Sembilan

6.3K 606 17
                                    

Apa yang baru saja dilihat Erisa sungguh nyata. Gadis itu tidak perlu memakai kaca mata rabun untuk memperjelas penglihatannya.

"Lo kenal Erisa?" tanya Erga memastikan. Idam memamerkan senyum evilnya. Beh, Erisa ingin pingsan melihat senyuman itu. Apalagi ketika empunya datang mendekati Erisa dan omaigat... Idam merangkul bahu Erisa.

"Pacar gue" Oh God! kill me know, batin Erisa. Jika saja Idam punya mulut yang bisa dikontrol, Erisa masih bisa bernafas dengan normal. Bukannya seperti sekarang, gadis itu bernafas sesenggukan. Narik nafas saja susahnya setengah mati. Rasanya ingin meminjam hidung Lord Voldemort yang mancung itu.

"Oh. Gue kira belum taken" jelas banget wajahnya minta kasih sayang. Erisa jadi tidak tega melihat Erga. Beda dengan Idam yang tidak mengubah ekspresinya, bahkan di jidatnya tertulis 'bodo. yang penting Erisa punya gue'.

"Bro gue mau anterin dia ke kelas. Lo mau ikut?"

"Gue langsung balik ke kelas aja" kata Erga yang kemudian berlalu. Erisa bersyukur setidaknya Erga masih sempat melemparkan senyum kepadanya. Hal itu membuat Erisa sedikit merasa lega.

"Lama banget nongkrong di toiletnya, neng" Erisa mengerutkan keningnya. Idam tahu darimana kalau Erisa daritad.. wait.

"Jangan bilang Mas Idam ngikutin aku dari tadi?" Idam mengangguk. Yaampun, bagaimana bisa Erisa tidak sadar sama sekali.

"Saya ngikutin kamu dari kantin. Sebenarnya mau kasih kejutan, tapi kamu keburu pergi. Awalnya saya pikir kamu kebelet pipis atau boker, mungkin. Eh ternyata malah ngebo di toilet. Hampir saya dobrak masuk kesana" jelas Idam. Erisa tertawa mendengarkannya. Kasian juga membuat waktu makan siang pria itu tersita di depan toilet.

"Jadi Mas Idam kesini dalam rangka apa?" kali ini Idam yang mengerutkan keningnya, kemudian dia mengubah ekspresi ketika menyadari sesuatu.

"Kamu kira saya ngapain kesini hah? Lihat nih saya pakai seragam. Ya mau belajar" yep, Erisa melihat pria itu mengenakan seragam yang sama dengannya.

"Mas Idam cosplayer?" bisa jadi pria itu sedang menggunakan seragam anak sma Indonesia sebagai ganti kostum cosplay dari anime yang kostumnya susah dicari. Pemikiran yang cukup rumit.

"Kamu mikir apa sih? Saya sekolah disini. Saya pindah sekolah"

"Serius? Mas Idam bukannya anak kuliahan?"

"Kuliahan bagaimana, lulus saja belum" Gila, jadi dia bakalan satu sekolah dengan Idam. Dan pria itu ternyata masih SMA. Pantesan wajahnya masih imut, beda dengan anak kuliahan yang biasanya punya wajah berminyak.

"Jadi, Mas Idam beneran sekolah disini? Kelas berapa?"

"Cie, ada yang penasaran" Wah, Erisa kelimpungan. Dia paling tidak suka jika ketahuan menaruh minat ke lawan jenis. Terutama pada orang yang disukainya. Gak banget.

"Aku hanya merasa tertipu aja. Aku kirain Mas Idam sudah kuliah" jelas Erisa penuh penekanan. Memang benar, dia merasa terbodohi.

"Saya gak pernah menipu kamu. Kamunya saja yang gak pernah tanya. Padahal saya dengan senang hati mau jawab semua pertanyaan kamu"

Idam benar. Erisa yang tidak pernah mau bertanya padanya. Apakah sekarang Erisa yang salah? Haruskah dia meminta maaf?

"Tingkah Mas Idam kayak orang tua, makanya aku kirain sudah kuliah" Idam tersenyum. Jika saja Erisa membawa kamera, ia ingin mengabadikan momen disaat pria itu menunjukkan lesung pipitnya. Bayangin saja ketika kalian sedang membuka kado dan isinya adalah iphone XIV. Kebayang gak bahagianya kalian seperti apa?.

ACCISMUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang