Bab 10

12.7K 422 12
                                    

"Evelin?" Gumam Jimmy.

Cindy menatap Jimmy. Ia begitu kesal karena Jimmy sepertinya mengenal perempuan yang sekarang berada dihadapannya. Dan mungkin saja memang benar Jimmy bertunangan. Cindy semakin kesal karena gadis bernama Evelin itu tersenyum manis kepada Jimmy. Para pekerja dirumah Jimmy pun hanya bisa tersenyum penuh arti saat menatap mereka.

"Hai Jim." Jawab Evelin sambil melambaikan tangannya dan berjalan ke arah Jimmy. Ia mendekati Jimmy dan langsung memeluk tubuh Jimmy.

"Aku merindukanmu, Jim." Kata Evelin dengan begitu manja. Ia bahkan sampai memejamkan matanya menikmati tubuhnya dalam pelukan Jimmy.

Cindy hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil membuang nafas panjang. Awalnya Jimmy hanya diam saat dipeluk Evelin. Tangannya yang semula menggenggam tangan Cindy, kini ia lepas. Ia bahkan tersenyum saat memeluk tubuh Evelin.

"Aku juga merindukanmu, Eve." Kata Jimmy. Ia bahkan mengelus rambut Evelin dengan begitu lembut.

Sakit melihat Jimmy begitu mesra memeluk perempuan tepat didepan matanya. Mata Cindy sudah memanas, air matanya sudah menumpuk di sudut mata. Sekali ia berkedip pasti air matanya langsung lolos. Kakinya terasa begitu lemas. Bahkan para pekerja begitu bahagia melihat Evelin dan Jimmy. Perlahan-lahan Cindy memundurkan langkah kakinya agar menjauh dari mereka.

Cindy memutar tubuhnya, ia berjalan sambil tertunduk lemas. Air mata yang sedari ia tahan kini lolos dari mata cantiknya. Bahunya kini bergetar, ia ingin segera lari saja ke kamar tapi kakinya terasa begitu lemah untuk berlari. Ia menutup mulutnya agar tangisnya tidak terdengar oleh mereka.

"Bodoh! Seharusnya aku tidak menangis disini!" kata Cindy dalam hati.

"Tetaplah disini." Gumam Jimmy. Cindy menghentikan langkah kakinya.

Terdengar bunyi langkah sepatu Jimmy mendekat kepada Cindy. tiba-tiba tubuh Cindy dipeluk dari belakang. Cindy kaget. Ia kembali menangis.

"Hey, Hatiku tidak berpihak pada orang lain." Kata Jimmy. Ia mengecup kepala Cindy dengan begitu sayang. Cindy masih terisak. Ia memutar tubuhnya. Mata Cindy menatap orang-orang yang berada dibelakang Jimmy. Mereka semua tersenyum kepada Cindy. Bahkan Evelin juga ikut tersenyum.

Cindy mendongkakkan kepalanya menatap Jimmy, pria itu tersenyum manis lalu menghapus air mata Cindy.

"Kamu salah paham." Kata Jimmy lagi. Cindy menghapus air matanya dengan kesal. Ia masih belum berkata apa-apa. Ia masih bingung apa yang terjadi sini.

"Eve, kemarilah!" kata Jimmy. Evelin dengan begitu santai sambil tersenyum mendekati Jimmy dan Cindy.

"Hai!" sapa Evelin. Cindy hanya tersenyum tipis.

"Evelin ini adalah sahabatku sejak masih SMA dulu. Dia seorang Chef terkenal sekarang." Kata Jimmy. Senyum Evelin perlahan-lahan memudar, tapi ia mencoba tersenyum.

"Iya, aku sahabatnya Jimmy. Aku tadi hanya bercanda." Kata Evelin. Cindy menyadari perubahan wajah Evelin tapi ia berusaha baik-baik saja. Cindy hanya tersenyum lalu mengangguk. Ada sedikit perasaan lega saat tau mereka sahabat. Tapi, seperti ada yang ganjil diantara mereka, terlebih khusus Evelin.

"Maaf jika bercandaku keterlaluan." Kata Evelin.

"Iya." Jawab Cindy. Jimmy tersenyum melihat Cindy sudah tidak salah paham. Cindy menatap Jimmy lalu memeluk tubuhnya.

"Hey, aku hanya menyukaimu Cindy. Kamu itu kekasihku bukan jaminan dirumah ini lagi... Dan kamu bukan jaminan lagi disini. Kamu milikku hari ini sampai selamanya." Kata Jimmy, ia mengecup kepala Cindy lagi. Evelin hanya bisa tersenyum.

