Lima belas

5K 504 4
                                    

Berkali-kali Erisa menolak dan apaboleh buat, lelaki adalah lelaki. Erga dengan tegas berkata akan mengantar gadis itu ke tempat parkir. Alasannya karena Erisa sudah menemaninya mencari kado.

"Mobilnya parkir disebelah mana Ris?"

"Sebelah sana" Erisa menunjuk ke tiang yang bertuliskan B3. Mereka berjalan beriringan menuju tempat yang ditunjuk gadis itu.

"Terima kasih sudah nemenin saya, walau lebih tepat kayak penculikan karena saya duluan yang narik kamu tadi"

"Sama-sama. Lagi pula tadi juga gak tahu mau kemana, mendingan juga nemenin Kak Erga" gadis itu menyunggingkan sebuah senyuman. Erga balik memberi senyuman. Inilah alasan Erga tidak bisa melepaskan gadis itu. Senyuman dan kehadiran gadis itu sangat diperlukannya.

Selama ini Erga selalu memasang topeng di depan semua orang. Tersenyum pada siapa saja, bahkan dia selalu terlihat baik-baik saja. Hingga dia bertemu sosok Erisa yang kembali membuatnya mulai bisa berdiri kembali. Ada sesuatu yang tak diketahui orang-orang tentang siapa itu Erga.

Tring... tring...

Ponsel Erga berbunyi. Ada nama Idam di sana.

"Dimana lo?!" Erga kaget mendengar suara diseberang duluan menyapa dengan ketus.

"Mall" jawab Erga sekenanya. Males juga ngadepin orang sensian.

"Buruan kesini" kata Idam tidak sabaran.

"Bentar. Gue mau pulangin anak orang" jawab Erga. Pria itu berjalan pelan membiarkan Erisa memimpin jalan.

"Siapa?" Erga tidak langsung menjawab. Dia memberi jeda selagi berpikir. Haruskah dia menunjukkan pergerakannya saat ini?. Erga menatap punggung gadis itu.

"Halah, kepo banget" Erga mengakhiri panggilan yang diikuti bunyi bib.

Mereka sampai di depan mobil sedan biru. Dari dalam mobil yang menyala, turun seorang wanita paru baya yang tak lain adalah Ibunya Erisa.

"Kamu.. Erga-kan? Anaknya Syarif Pangalila?"

"Iya tante"

"Apa kabar? Ayah kamu bagaimana kabarnya?"

"Ayah sehat tante. Tante kenal ayah saya?"

"Ayah kamu itu senior tante waktu kuliah" Erisa ber-oh ria, pantas saja dulu ibunya pernah bertanya tentang Kak Erga.

"Salam untuk ayah kamu ya"

"Iya tante nanti saya sampaikan ke ayah"

Mereka masuk ke mobil dan meninggalkan pelataran parkir bersamaan dengan Erga yang juga kembali masuk ke dalam mall.

...

"Dari mana saja lo. Gila lama banget datangnya" kata Lea setelah melihat Erga nongol di hadapan mereka bertiga.

"Sorry. Sudah pesan makan?"

"Mengalihkan pembicaraan" kata Andre sewot. Idam hanya diam saja dengan tatapan sibuk ke ponsel. Dia hanya pura-pura sibuk karena Erga sudah datang membawa mood buruk.

Hanya reuni kecil-kecilan untuk mereka berempat. Mereka kembali menyinggung bagaimana masa-masa mereka sekelas dulu. Dan pada menit ketiga puluh akhirnya Idam ikutan nimbrung setelah diumpan tentang perbincangan bagaimana Idam dan Lea putus.

ACCISMUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang