Rein bergegas menuju gedung himpunan, ia tengah mencari Didan kakak kelasnya yang berjanji akan memberi pinjaman diktat mata kuliah Manajemen Bank. Ketika jam kuliah Akuntansi tadi, Didan melambai lambaikan tangannya dari luar jendela kelas sambil mulutnya komat kamit dengan perkataan yang tak jelas.
Dari dalam jendela kaca yang ada disampingnya, Rein membelalakan matanya meminta penjelasan, seakan mengerti Didan mengeluarkan diktat Manajemen Bank nya dan melambai-lambai kembali kepada Rein.
Didan mengelus perutnya dan menunjuk ke arah kantin. Rein mahfum, kantin adalah tempat yang Didan maksudkan. Setelah perkuliahan usai, Rein bergegas ke kantin untuk mencari Didan, namun pemuda yang ngakunya masih keturunan Raja Pajajaran dan menyandang huruf R besar di depan namanya itu tidak terlihat batang hidungnya sedikit pun.
Mbak kantin lah yang memberitahunya bahwa Didan kini ada di gedung himpunan. Sambil mencium aroma rupa rupa masakan yang tengah di masak oleh asistennya mbak kantin, Rein pun mengucapkan terimakasih kepada si Mbak yang wajahnya mempunyai kemiripan dengan partner main filmnya Benyamin S, Ida Royani .
Gedung himpunan di kampus Rein berdiri tidak jauh dari gedung kuliahnya. Berbentuk U dengan beberapa pintu yang di sesuaikan dengan jumlah jurusan yang ada. Rein bukanlah aktivis himpunan, ia hanya sesekali mengunjungi tempat itu. Disana tidak pernah sepi, ada saja mahasiswa yang terlihat, entah hanya sekedar bercakap cakap, jajan cuanki atau rujak, bermain kartu, gitar-gitaran atau melakukan sesuatu yang lebih serius seperti bermain catur.
Rein menengok ke dalam ruangan himpunan jurusannya. Didan terlihat sedang asik dengan komik Sinchan-nya, sementara dua kakak angkatannya yaitu Gama sang ketua himpunan dan Reilly sekretarisnya yang berambut gondrong bak gadis di iklan shampo tengah membicarakan sesuatu dengan serius. Demi melihat kedatangan Rein, Didan langsung bangkit dan menjejalkan diktat nya ke dalam tas kain blacu milik Rein yang tidak bereseleting.
Lelah, Rein duduk diambang pintu, menyelonjorkan kaki nya, tali sneakers nya terurai tak beraturan. Ia tengah terbahak mendengarkan lelucon yang Didan ceritakan kepadanya ketika sebuah suara memanggilnya. Rein melihat ke asal suara, Dandy melambaikan tangan nya yang ramai dengan berbagai macam bentuk gelang itu. Sebuah gitar berwarna hitam ada di pangkuannya, ditemani segelas kopi yang masih mengepulkan asap di hadapannya. Dengan langkah santai, ia pun menghampiri Dandy.
“Tumben masih di sini, sendiri?” tanya Rein penasaran.
“Gak, tuh pada ngorok. Lagi suntuk ah, mau latihan anak anaknya lagi pada gak mood.”
Anak anak yang di maksud Dandy adalah teman-teman ngeband-nya. Dandy mempunyai band yang beraliran punk. Dia kerap pentas dengan band nya di acara acara yang diadakan komunitasnya. Rein seringkali diajak Dandy untuk menemaninya di studio sewaan atau di markas ketika mereka latihan. Teman band Dandy adalah teman teman SMP nya dulu. Anak anak punk yang ramah, dibalik dandanan mereka yang gahar. Rein duduk bersimpuh di samping pemuda berkulit putih itu.
Dandy memainkan gitarnya dengan sangat lincah, jemarinya yang di penuhi dengan cincin perak bakar terlihat sangat lihai memainkan chord demi chord lagu yang sangat familiar di telinga Rein.
“Nih.” Dandy mengulurkan binder nya kehadapan Rein.
Rein membuka binder yang covernya di hiasi oleh foto stiker sebuah grup punk asal Inggris yang sangat melegenda yaitu Sex Pistol. Johnny Rotten, Steve Jones, dan Paul Cook terlihat tengah tersenyum sedangkan sang bassist Sid Vicious terlihat seperti anak remaja badung yang tengah merencanakan sesuatu dengan sebuah kaleng minuman ringan di tangan kanan nya.
Di bawah gambar yang bernuansa hitam putih itu tertempel stiker bertuliskan “Punk’s Not Dead”. Rein membuka lembar demi lembar binder yang berisi lirik lirik lagu yang di tulis tangan lengkap bersama chordnya. Tulisan tangan Dandy adalah tulisan tangan cowok terindah yang pernah Rein lihat. Huruf huruf nya mirip dengan huruf Comic Sans yang ada di laydown laptop-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Cinta Kala Senja
Teen FictionKisah Cinta ala anak kuliyahan Yang Rumit Antara Rein Dan Jed Mereka Mempunyai Perasaan Yang Sama Namun Mengapa Rein suatu saat Selalu Menghindari Jad ? Mampukah Mereka Bersatu Dan Saling Berjanji Untuk Melewati Senja-Senja Berikutnya Dengan Romant...