"Tidak selamanya pertemuan yang singkat menjadi akhir yang singkat pula, bisa saja itu bertahan selamanya." Ucap Cindy sambil membaca tulisan di depan jendela sebuah Kafe. Elan berdiri tepat di belakang Cindy, perempuan itu terlihat senang di ajak jalan-jalan di pusat kota.
Cindy menoleh ke belakang kepada Elan, ia kemudian tersenyum sambil memegang sebuah ice cream rasa vanila di tangannya. "Apa kamu pernah bertemu dengan seseorang dalam waktu yang singkat dan mencintainya dalam waktu yang singkat juga?" tanya Cindy sambil mereka melanjutkan perjalanan mereka melihat-lihat pusat kota.
"Saya belum pernah bertemu dengan sosok yang mampu membuat saya jatuh cinta pada pandangan pertama." Jawab Elan.
Cindy menganggukkan kepalanya, "Elan, jika suatu hari nanti kamu bertemu dengan sosok perempuan yang bisa membuatmu jatuh cinta tapi dia sudah punya kekasih atau hatinya belum bisa terbuka untuk orang lain, bagaimana sikapmu menghadapi itu?" tanya Cindy.
"Cinta tidak mengajarkan kita untuk menganggu atau merusak hubungan orang. Jika aku tau dia sudah ada yang mencintai, untuk apa cintaku? Aku tidak akan menganggunya, aku akan menjauh dan melupakan dirinya. Percaya saja, jika bukan jodoh perasaan itu akan hilang dengan sendirinya. Tapi, jika dia tidak ada yang memiliki tapi hatinya belum bisa terbuka untuk orang lain. Aku akan membuatnya melupakan masalalunya, aku akan berada disampingnya." Jawab Elan dengan santai. Cindy tersenyum kemudian memakan eskrimnya kembali.
Cindy mempercepat langkahnya kemudian berdiri disebuah aksesoris. Ia langsung masuk, Elan mengikutinya dari belakang.
"Apa yang ingin anda cari nona?" tanya Elan.
"Aku ingin membelikan Jimmy sebuah hadiah kecil." Ucapnya sambil melihat-lihat pajangan hiasan yang akan ia beli nanti. Kemudian Cindy berhenti pada sebuah lemari kaca yang menggantung banyak gantungan kunci." Cindy tersenyum pada sebuah gantungan kunci kayu dengan hiasan pinguin.
Bughh!!
Tubuh Cindy terjatuh kelantai karena seseorang mendorongnya. Elan langsung mendekati Cindy. Cindy menoleh kebelakang karena orang yang menabrak tubuhnya juga terjatuh. Es krimya juga ikut terjatuh berserakkan dilantai. Orang yang menabrak Cindy merupakan seorang pria. Pria itu menutup wajahnya dengan masker hitam.
"Nona, kamu tidak apa-apa?" tanya Elan.
Cindy mengangguk kemudian berdiri sambil merapikan pakaiannya. Pria itu juga ikut berdiri, Elan ingin mendekati pria itu tapi Cindy menahan tangannya. Cindy memicingkan matanya menatap pria itu, sepertinya ia mengenal pria itu. Tapi wajahnya tidak terlalu jelas karena tertutup masker.
"Maaf." Kata pria itu kemudian menundukkan badannya dan langsung pergi sebelum Cindy membuka mulutnya.
"Kenapa nona menahan saya untuk memukulnya? Nona tau sendiri kalau tugas saya juga menjaga nona agar tetap baik-baik saja, jika nona ada yang lecet sedikit saja, saya bisa dibunuh Tuan Jimmy." Kata Elan. Cindy melepaskan tangannya.
"Saya tidak lecet dan saya baik-baik saja. Hanya saja es krim saya hancur." Kata Cindy kemudian tertawa kecil.
"Apa mau saya belikan yang baru lagi?" tanya Elan.
Cindy menggelengkan kepalanya, "Nanti saja. Cukup dulu." Jawab Cindy.
Seorang pegawai toko mendekati mereka, "Apa semua baik-baik saja?" tanyanya.
"Ah, iya semuanya baik-baik saja. Tapi maaf es krim saya mengotori tempat ini." Ucap Cindy merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa, nanti kami bersihkan nona." Jawab pegawai itu dengan sopan.
Pegawai itu berjalan mendekati Cindy, "Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya pegawai itu.
Cindy menunjukkan sebuah gantungan kunci berhiaskan dua penguin yang saling berpelukan. Pegawai itu tersenyum lalu membuka lemari kaca itu dan mengambil hiasan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Aggressive
General Fiction[HARAP BIJAK! 21+] Perusahaan bangkrut membuat orang tua Cindy Austin berhutang besar kepada seorang pengusaha kaya raya bernama Jimmy Alexandro. Dia adalah seorang pria yang terkenal kejam dan sombong. Orang tua Cindy menawarkan Cindy sebagai jamin...