Dipeluk saja senangnya sudah naujubilah, nah sekarang malah dicium? Erisa bahkan sampai lupa kalau Ibunya dari tadi memperhatikan gerak geriknya.
"Sudah baikan sama Idam ya?" Hah. Ibunya tahu dong kalau dia marahan sama Idam? Erisa memasang muka datar dan pura-pura menonton televisi.
"Ituloh filmnya romantis banget"
"Romantis darimananya? Aliennya baru saja ngebunuh Ludwig" heh, Erisa ketuhan berbohong. Bodoh banget, batinnya. Masa ia dia tidak bisa membedakan film action dan romance. Ini semua karena kejadian tadi. Mas Idam sangaaaattttt luar biasa.
"Oh iya" jawab Erisa sekenanya. Untung Ibunya sudah tidak mengusili dia lagi. Erisa kembali menonton dalam diam. Iya, matanya memang mengarah ke televisi. Tetapi pikirannya ke Cijantung.
"Dek, jidatmu sudah dicuci belum?" Haaaaahhhh??? Malu banget jadi ingin telan doraemonnnnn.
...
Hari ini Erisa kembali masuk sekolah. Jika terlalu lama tidak masuk sekolah, gadis itu bisa tambah bodoh. Baru juga duduk manis di dalam kelas. Cikita sudah mulai mengusiknya lagi.
"Sudah baikan sama Mas Idam?" gadis itu mengangguk saja.
"Bagus. Mas Idam nyebelin banget waktu berantem sama lo Ris" iya. Pasti Idam akan menyusahkan Cikita sekedar untuk meminjam ponsel. Toh Erisa juga merasa hari itu sangat menyebalkan. Masa iya jam 2 tengah malam Idam menelepon dia. Tentu saja Erisa gak akan mengangkat panggilan itu.
"Mas Idam itu goblok banget gak sih, padahal cewek itu sukanya sama hal-hal yang romantis. Masa iya setelah nungguin lo di rumah, pas jam 11 malam dia langsung cabut pulang. Gak romantis banget, kalah sama aktor FTV. Tahu gak Mas Idam bilang apa? Dia bilang 'sinetron banget' dan dia juga bilang 'gue butuh makan dan istirahat untuk hari esok yang lebih baik'" celoteh Cikita panjang lebar. Erisa menjadi pendengar yang baik.
"Ekhem. Cikita niat ngejelekin nama Mas?" Wow. Pantas saja mata cewek-cewek di kelas ini jadi jelalatan, ternyata ada Mas Idam. Malu-malu Erisa melirik pria itu. Ia ingin mengumpat saat Idam tiba-tiba duduk di depannya.
"Sudah sarapan?"
Duh, bisa gak matanya dikontrol dikit? Batin erisa. Erisa membuang muka, ia tak bisa menatap mata pria itu, pikirannya bakal mengambang kesana sini.
"Sudah"
"Saya ada disini loh bukan disana" kata Idam sambil tertawa. Fix, pria itu sedang menggodanya. Mau tidak mau Erisa memaksakan diri menatap Idam.
"Pulang sekolah saya tunggu di depan kelas" kata Idam sambil mengacak rambut Erisa. Pria itu bangkit berdiri kemudian keluar kelas diiringin senyum aneh Cikita.
Erisa dapat mendengar komentar teman-temannya di kelas. Tentu saja mereka pasti bertanya-tanya kenapa dia dan Idam bisa sedekat itu. Hanya dengan sebuah skinship saja semuanya mulai 'kepo' terlebih lagi para gadis. Dia jadi malu sendiri diperhatikan seperti itu walau dengan hati yang berbunga-bunga.
"Mereka ada hubungan apa sih?"
"Kayaknya mereka berdua pacaran deh"
Gadis itu tidak bisa menyangkal kalau hatinya senang dibicarakan seperti itu. Ada rasa bahagia saat orang lain mengetahui hubungannya dengan Idam. Apakah seperti ini yang diinginkannya? Ia ingin menjadi orang yang dibicarakan bersama Idam.
Ada saat dimana dirinya berpura-pura tidak menginginkan sesuatu. Dia akan bertingkah seolah-olah tidak peduli, tetapi di hati kecilnya dia menginginkan hal itu. Kenapa dia harus bertingkah seperti itu? Semuanya menjadi rumit karena tingkah accismusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCISMUS
Teen FictionDikutip dari Om Gugel, dalam kamus psikologi, Accismus adalah keadaan dimana kamu berpura-pura tidak tertarik pada seseorang atau sesuatu tapi sebenarnya kamu tertarik. Itulah yang tergambar pada diri Erisa. Dia naksir seseorang, ngestalk seseorang...