"Maaf Tuan, kami belum bisa mendapatkan bukti tentang orang yang mencoba membunuh nona Cindy." Ucap Elan kepada Jimmy di depan pintu kamar inap Cindy.
"Bajingan sialan!" Umpat Jimmy sambil meninju dinding rumah sakit.
"Cari sampai ketemu! Jangan gunakan polisi! Dia harus dibawa kehadapan saya terlebih dahulu! Biarkan tangan saya melukainya lebih dulu sebelum polisi!" Ucap Jimmy dengan sangat marah kepada Elan dan orang-orang kepercayaannya.
"Jika sampai Cindy nyawanya tidak tertolong... Saya akan membunuhnya! Paham kalian?!" Ucap Jimmy dengan marahnya.
"Baik Tuan." Jawab Elan kemudian pergi dari hadapan Jimmy.
Dibalik kaca pintu ruangan Cindy dirawat pria itu menatap nanar tubuh Cindy yang sedang terbaring tidak sadarkan diri dengan berbagai macam alat dipasang ditubuhnya. Ia hanya bisa berdiam diri sambil menunggu para Dokter dan perawat menolong Cindy.
"Ku mohon selamatkan dia." Gumam Jimmy pelan sambil meremas tangannya.
Perlahan-lahan Jimmy memundurkan langkahnya dan duduk di kursi tunggu depan ruangan Cindy. Pria itu perlahan-lahan menundukkan kepalanya dan meremas rambutnya dengan frustasi.
"Arggh!!!! Kenapa bukan aku saja yang tertembak!!" Teriak Jimmy.
"Ku mohon Cindy, Aku tidak ingin kehilangan orang yang aku cintai lagi. Ku mohon..." Gumam Jimmy sambil menundukkan wajahnya sambil menangis.
"Aku tau kau membutuhkan ini." Jimmy terdiam saat mendengar suara itu, perlahan Jimmy mengangkat kepalanya dan mendapati seorang suster memberikan tisu kepadanya.
"Aku tidak membutuhkan tisu, tisu tidak bisa memperbaiki suasana hatiku yang hancur saat ini." Ucap Jimmy kemudian menundukkan kembali kepalanya.
"Tisu memang tidak berarti apa-apa, setelah kau pakai pasti langsung dibuang. Tidak ada gunanya kan?" Ucap suster itu kemudian ia menarik nafas panjang sambil tersenyum menatap Jimmy. Sedangkan Jimmy pria itu hanya diam.
"Ini hanya akan membantumu menghapus air matamu, tapi saya harap setelah anda menghapus air mata anda, anda menjadi lebih kuat lagi. Kekasih anda sedang koma di dalam, tidak ada yang bisa membantunya kuat selain anda disini. Tisu memang tidak memberikan kekuatan apapun pada anda, tapi saya tau cinta bisa membuat anda kuat. Kuatlah demi kekasih anda." Ucap suster itu sambil tersenyum. Jimmy menatap suster itu dengan tatapan terlukanya.
Ia mengambil tisu itu kemudian berkata,"Aku hanya tidak ingin kehilangan orang yang aku sayang lagi." Ucap Jimmy sambil meremas tisu itu dan menangis.
Suster itu berpindah duduk disamping Jimmy dan mengusap bahu Jimmy dengan pelan, "Aku benar-benar tidak bisa kehilangan dia." Ucap Jimmy lagi ia bahkan menangis tanpa malu di depan suster itu.
"Bisakah aku saja yang mengantikannya didalam sana? Aku tau dia kesakitan..."Ucapnya lagi. Suster itu hanya bisa diam dan mengusap bahu Jimmy.
"Sudah ku bilang, tisu memang tidak berguna." Ucap Jimmy, ia meremas tisu yang sudah basa terkena air matanya dan membuangnya dengan kasar. Jimmy langsung berdiri dan pergi masuk ke dalam kamar rawat Cindy dan meninggalkan perawat itu sendirian.
***
Jimmy duduk disamping tempat tidur Cindy dan mengusap lembut tangan Cindy. "Ibuku sudah meninggalkanku, aku hanya hidup sendirian. Aku besar tanpa kasih sayang penuh kedua orang tuaku. Keluargaku tidak bisa menerimaku dengan baik. Aku benar-benar sendirian sebelum bertemu denganmu..." Jimmy menatap wajah Cindy yang terbaring pucat.
"Aku pikir kasih sayang yang nyata itu tidak ada... Aku pikir aku memang ditakdirkan untuk sendiri, tapi tidak. Aku bertemu denganmu seperti menemukan sebagian dari diriku ada padamu. Aku seperti merasa utuh. Aku yang sebelumnya merasakan hidup ini gelap kembali menemukan cahaya..." Jimmy terkekeh sambil menitikkan air matanya, "Aku hancur cin... aku benar-benar tak berarti. Tapi kamu datang seakan-akan memberikan harapan bahwa cinta itu benar-benar ada. Entahlah, aku merasa bersyukur melakukan perjanjian itu dengan kedua orang tuamu. Membawamu ke rumahku bukanlah malapetaka melaikan sebuah anugerah." Jimmy mengecup jemari Cindy dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Aggressive
General Fiction[HARAP BIJAK! 21+] Perusahaan bangkrut membuat orang tua Cindy Austin berhutang besar kepada seorang pengusaha kaya raya bernama Jimmy Alexandro. Dia adalah seorang pria yang terkenal kejam dan sombong. Orang tua Cindy menawarkan Cindy sebagai jamin...