum manis, sangat manis "mungkin" tapi rasanya masih hambar dan tak semabukkan dulu, tapi ... hati memang tak bisa dibohongi rasanya raline menguasai prasaan gw

"Mari kita have fun ..........." raline menarik tangan gw, dan bak sapi dicocol hidungnya gw mengikutinya tanpa protes





Sekiaaannnnn .............

Coffee Break ! For Anyone In A Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang