Hai teman teman. Ini aku. Aku harus mengakui sesuatu pada kalian. Aku tak akan bisa hidup tenang jika aku Tetapi diam. Aku... aku selama ini mengerjakan sesuatu. Aku melakukan suatu eksperimen untuk mengetahui apakah rasa takut yang Kita miliki dipengaruhi oleh "sesuatu ".
Aku berhasil.
Aku menemukannya. Rasa takut yang selama ini kita rasakan dipengaruhi oleh orang lain.
Jadi, selama ini orang tua, guru, teman dan keluarga kita selalu memberitahukan apa yang dapat menimbulkan bahaya bagi Kita seperti berada di tempat tinggi dapat membuatmu jatuh dan mati, atau bermain dengan pisau dapat melukaimu, laba-laba dan kaki delapannya yang menjijikkan. Itu semua karena larangan dan doktrin yang mereka berikan pada kita.Aku ingin tahu apakah jika tanpa pengaruh tersebut kita akan merasa takut?
Jadi aku memutuskan untuk membesarkan bayi seseorang. Ah... aku tidak menculiknya. Hanya saja aku menemukannya di rumah sakit. Orang tuanya tak kunjung menjemputnya. Aku mengaku sebagai ibu bayi Itu dan menebus biaya selama dia berada di rumah sakit.Kubesarkan dia dengan penuh kasih sayang, namun aku Ketika dia tumbuh besar, aku tak memberitahukan apapun atau melarangnya melakukan apapun. Kubiarkan dia bermain-main dgn pisau atau memelihara laba-laba besar di kamarnya. Dia menganggap mereka menyenangkan. Aku biarkn saja dia. Ketika dia memanjat pohon dan jatuh hingga kakinya patah, dia menangis.
Aku membawanya ke rumah sakit untuk diobati. Kemudian dia bertanya,
"Apa yang kurasakan Ketika jatuh?""Itu bukan apa-apa. Itu sesuatu yang harus manusia rasakan."
"Apakah Itu berbahaya?"
"Tidak. Tanpa itu maka kamu bukan manusia."
Setelah sembuh, dia kembali memanjat pohon. Dia tak takut. Dia tak takut apapun. Bahkan Ketika aku membiarkannya berjalan di luar rumah saat malam hari. Dia tak takut. Dia bahkan tersenyum. Aku tak memasukkannya ke sekolah karena mereka Akan mulai memberitahukannya hal-hal bodoh.
Tak Akan kubiarkan mereka.
Hingga pada malam Itu aku membiarkannya membukakan pintu untuk sesorang yang mencurigakan. Dia melakukannya. Bahkan saat orang Itu menusukknya dengan pisau. Dia hanya tersenyum. Aku menyayanginya tapi aku Sudah terikat, tak bisa berbuat banyak.
Bibir membirunya terbuka, berkata sesuatu..."Aku mengantuk."
"Tak apa. Tidurlah. Saat Kau bangun, Kau akan berada di tempat yang Kau suka." Kataku.
"Aku hanya ingin bersamamu."
Dan matanya menutup.
Aku menuliskan ini dari balik jeruji. Aku ingin kalian tahu jika bukan aku yang membunuhnya dan agar kalian tidak mendoktrin dan melarang anak kalian, menakutinya dengan hal aneh. Kalian bukan orang tua yang baik
Aku juga sekarang peri menyusul anakku. Anak kesayanganku....