Bab 1

31.9K 717 3
                                    

♥♥♥

Seorang gadis sedang duduk tempat tidurnya sambil menatap keluar jendela hujan yang turun dengan deras. Pikirannya melayang tentang kejadian tadi siang saat kedua orang tua-nya meminta maaf kepadanya sambil menangis. Awalnya gadis itu heran dengan sikap orang tua-nya yang tiba-tiba saja berubah. Tapi,saat kedua orang tua-nya menceritakan kejadian yang sebenarnya, gadis itu langsung menangis mendengar penjelasan orang tua-nya. Dia adalah Cindy Austin.

Cindy sedih sekaligus ingin marah kepada kedua orang tua-nya yang dengan mudah menukar putri-nya dengan uang. Cindy mengerti kalau kedua orang tua-nya sedang terbelit hutang perusahaan yang sangat besar. Tapi, haruskah Cindy yang menjadi barang jaminan agar hutang-hutang mereka lunas?

Cindy yakin kalau dia bisa bekerja dan melunasi hutang mereka. Dia butuh waktu untuk bekerja walaupun tidak mudah. Tapi, orang tua-nya menangis dan memohon pada Cindy untuk menjadi jaminan sementara sampai hutang kedua orang tuanya bisa dibayar.

Dan yang paling membuat Cindy sakit kepala adalah Cindy harus menjadi jaminan untuk seorang Jimmy Alexandro. Cindy cukup tahu tentang pria itu. Cindy jadi takut sendiri saat ke dua orang tua-ya menyebut nama Jimmy Alexandro dan Cindy juga harus bersedia tinggal rumah pria itu sampai hutang keluarganya lunas total.

Cindy nopang dagu-nya menatap hujan. Hanya tinggal beberapa menit lagi ia bisa menikmati rumah-nya karena supir Jimmy akan segera menjemputnya.

Cindy menoleh ke arah satu kopernya yang berada dilantai kamar. Dia tidak membawa banyak barang, dia hanya membawa benda-benda yang menurutnya penting.

Saat sedang menikmati hujan, seseorang mengetuk pintu kamar Cindy. Cindy menoleh lalu turun dengan malas dari tempat tidurnya dan membuka pintu.

"Ini waktu-nya sayang." Ucap Carol, mama-nya Cindy. Gadis itu mengangguk lalu mengambil koper-nya dan berjalan keluar. Brian, papa-nya Cindy sudah menunggu diteras rumah bersama supir suruhan Jimmy.
"Maafkan kami. Jika, terjadi sesuatu yang mengancammu disana, tolong kabari kami." Ucap Brian kepada putri-nya.

Cindy mengangguk. Carol memeluk Cindy, air matanya menetes. "Maafkan kami sayang." Ucap-nya. Cindy hanya tersenyum lalu melepaskan pelukan Carol.

"Aku tidak apa-apa. Aku pergi dulu. Kalian jaga kesehatan." Ucap Cindy. Mereka mengangguk.

Cindy menatap supir itu sambil merapatkan jaketnya. Pria itu membungkuk kepadanya. "Saya Elan. Saya supir pribadi untuk anda mulai hari ini." Ucap pria itu dengan sopan. Cindy mengangguk kaku. Dia tidak terbiasa dengan seseorang yang selalu hormat pada-nya, walaupun dia dulu-nya hidup mewah. Tapi, Cindy gadis yang sederhana.

Pria itu membuka-kan payung untuk Cindy dan membawanya ke mobil. Lalu, Pria itu mengangkat koper milik Cindy dan memasukkannya ke dalam bagasi. Cindy masuk ke dalam mobil itu lalu membuka kaca dan tersenyum kepada kedua orang tuanya. Carol tidak bisa menahan tangis-nya karena putri kesayangannya itu harus pergi dari rumah mereka.

"Jaga kesehatan." Kata Cindy. Mereka hanya mengangguk.

Elan masuk ke dalam mobil. "Apa anda sudah siap nona?" tanya-nya.

"Iya." Ucap Cindy singkat lalu menutup kaca mobil. Elan mengangguk lalu menjalankan mobilnya.

♥♥♥

Setelah rapat besar selesai. Jimmy Alexandro masuk kembali ke dalam ruangannya. Ia membuka jas kerja-nya dan meletakkannya dikursi kerjanya. Jimmy berdiri sambil menatap keluar jendela besarnya hujan yang menguyur kota. Tiba-tiba ponselnya berdering. Jimmy tersenyum minggir melihat foto Cindy yang dikirim oleh Carol dan Brian.
"Tidak buruk." Ucap Jimmy sambil menggeser layar ponselnya.

Mr AggressiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang