20. chit chat

9.3K 1.4K 306
                                    

Dino: "Iya halo, ohhh ini Ju ya? Apa kabar Ju? Dita mana ya?"
Jumanji: "Dita lagi pepsi yesss"
Dino: "Pepsi? Maksudnya lagi minum Pepsi?"
Jumanji: "Ishhh, bukan Pepsi ituchh, ini Pepsi alias pipisss"
Dino: #$&@#*??

Dino POV

Kami saling menatap dalam diam. Tidak bosan aku menatap wajahnya yang ku lihat masih aja bersemburat merah.

Dita tersenyum.

"Mas" Panggilnya.

Aku menaikkan sebelah alisku.

Dita menopang dagunya memandangi ku.

"Seksi" Katanya pelan.

Alisku bertaut.

"Seksi?" Tanyaku bingung.

"Itu bisa naikin alisnya sebelah, seksi" Jawabnya, tangannya mengusap sebelah alisku.

"Ini mau ngalihin pembicaraan lagi ya bilang saya seksi?" Tanyaku sambil menautkan jemari tangan kami.

Dita menggeleng.

"Ngalihin pembicaraan apaan? Kan kita udah kelar bicaranya" Jawabnya.

Aku memicingkan mataku.

"Kamu tuh belum cerita kenapa bisa suka sama saya Dit" Kataku mengingatkan dirinya.

Dita memajukan bibirnya.

"Mas Dino juga kenapa cium saya?" Itu juga belum dijawab" Katanya kemudian, tangannya memainkan jemari tanganku.

"Kan tadi udah saya jawab sebelum saya ke toilet" Kataku.

Dirinya mendongak menatapku.

"Saya gak denger apa yang di omongin mas Dino" Sahutnya.

"Dit, kamu mau bikin aku mules lagi ya?" Aku kembali menautkan jari kami.

Meja yang ada di antara kami membatasi gerakan kami, rasanya ingin berdekatan dengannya, tapi pengunjung coffee shop bertambah penuh semakin siang.

Ku dengar kekehan Dita.

"Baru menyatakan perasaan nya sekali udah mules-mules, gimana kaya saya yang sering ungkapin perasaan saya ke mas Dino, biasa aja tuh" Katanya sambil mengusap punggung tanganku dengan tangannya yang bebas.

"Ahh kamu kan ungkapin perasaan kamu itu terselubung, jadi gak ada beban kalo saya kan harus nyiapin mental dulu karena ngomongnya langsung" Sahutku, tubuh ini sedikit merinding menerima usapan tangan Dita yang lari mengusap ke arah lenganku, dirinya mungkin tidak menyadari efek yang di timbulkannya.

Mataku mengikuti gerakan tangannya yang sekarang mengusap bulu-bulu halus di lenganku.

"Bulu halusnya banyak ya mas, seksi" Katanya, makin mengusap lenganku.

"Dit" Panggilku dengan bergerak tidak nyaman, suaraku terdengar serak.

"Ya mas?"

"Bisa jangan ngusap lenganku kaya gitu gak? Geli" Kataku pelan mencondongkan wajahku ke arahnya.

Dita menatapku bingung.

"Geli?" Tanyanya.

Aku mengangguk.

"Gelinya bikin sesuatu beraksi" Jawabku tanpa menutupi apa yang kurasakan.

Keningnya makin berkerut bingung.

Dengan cepat aku menarik tanganku. Bahaya nih kalau Dita tidak menangkap apa yang ku maksud.

"Mas Dino gak suka saya pegang ya?" Tanyanya.

KisahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang