Mantoooo yeay tirus deuhhh, abis sekong tipus apose legong beranak dalam kubur semingguan? 😆😂😂 Eike mawar nanya dong To, sulam alisnya cucok deuhhh, salon menong tuhhh?
Dino POV
Sudah 5 hari berlalu sejak aku bertandang ke kostan Dita.
Pak Erwin dan Ibu Ida masih bermuram durja, aku sengaja tidak memberitahukan mereka perihal Dita karena Dita memintaku untuk tidak mengatakan dulu dirinya berada.
Selama hari kerja kami hanya berkomunikasi via telepon ataupun video call. Aku di sibukkan dengan pekerjaan di kantor, dan Dita di sibukkan dengan melatih Jumanji.
Aku tertawa mendengar kata 'melatih Jumanji' yang Dita katakan, kesannya seperti melatih seseorang untuk dijadikan sesuatu yang akan menjadi kejutan banyak orang.
Aku mematut kembali tampilanku pagi ini di cermin besar walk in closet kamarku, pagi ini aku berencana untuk pergi bertemu Dita di kostannya.
Tanganku menyisir rambutku yang masih sedikit basah ketika aku menuruni anak tangga menuju dapur.
Kulihat Ibu Ida sedang mengupas apel.
"Saladnya udah jadi bu?" Tanyaku sambil duduk di kursi bar.
"Tinggal ngupasin apel aja den" Jawabnya tanpa menoleh ke arahku.
Aku mengetuk-ngetukkan jariku menunggu saladnya jadi.
"Den Dino mau pergi? Rapi banget" Tanya Ibu Ida ketika menyodorkan mangkuk berisikan salad buah ke hadapanku.
Aku mengangguk lalu tersenyum.
"Tolong ambilin dressing saladnya yang wijen sangrai bu, kurang banyak nih" Kataku.
Ibu Ida mengulurkan botol dressing salad ke arahku, dirinya berdiri di depan meja bar, wajahnya terlihat sedikit pucat.
"Ibu sakit?" Tanyaku sambil menyuapkan potongan alpukat dan buah strawberry ke mulutku.
Ibu Ida menggeleng pelan.
"Muka Ibu pucat banget bu" Kataku lagi, tanganku meraih tangannya yang melipat di atas meja bar.
Tidak panas, batinku.
"Ibu gak sakit den, Ibu cuma banyak pikiran aja, mikirin kemana Dita, udah hampir 3 minggu, makannya gimana dia? Apa teratur, apa gak makan, mikirnya ibu jadi sedih" Katanya dengan suara pelan.
Aku meletakkan garpu ke atas mangkuk, mengusap punggung tangannya lalu tersenyum.
"Den, Ibu boleh minta tolong cariin Dita den?" Matanya kulihat berair.
"Tolong cariin Dita, bujuk dia biar pulang, Ibu rasa Dita bakal dengerin den Dino, karena Dita suka den Dino dari dia kecil" Akhirnya airmatanya mengalir jatuh.
Ibu Ida cepat-cepat menyeka air matanya.
"Ibu akan sangat berterima kasih ke den Dino kalo bisa nemuin Dita" Lanjutnya lagi.
Terbesit sesuatu melintas di benakku.
"Saya sih gak bisa janji bisa nemuin Dita bu, tapi kalo saya bisa nemuin, saya boleh minta sesuatu gak ke Ibu?" Tanyaku kemudian setelah beberapa saat terdiam dan memulai bernegosiasi dengannya.
Keningnya berkerut mendengar perkataanku.
"Minta sesuatu apa den? Asal bukan uang, ibu bisa kasih, kan belum gajian masih tanggung bulan" Katanya.
Aku terkekeh.
Aku kembali mengusap punggung tangannya.
Lalu menatap wajahnya. Menarik nafas panjang dan tersenyum, berdoa semoga apa yang akan aku katakan nanti, dirinya akan mengabulkan permintaanku.
"Kalo saya berhasil nemuin Dita dan bujuk dia kembali ke rumah, saya boleh minta Dita buat saya bu?" Tanyaku pelan-pelan, wajahku ku usahakan untuk terlihat tenang walaupun berkebalikan dengan debaran jantungku.
Meminta anak gadis orang kepada orang tuanya langsung, entah apa yang aku pikirkan.
Tapi yang jelas aku ingin menunjukkan keseriusanku kepada Dita.
Dan semoga permintaanku ini mengurangi kekhawatiran Dita soal hubungan kami yang tidak di setujui oleh orang tuanya.
Kulihat wajah Ibu Ida terkejut dengan matanya membulat kaget.
"Maksudnya den? Ibu gak salah dengar kan?" Tanyanya.
Aku berdeham menghilangkan rasa gugup yang tiba-tiba datang.
"Ibu gak salah dengar, saya serius sama ucapan saya barusan, um..." Aku mengusap tengkukku.
"Selama seminggu saya kenal Dita, entah kenapa dirinya itu kaya membawa angin segar di dalam kehidupan saya bu, Dita bikin saya idup dengan tingkah lakunya" Lanjutku lagi, aku tersenyum mengingat kejadian-kejadian selama kami bersama.
Singkat, tapi berkwalitas.
Ibu Ida menggelengkan kepalanya.
"Ibu mau kan kabulin permintaan saya?" Tanyaku sambil menangkup kedua tangannya.
"Cariin Dita sampe ketemu dulu den, baru bisa ibu kabulin, itu anak pasti kesenangan kalo tau den Dino suka sama dia"
Perkataan Ibu Ida membuatku tersenyum.
"Siap buuu, kalo gitu saya pergi nyari Dita dulu ya bu, doain saya biar ketemu, ibu pengen kan punya mantu saya?" Tanyaku sambil turun dari kursi bar dengan semangat.
Ibu Ida meletakkan tangan di atas dadanya.
"Kok malah Ibu yang deg-degan gini ya den denger den Dino ngomong gitu, kaya den Dino yang ngelamar Ibu hehehehe"
Aku terkekeh lalu menarik tubuhnya ke arahku.
"Dino pergi dulu ya bu" Pamitku setelah memeluk dirinya.
Dirinya mengangguk, kulihat air mata kembali mengalir di wajahnya, aku rasa kali ini adalah air mata bahagia.
Aku tersenyum sebelum aku memutar tubuhku berjalan ke arah pintu keluar.
Berjalan dengan mantab.
Restu Ibu nya sudah ku dapat. Aku mengulum senyumku.
Tbc
Up terakhir malam ini 😘😘😘
Siapa yg masih melek yaaaa
Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisahku
ЮморPenulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/10/17 - 27/11/17