Bab 18

1.6K 86 6
                                    

"Aku sarankan kau jangan membiarkan Cindy sendirian akhir-akhir ini." Ucap Nathan lalu menyesapkan kopi yang saat ini ia pegang. Sedangkan Jimmy sibuk membaca berkas yang diberikan oleh Nathan beberapa bukti berupa foto tapi wajah pria itu masih tidak terlalu jelas.

Jimmy menutup berkas itu kemudian menatap Nathan, pria itu mengerutkan keningnya dan meletakkan berkas itu diatas meja.

"Setelah membunuh orang tua keluarga Austin, pria itu sekarang mengejar Cindy. Aku belum tau pasti apa yang membuatnya begitu terobsesi dengan keluarga Austin." Ucap Nathan.

"Ini pertama dan terakhir kalinya dia menyentuh Cindy, jika dia berani menyentuh sehelai saja rambut Cindy, aku pastikan dia mati di tanganku." Ucap Jimmy.

Nathan tersenyum dan meletakkan gelas kopinya diatas meja, "Wah.. Tuan Alexandro yang terhormat....Rupanya kau sudah jatuh cinta dengan perempuan tangan kilat itu?" kata Nathan sambil terkekeh.

Jimmy mengangkat sebelah alisnya menatap Nathan, "Perempuan tangan kilat?" tanya Jimmy.

Nathan mengangguk, "Ya maksudku Cindy, aku menyebutnya tangan kilat karena tangan cantiknya pernah mendarat mulus di kepalaku ini dengan cepat." Ucap Nathan dengan nada sedikit kesal mengingat Cindy pernah memukulnya.

Jimmy terkekeh,"Itu salahmu, siapa suruh kau menggodanya." Jawab Nathan.

"Aku dilahirkan untuk menjadi penggoda mungkin." Tambah Nathan dengan kesal. Jimmy hanya mengangkat bahunya dan menyesapkan kopinya.

"Kau tau Nathan, hal yang paling beruntung dihidupku saat ini adalah bertemu dengan Cindy. Aku seperti punya rumah dan punya tempat untuk kembali...Saat menatap matanya, aku benar-benar seperti tenggelam, seperti aku tidak bisa jauh darinya." Ucap Jimmy sambil menggenggam gelas kopinya dengan ke dua tangannya.

"Kau benar-benar sudah jatuh dalam pesona perempuan itu." Jawab Nathan.

"Aku mengakui kalau diriku ini bajingan dan sebenarnya tidak pantas bersamanya. Tapi aku benar-benar tidak ingin pisah darinya, aku ingin dia berada disampingku untuk selamanya... dan kau juga tau sendiri, aku dari kecil tidak pernah mendapat perhatian utuh dari sosok seorang ibu, bahkan saat ayahku menikah lagi. Bagiku, semua perempuan sama saja pada awalnya..tapi saat perjanjian hutang itu dibuat, aku benar-benar tertarik dengan wajah olos Cindy. " Ucap Jimmy lagi.

Nathan tersenyum tipis menatap Jimmy yang menundukkan wajahnya sambil memegang kopi tanpa ia minum sama sekalo, "Aku rasa orang tua Cindy, memberikan anaknya pada orang yang tepat." Ucap Nathan.

Jimmy masih diam menatap gelas kopi ditangannya yang sudah mulai mendingin. Jimmy menoleh ke arah luar jendela. Hujan mulai turun dengan deras, ia menatap orang-orang yang sedang berlari menghindari hujan karena turun tiba-tiba. Jimmy menarik nafas panjang dan meletakkan gelas kopi itu di atas meja tanpa menghabiskannya.

"Kau baliklah dan temani Cindy di kamarnya, kasihan dia sendirian." Ucap Nathan.

Jimmy mengangguk, "Jika ada informasi terbaru langsung kabari aku lagi. Terima kasih untuk bantuanmu Nathan." Ucap Jimmy kemudian berdiri dan langsung meninggalkan Nathan. Nathan hanya bisa mengangkat bahunya dan kembali sibuk dengan kopinya yang sudah mulai mendingin

Jimmy terhenti didepan pintu masuk Café karena ia tidak membawa paying sama sekali, tapi ia melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ia harus segera balik ke rumah sakit. Tapi ia melihat diseberang Café ada mini market yang buka, ia berencana untuk membelikan beberapa cemilan dan juga buah untuk Cindy.

Jimmy mengulurkan tangannya ke depan untuk merasakan derasnya air hujan. Jimmy mengangkat bahunya tidak peduli dan langsung berlari menyebrang jalan untuk ke mini market. Jimmy masuk ke dalam minimarket dan membelikan beberapa cemilan untuk Cindy. Tidak lama kemudian ia langsung kembali ke rumah sakit.

Mr AggressiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang