Bab 2

21K 552 1
                                    


Tepat pukul 7 malam Jimmy sudah tiba dirumah. Ia langsung menuju ruang makan. Tapi, disana Cindy belum datang. Jimmy duduk dan meminta Zoya untuk memanggil Cindy dikamarnya. Jimmy penasaran ingin langsung bertemu dengan  gadis itu.

Saat Zoya ingin menaiki tangga, Cindy sudah berjalan turun. Zoya membungkuk. "Tuan sudah menunggu anda nona." Ucap Zoya. Cindy mengangguk lalu kembali berjalan melewati Zoya. Ia sedikit ragu untuk bertemu dengan Jimmy.

Saat tiba diruang makan mata mereka langsung bertatapan.

♥♥♥

Jimmy POV

Aku sedikit kaget saat bertemu dengan gadis ini. Wajahnya terlihat lebih polos dari yang difoto. Kesan pertama-ku, dia gadis yang polos dan cantik. Padahal dia hanya memakai dress selutut berwarna biru tosca yang sederhana. Tapi, terlihat cantik.

Dia berhenti berjalan dan hanya menatapku. Aku bisa merasakan ada sedikit rasa takut saat ia menatapku.
Ia membungkuk sopan.

Aku sedikit kaget karena belum pernah ada perempuan yang selain pelayan atau pegawaiku yang memberiku hormat.

Apa mungkin aku terlihat kejam?
"Selamat malam." Ucapnya sambil tersenyum.

Ah, aku yang jadi sedikit canggung sekarang. Senyumannya bukan senyum menggoda seperti para jalang yang biasa menggodaku.
Senyumannya tulus.

"Tuan apa anda tidak akan meminta nona Cindy untuk duduk?" ucap Zoya yang membuat lamunanku buyar. Aku menggaruk tekuk leherku. Zoya membuatku salah tingkah.

Aku mendengar para pelayanku cekikikan tidak jelas. Astaga! Untuk pertama kali-nya aku melamun dan salah tingkah kepada seorang perempuan. Memalukan!

"Silahkan duduk." Ucapku. Ia kembali tersenyum dan duduk berhadapan denganku.

"Kau pasti sudah mengenalku, kan?" ucapku membuka percakapan.

"Iya." Ucapnya dan lagi-lagi dia tersenyum.

"Apa kamu menyukai tempat ini?" tanyaku. Dia hanya mengangguk. Ah, gadis ini benar-benar hemat bicara seperti-nya.

Aku melirik Zoya yang seperti menahan geli bersama pelayan lain. Apa aku terlihat memalukan sekarang?

Aku menatap tajam Zoya dan memberikan kode agar mereka diam. Cindy hanya duduk sambil menatap piring kosong didepannya. Para pelayan masih bersiap untuk makan malam. Padahal seharusnya mereka sudah siap dari tadi. Aku benci harus menunggu padahal aku sudah lapar sekali! Sialan mereka!

Aku melihat Cindy yang juga diam seperti patung hidup yang cantik membuatku muak. Aku memukul meja makan.

Brak!

"Kenapa lama sekali kalian?!" teriakku. Aku lihat Cindy kaget.

Zoya berlari ke dapur untuk memberitahukan kepada para pelayan di dapur. Para pelayan yang lain hanya diam saja.

"Bersabarlah." Kata Cindy. Aku menatapnya. Dia malah tersenyum.

"Tapi aku lapar sekali. Aku belum makan dari pagi." Jawabku. Dia tersenyum.

Tiba-tiba Zoya datang kepadaku dan meminta maaf. Ternyata dari tadi para pelayan dan chef belum juga menyiapkan makanan. Apa-apaan ini?!

"Kenapa tidak bilang dari tadi?! Kalian tidak becus!apa saja yang kalian lakukan seharian?!" kataku sedikit meninggi. Sialan! Aku lapar sekali!

Zoya menunduk berkali-kali sambil berucap, "Maaf Tuan."

Aku mengambil gelas dan dan membantingnya. "Kalian memang bodoh semua!" tubuh Zoya menegang. Para pegawaiku juga mulai takut.

Mr AggressiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang