No Needed Title

573 14 7
                                    

Jika kata Paramore "Still into you" , bagiku "I Just Wanna You" .

*Psstt ... Bagi yang lupa,baca part sebelumnya.

-
Brukk ....

Raline mendorongku kesudut tembok sebelum pintu keluar
"Dean ... Kamu maniss, kita have fun yukk" raline mulai ngoceh gak jelas. Sok minum segala kena dikit aja gini

"Jangan diam aja dong sayang .. Please ... "  raline menciumi wajahku dengan rakus, kedua tangannya mencengkram erat pinggngku

"RALINE!! Stop it" hardikku yang mulai kesal, percuma juga sih. Orang mabuk mana ada yang sadar dengan yang dilakukan

Sebenarnya menguntungkan bagiku .. Aku bisa aja mengimbangi permainannya, bahkan lebih dari ini!
Tapi ...
Aku tidak mau melakukan disaat kesadarannya hilang. Itu namanya pengecut

"Dean .. Panass" raline menarik narik kaosnya
Sialan!! Apa yang dikasih fito

"Kamuu ....!" aku mulai kehilangan kesabaran dan menarik paksa raline keluar

Susah payah aku membawanya keluar dari sini .
Masalah kedua adalah . "Aku taruh dimana raline ?!"

"Loh kenapa raline ?"
Oh God thanks ... Tania menghampiriku
"Raline mabuk ?" tanyanya lagi dan mengitariku yang membopong raline

"Dicekokin temennya. Sialan emang!" aku melempar pandanganku pada arah suara yang masih berdentum keras

"Oh haay ..... Cantik ya dia ? Kamu gak naksir kan sayang" raline menunjuk nunjuk tania kemudian kearahku

"Ups .. Sory . Mabuuk" ujarku memberikan pengertian kepada tania

"Bawa ke kamarku aja .. Kebetulan aku mau pulang" Suruhnya, setelah aku pikir pikir itu ide yang bagus.

Setiap manager pasti mendapatkan jatah 1 kamar hotel

"Tapi ingat!!" aku meraih kunci card yang diberikan tania

"Apaan ?" aku menaikan satu alisku dan mencerna peringatan tania

"Jangan macem macem!" tegasnya,
Tangannya mengepal kearahku seolah memberikan peringatan keras

"Hahaa ... Enggaklah" aku mencoba meyakinkannya

"Kalo gak khilaf ..." lanjutku lagi dan langsung mendapatkan plototan tajam tania

"Yaudah .. Balik dulu, abis nganterin raline buruan balik ke cafe" dia membalikkan badan teratur dan mulai berjalan menjauhiku

"Dean pusinggg ...." aku kembali melirik raline yang memegangi kepalanya

"Makanya kalo gak bisa minum gausah sok ketempat kaya gitu" hah! Percuma juga ngomong sama orang mabuk

Aku segera membawa raline kekamar  tania, karna aku harus kembali bekerja. Susah payah aku membawanya naik kekamar dan merebahkannya ditempat tidur.

Sebelum aku keluar aku menuliskan note kecil, segera menghubungiku jika sudah sadar, karna aku harus bergegas kembali bekerja.

Aku berjalan terburu buru menyusuri lorong hotel dan memikirkan PR selanjutnya adalah gimana ijin tante raline atau memberinya alasan supaya tidak khawatir.

Jika aku membawanya pulang setelah bekerja, bisa aku yang dicap buruk. Kalau aku biarkan nginep ijinnya dengan alasan apa ...

Bruukk .....

"Aduuh ... Jalannya gak pake ngebut bisa!"

Reflek aku menarik seseorang yang aku tabrak

"Vida ?"
"Dean kan ?"

Coffee Break ! For Anyone In A Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang