Sepupuku Jung Ho Seok baru baru ini pindah ke rumahku di Seoul dari Secunderabad, India.
Saat di perjalanan menjelajahi Seoul kita berfoto - foto dan bertukar cerita cerita hantu dan tertawa akan kemiripan dan perbedaan antara cerita hantu Korea dan cerita hantu India.
Saat aku menanyakannya apakah dia pernah mengalami apapun yang berhubungan dengan hal hal gaib, matanya terbelalak dan memalingkan matanya ke jendela. Dan saat keheningan begitu terasa bagiku, dia menjawabnya dengan pelan
"Ya, beberapa. Salah satunya sangat menakutkan."
"Saat aku sedang menjalani tahun kedua kuliahku, aku tinggal di asrama . Aku mendapatkan banyak teman disana. Kami semua sangat senang untuk bersekolah jauh dari orang tua kami yang tua. Berada di asrama itu sangat menyenangkan, tetapi itu adalah gedung yang sangat sangat tua.
Listrik hanya dipasang di kamar kamar. Terkadang, lilin lilin ditaruh di sepanjang jendela jika penjaga hadir, tetapi biasanya saat kamu meninggalkan kamar, kamu akan berhadapan dengan lorong yang gelap gulita.
Sudah lazim membangunkan seseorang jika kamu ingin berjalan ke wc yang berada di ujung lorong. Kami semua mempunyai ketakutan kekanak-kanakan akan berada sendirian di kegelapan.
Suatu malam, aku harus menggunakan wc. Pada saat itu sekitar jam 4 dini hari. Aku beranjak ke ranjang temanku Min Yoon Gi dan menepuk pundaknya.
Dia langsung membuka matanya tepat setelah aku menyentuhnya. Aku meminta maaf karena telah menggangunya, dan memberitahu nya bahwa aku ingin buang air kecil.
Yoon Gi tersenyum padaku dan lompat dari ranjangnya. Di sepanjang jalan menyusuri lorong, dia tertawa dan menari. Aku tidak bisa melihatnya sama sekali, gelangnya menggerincing bersamaan dengan kencang dan bel di gelangnya berdenting dengan pelan. Itu sangat menenangkan rasa takutku. Aku tertawa dan menggoyangkan pinggulku di sepanjang lorong bersamanya, sangat lelah untuk meniru gerakan lengan yang rumit. Dia tidak berbicara apapun padaku, dan kadangkala aku mendengar dia mendengungkan satu dari lagu Bollywood kesukaanku.
Kejadian yang sama terjadi lagi saat di sepanjang jalan kembali ke kamar. Aku bangun telat di pagi harinya karena suara beberapa pria yang berada di ruangan kami. Mereka mengerubungi ranjang temanku. Aku loncat dari tempat tidurku, bersiap untuk melindungi temanku, saat aku menyadari mereka adalah para pengurus asrama kampus. Aku mengintip lebih dekat.
Mata temanku yang sudah tidak bernyawa terfokus ke tempat tidurku, senyum yang sama di wajahnya. Bunuh diri. Waktu kematian dia adalah pada jam 11.30 malam , hampir 5 jam sebelumku bangunkan dia."