Wake me up, berulangkali Erisa menggumamkannya sembari menepuk kedua pipinya. Ia baru saja masuk kedalam kamar dan yeah, masih tidak mempercayai kejadian beberapa menit yang lalu.
"Mas Idam bangun.."
"Mas? Sudah nyampe di rumahku"
"Eii~ Mas Idam jangan pura-pura tidur.." Erisa memukul pelan lengan Idam. Pikirnya pria itu hanya pura-pura tertidur, toh Erisa tidak bodoh sekali. Pasalnya ia pernah membaca di buku tentang orang tidur dengan kaki yang bergoyang artinya belum masuk ke alam mimpi alias tidak/belum tertidur.
"Hehehe.. maaf-maaf" benar dugaan Erisa. Kemudian pria itu bangun dari paha Erisa, rambutnya sedikit berantakan dan hal itu menambah nilai plusnya. Yang tadinya Erisa banyak mengeluarkan suara, kini malah sebaliknya. Ia berubah menjadi Erisa yang pemalu karena ditatap Idam.
"Gak jadi turun? Atau mau turun di rumah saya saja?" anjir. Buru-buru gadis itu turun dengan seribu kesaltingan yang dimilikinya. Dengan seribu langkah pula ia berjalan cepat memasuki rumah.
"Ris!"
Srett drakk. Bayangkan saja mobil yang sedang rem mendadak kemudian diikuti bunyi tubrukkan dari belakang. Tubuh Erisa terdorong sedikit kedepan karena ada seseorang yang menuburuknya dari belakang.
"Eh maaf. Kamu gak apa-apa?"
"I--iya" dalam hati, Erisa ingin mengumpat kepada orang itu. Beruntunglah Idam memiliki tempat spesial di hati gadis itu, kalau tidak.... sudah pasti Idam akan menelan sumpah serampah kelas empat.
"Hhmm.. ada apa ya?" tanya Erisa. Lengannya sedikit risih dipegang terus, berasa nenek-nenek yang perlu di tuntun.
"Good night, Ris"
Semoga saja orang tua Erisa tidak melihat kejadian saat ini di halaman muka rumah. Cukup pak sopir taxi yang menjadi saksi mereka berdua.
"Good night" balas gadis itu berbisik di sela-sela pelukan dadakan. Detakan jantung Erisa makin kencang dan makin cepat. Tangannya kaku, ingin membalas pelukan Idam namun tangannya tak mau digerakkan. Kali pertama? Yep. Kali pertama baginya mendapat pelukan selain dari orangtuannya tentu.
"KKKYYYYYAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!"
Ternyata begini rasanya dipeluk pacar, batin Erisa. Dipeluknya hanya 5 detik. Senangnya semalaman. Gak bisa berkata-kata lebih, Erisa hanya bisa berteriak kegirangan dengan bibir yang ketarik ke atas. Dua hal baik terjadi padanya hari ini. Erisa sangat sangat sangat dan sangat bersyukur kepada Tuhan. Idam kembali, bahkan tinggal di tanah yang sama dengannya dan dirinya sudah tidak merasa ter-php-kan oleh pria itu.
"Ini bukan mimpikan? Kalaupun ini hanya mimpi, besok gue bakalan ketemu mas Idam di sekolah. Huaaaaaaa!!!!"
...
Pagi haripun tiba. Erisa tidur nyenyak semalam, bahkan sungai kecil mengalir dari puncak bantal. Dirinya segera bersiap untuk berangkat ke sekolah.
Sesekali Erisa mengecek layar ponselnya. Tetapi yang ditunggu tak kunjung tiba. Ia berharap ada whatsapp dari Cikita yang mengabarinya kalau kakaknya akan menjemput Erisa dan mengantarkannya ke sekolah. Ya, itulah harapannya.
"Dek, habisin makanannya. Jangan main ponsel mulu" segera Erisa meletakkan ponselnya lesu. Lebih baik jangan berharap lebih.
Jalanan kota Jakarta padat. Pada akhirnya Erisa diantarkan oleh pak Suryo. Layar ponsel gadis itu tiba-tiba menyala, ada nama Cikita disana.
"Halo Ris"
"Ya. Kenapa?"
"Elah.. sewot amat jawaban lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCISMUS
Teen FictionDikutip dari Om Gugel, dalam kamus psikologi, Accismus adalah keadaan dimana kamu berpura-pura tidak tertarik pada seseorang atau sesuatu tapi sebenarnya kamu tertarik. Itulah yang tergambar pada diri Erisa. Dia naksir seseorang, ngestalk seseorang...