Dino POV
"Dit, ayo turun, malah bengong" Aku menepuk punggung tangan Dita begitu mobilku masuk garasi rumah.
Dita menoleh dan menatapku ragu.
"Aku takut mas" Katanya pelan.
"Ck, apa yang ditakutin sih? Kan Ada aku" Kataku meyakinkan dirinya tidak sendiri, tanganku menggenggam tangannya lalu menciumi punggung tangannya.
"Beneran yah mas bapak sama ibu udah nyesel?" Tanyanya dengan wajah meringis.
Kurasakan tangannya dingin di genggamanku.
Aku mengangguk.
"Beneran yah mas bapak sama ibu udah ngasih restu?" Tanyanya lagi.
Aku kembali mengangguk.
"Beneran yah mas kita bakalan nikah besok kalo KUA udah buka?" Tanyanya pelan.
Aku tertawa.
"Buru-buru banget sih" Kataku sambil menowel ujung hidungnya.
"Kan pengen cepat-cepat dipanggil nyonya Dino hehehe" Sahutnya sambil nyengir, lalu menarik tangannya.
"Ya udah kalo pengen cepat-cepat dipanggil nyonya Dino, buruan kita masuk, kita temuin orang rumah" Kataku lalu membuka pintu mobil.
Aku keluar dari mobil dan berdiri menunggu dirinya berjalan di sampingku.
Kami melangkah beriringan menuju pintu masuk rumah, Ibu Ida menyambut kedatangan kami dan langsung memeluk Dita.
"Ya ampun gustiiiii... kemana aja sih kamu sebulan gak pulang-pulang Dit, maafin Ibu ya nakkk" Suara Ibu Ida terdengar seperti mau menangis.
Dan tak lama kulihat air mata mengalir di wajahnya.
Dita mengusap-usap punggung ibunya.
"Dita sama Manto kok bu" Katanya pelan.
Ibu Ida melonggarkan pelukannya lalu melongok ke belakangku.
"Kamu sama Manto sebulanan ini? Orangnya mana sekarang?" Tanya Ibu Ida.
"Gak ikut, Manto takut ketemu sama bapak" Jawaban Dita membuatku terkekeh.
"Terus gimana kabarnya dia sekarang? Baik-baik aja kan? Eh iya mumpung lagi ngomongin Manto, ibu jadi inget cerita den Dino, dulu kamu itu nolongin Manto, kenapa gak bilang ke Ibu sih Dit? Kan kita bisa gebukin itu guru olahragamu rame-rame, enak aja ngatain Manto yang emang kaya gitu, kan dosa, emang Manto udah aneh dari kecil, ya mau di gimanain lagi, lagian ya Manto i...."
"Bu!!! Ibu sadar gak sih ngomong apaan? Ibu barusan tuh kaya ngatain Manto juga deh" Potong Dita.
Aku terkekeh melihat interaksi mereka lalu menggiring mereka untuk duduk di ruang tamu.
"Mama di mana bu?" Tanyaku begitu bokongku mendarat di sofa.
Kulihat mata Dita membulat kaget.
"Ada ibu nyonya besar??" Tanyanya tidak percaya.
"Baru aja pulang di jemput Pak Erwin pas aku jemput kamu" Jawabku.
"Aduh" Runtuk Dita.
"Kenapa sih?" Tanyaku bingung.
"Bu, ibu kok bilang calon mertua aku udah datang sih bu?" Dita meringis ke arah ibu Ida yang duduk di seberang kami.
Ibu Ida melotot membalas perkataan Dita.
"Nih anak ya, masih aja ngimpi, malu dikit kenapa sih Dit, di denger den Dino gitu" Tegur ibu Ida.
"Dih si ibu mah, kata mas Dino, ibu sama bapak udah ngasih restu, kok Dita masih aja di bilang ngimpi sih bu, mimpi Dita sebentar lagi jadi kenyataan, ya kan mas Dino?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kisahku
HumorPenulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/10/17 - 27/11/17