Cindy melepas pelukannya, "Apa kamu bisa berjanji untuk itu?" tanya Cindy.

Jimmy mengangguk mantap, "Tentu saja! Aku berjanji." Jimmy tersenyum mengangkat jari kelingkingnya dan mengaitkan dengan jari kelingking Cindy.

"Apa kamu tahu aku hancur saat melihatmu bahagia?" kata Evelin dalam hati.

Evelin menoleh kepada para pekerja sambil tersenyum seakan-akan dia baik-baik saja.

Cindy dan Jimmy tersenyum bahagia. "Kalau begitu, ayo kita ke atas. Aku ingin mandi dulu dan kau harus mencuci mukamu dulu. Atau..." Jimmy mendekatkan wajahnya kepada Cindy, "Kau ingin mandi bersamaku?" ucap Jimmy sambil mengedipkan matanya begitu jahil kepada Cindy. Pipi Cindy langsung merah padam.

Jimmy tertawa dan langsung mengacak rambut Cindy dengan gemas, "Aku suka melihat pipimu merah dan itu karena ulahku." Kata Jimmy. Cindy melotot kepada Jimmy, ia begitu malu sekarang. apalagi dilihat seluruh pekerja dirumah ini.

"Ayo ke atas!" kata Cindy.

Jimmy memundurkan badannya dari Cindy, ia memasukan tangannya kedalam saku celananya. "Lihat! Disudah tidak sabar!" kata Jimmy lagi. Cindy semakin kesal karena mendapat sorakan dari mereka.

Cindy langsung menarik tangan Jimmy menjauh dari mereka, "Ayo ke atas!" kata Cindy. Jimmy hanya tertawa.

"Jangan lupa untuk turun makan!" teriak Evelin.

♥♥♥

Cindy masuk ke kamarnya tapi Jimmy juga mengikutinya. "Mau apa kamu disini?" tanya Cindy hati-hati.

"Aku bertanya, emmhh... Apa aku boleh mandi disini?" tanya Jimmy dengan santai.

"Tidak!" hampir saja Cindy berteriak tapi ia langsung sadar dan menutup mulutnya.

"Eh, maksudku kamu punya kamar sendiri, kamu bisa mandi disana, bukan disini." Kata Cindy.

Jimmy melangkahkan kakinya sampai tubuh kaki cindy menyentuh tempat tidurnya dan ia terjatuh,"Tapi aku ingin mandi disini bersamamu." Kata Jimmy. Tubuh Cindy langsung menegang.

"Mandi saja dikamar mandimu." Kata Cindy lagi.

"Apa aku tidak boleh mandi disini?" kata Jimmy lagi. Cindy menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, kalau begitu aku akan mandi dikamar Evelin saja." kata Jimmy. Ia melangkahkan kakinya dengan santai.

"Jimmy!" teriak Cindy kesal. Jimmy memutar tubuhnya sambil tertawa. Cindy memhentakkan kakinya dengan kesal tapi malah terlihat lucu dimata Jimmy. Pria itu mengangkat bahunya dan berjalan keluar dari kamar Cindy.

"Yakkk Jimmy!!!!!!!!" teriak Cindy kesal. Ia menyusul Jimmy keluar dari kamar sambil membawa bantal.

Bugghh!!

Cindy memukul kepala Jimmy dengan bantal,"Jimmy kau benar-benar menyebalkan!!!" katanya dengan kesal.

Jimmy mengambil bantal yang dipegang Cindy, wajah Cindy semakin cemberut dibuatnya.

"Kau benar-benar cemburu dengan, eve? Dia sahabatku." Kata Jimmy.

"Tapi tadi kau bilang akan mandi di kamarnya!"

"Hehehe... aku cuma bercsanda." Jawab Jimmy sambil terkekeh.

"Keterlaluan!!" kata Cindy. Jimmy memeletkan lidahnya. Wajah Cindy semakin cemberut. Jimmy terkekeh dan memeluk tubuh Cindy.

"Maaf ya... aku hanya bercanda saja." Gumam Jimmy sambil memeluk kepala cindy. Cup!

Cindy hanya mengangguk didalam pelukan Jimmy. Ia merasa nyaman didalam pelukan Cindy dan ia menikmati kecupan ringan dikepalanya yang diberikan Jimmy. Tanpa mereka tahu ada yang melihat mereka dan sakit hati.

tbc~~


Jangan lupa Vote dan komentarnya ya... :)

Mr AggressiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang