Bab 8

13.1K 387 6
                                    

Song : Demi Lavato - Heart Attack

■■■

Setelah tiba di rumah Jimmy langsung menyuruhku untuk masuk ke kamarnya dan ia mengunci pintu kamarnya.

“Duduk!” perintahnya. Aku langsung duduk di pinggir tempat tidurnya seperti seorang anak kecil. Aku menatapnya yang terlihat kacau.

Jimmy membuka jas kerjanya dan melonggarkan dasinya dengan gusar. Ia menatapku tajam.

“Aku sudah bilang jangan berdekatan dengan pria itu!” katanya

“Kenapa? Dia hanya temanku.” Bantahku.

Jimmy mengusap wajahnya dengan gusar, “Aku tidak ingin kau berdekatan dengan siapapun Cindy.”

“Jimmy... Kami hanya berteman saja. apa tidak boleh?”

“Iya! Tidak boleh!”

“Kenapa?”

“Kau bisa jatuh cinta padanya nanti!” kata Jimmy dengan suara tinggi. Aku yang mendengarnya kaget sekaligus langsung spontan terkekeh.

“Kenapa kau tertawa?” tanyanya tidak suka.

“Kau lucu Jimmy.”

“Apa yang menurutmu lucu?” tanya Jimmy. Ia langsung duduk dilantai bukan duduk disofa. Lalu ia membuka sepatunya.

“Aku tidak mungkin mencintainya. Aku tidak pernah merasa nyaman selama ini dengan orang lain selain dirimu.” Kataku. Jimmy langsung menatapku sambil memegang tali sepatunya.

“Jadi, kau nyaman denganku hm?” tanyanya dengan senyum menggodanya.

Aku langsung menutup mulut. Sepertinya aku salah bicara. Dia tersenyum lalu melanjutkan membuka sepatunya.

Kepalaku teringat ucapannya yang selalu mengatakan kalau aku ini kekasihnya, aku ingin bertanya soal itu, “Kenapa kau selalu mengakui kalau aku ini kekasihmu?”

Dia mendongkak kepalanya dan duduk menyilangkan kakinya sambil menatapku. “Karena kau memang kekasihku. Kekasih seorang Jimmy Alexandro.” Tegasnya.

“Sejak kapan?” tanyaku heran.

“Sejak hari ini.” jawab Jimmy.

“Tapi kau mengklaim diriku ini kekasihmu bukan dari hari ini.”

“Maksudnya hari ini aku meresmikannya.” Jawabnya kemudian berdiri.

Aku menatapnya tidak percaya, “Apa kekasih itu termasuk pacaran? Tapi kita tidak pacaran Jimmy.”

“Kita sudah pacaran hari ini.”

“Tapi kau tidak memintaku untuk berpacaran denganmu!” kataku kesal.
Jimmy menatapku lalu tersenyum. Ia berjalan mendekat ke arahku dan mencondongkan wajahnya, “Kalau itu maumu, akan aku kabulkan. Ayo kita pacaran?” ucapnya tepat didepan wajahku.

Aku diam. Tatapannya mengintimidasiku. Aku seperti terhipnotis dengan senyuman manisnya, “Diam berarti kau menerimanya.” Ucapnya lalu mencium hidungku.

“Hari ini kau resmi menjadi kekasih dari seorang Jimmy Alexandro yang tampan.” Katanya. Aku terkekeh.

Lalu tiba-tiba Jimmy melepas dasinya dan membuka kemejanya. Ia menatapku. Otot-otot perutnya terbentuk sempurna. Oh Pikiranku! Aku langsung membulatkan mataku.

“Kau mau apa jimmy?”

“Aku mau mandi.” Jawabnya. Ia kemudian langsung masuk ke kamar mandi.

Aku bisa bernafas lega. Aku bebas. Tapi pintu kamar mandi terbuka lagi. Jimmy keluar dari kamar mandi dan hanya menggunkan handuk yang melilit dipinggangnya. Aku langsung mengambil bantal dan menutup wajahku lagi.

Mr AggressiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang