Share the happiness coffee

554 13 0
                                    

Malam semakin dingin ditambah hujan lebat yang enggan menyudahi aktifitasnya membasahi bumi. aku semakin mencengkram cangkir kopiku dengan kedua tanganku dan menyandarkan punggungku kepinggiran kasur sedangkan rael yang asik mencengkram selimut yang kami share untuk menghangatkan kaki

"Kamu gak ngantuk ? atau mau tidur gitu ?" Tanyanya sambil meletakkan cangkir hot choconya yang barusan dia minum

"Enggak kamu nunggu dimana kalau aku tidur, atau kamu mau tidur bareng ?" Tawarku dengan muka mupeng abiss

"Wooo ... maunya kamu itu mah, ya nggak apa apa kamu tidur aku nunggu disini, ya kalo aku yang tidur kamu yang terjaga" Hehee aku cuma nyengir

"Gak mau ah .. masih kangen sama kamu, pisahnya berbulan bulan ketemunya cuma sehari doang" Aku mengerucutkan bibirku dan mengeratkan tubuhku kearahnya

"Hahaaa makanya jangan lama lama ngapelinnya nanti kalau diapelin yang lain marah marah" Tegasnya sambil menarik hidungku

"Yang kamu tau gak apa yang aku paling benci dari kamu ?" Ujarku merubah posisi duduk didepannya

"Apa emang ? bukannya kamu yang nyebelin?" Jawabnya sengit seperti tidak terima

"Kala aku ingin memelukmu tapi kamu jauh, ketika aku capek dan butuh semangat dan hanya bisa vidio call kamu, selalu mencemaskan keadaanmu, selalu memikirkan bagaimana kamu menjalani hari harimu, semua tentang rasa cemas rasa khawatir yang sampai merubah moodku jadi memburuk" Aku memegang kedua tangannya dan menatapnya intens

"Aku sayang sama kamu, 2 tahun kita lewati bersama .. tapi aku tidak bisa memberimu kepastian, maaf" Aku sungguh sungguh dan mulai berkaca kaca

"Maaf jika selama ini aku tidak benar benar membahagiakanmu, maaf untuk semua kesalahan yang pernah aku buat, maaf tidak pernah bisa membelamu didepan keluargamu, maaf tidak bisa mengurangi bebanmu, banyak yang ingin aku sampaikan tapi kadang ada hal hal yang tidak bisa aku jelaskan " Aku mendekatkan wajahku dan menyatukan kening kami" Kulihat dia meneteskan air matanya

"Sayang bisakah kamu mengikutiku ke bali jika kamu sudah lulus ?" Tanyaku dengan lirih, aku merasa bahunya bergetar, menangiskah dia ?. Aku memeluknya dengan erat menghirup dalam dalam aroma tubuhnya dari cekukan lehernya menenggelamkan lebih dalam mencari ketenangan yang selalu aku rindukan


Kami melalui malam syahdu ini dengan khusuk mencurahkan hal yang tidak pernah tersampaikan, hal yang selalu kami pendam dalam pemikiran pemikiran yang tidak yakin untuk kami sampaikan. setelah percakapan melankolis yang penuh penghayatan, kami saling menyatukan pemikiran kami memikirkan apakah aku bisa mempertahankan hubungan yang semakin hari kian melanda batin . Aku tidak memperhatikan waktu sampai aku tertidur dan kulihat dia didekapanku, aku mengerjap ngerjapkan mataku dan melihat sekeliling dan mendapi lampu kamar yang masih menyala dan pintu menutup sedikit, aku tidak ingin melewati momen ini begitu saja bisa memeluknya saja membuatku semakin bersorak gembira apalagi ketika pagi hari melihat wajah damainya.


Kueratkan pelukanku dan diapun bergerak mencari posisi nyamannya bersandar didadaku. aku berdoa semoga pagiku kelak selalu seperti ini dan selamanya, tenggorokanku semakin kering mencekat butuh asupan air putih tapi aku lebih menginginkan pelukan hangat ini, biarlah kapanpun aku mau aku bisa mengambil minum sedangkan memeluknya seperti ini adalah hal langka, aku memperhatikan wajahnya yang sepertinya terusik tidurnya "Heeyy jangan bangun tidurlah" Batinku sambil mengusap usap punggungnya

"Kok kamu disini, ini sudah pagi ?" Tanyanya yang masih memelukku, apakah dia tidak menyadarinya

"Sudah jam 6 pagi, gimana tidurmu ? apakah nyenyak ?" Tanyaku sambil merapikan anak rambut yang menutupi wajahnya

Coffee Break ! For Anyone In A Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang