15. titik terang

8.9K 1.3K 480
                                    

Iya aku tau mulmednya melenceng 😆😂😂
Akhirnya nemu juga yg jadi bang Bima, walopun setelah ngintip IG nya & ga sesuai sama gambaranku selama ini, sedikit kecewa, tapi tak apelah, intinya udah ga penasaran lagi, hohohohoo

Dino POV

"Ada kabar dari Dita bu?" Tanyaku pada Ibu Ida yang sedang membuatkan burger isi daging permintaanku untuk sarapan di hari Sabtu pagi ini.

Ibu Ida menoleh ke arahku yang mengambil duduk di kursi bar.

Sudah 2 minggu berlalu sejak menghilangnya Dita dari peredaran, dan sejak itu pula suasana hatiku terasa hampa.

Pak Erwin dan Ibu Ida pun terlihat sama muramnya denganku. Sepertinya mereka menyesal sudah membuat anak perempuannya melarikan diri dari rumah.

Ibu Ida menggeleng pelan.

Dirinya menyodorkan piring yang berisikan burger dengan irisan kentang goreng ke atas meja bar di depanku.

"Gak ada kabarnya den, saya bingung kemana perginya Dita, bapak aja sampe nyesal, tapi penyesalan kan gak berguna, gak bisa bikin balikin waktu ke saat di mana Dita belum kabur" Katanya pelan.

Dirinya berdiri di depanku dengan wajah sedih.

"Handphonenya nada tersambung tapi gak pernah di angkat" Lanjutnya lagi.

"Oh ya? Saya gak pernah nyoba nelpon dia sih bu" Mataku mengerjap, tidak pernah terpikirkan untuk mencoba menelpon Dita.

Aku menepuk keningku lalu beranjak turun dari kursi bar meninggalkan burger yang belum aku sentuh.

"Den Dino mau kemana? Ini gak jadi sarapan den?" Tanya Ibu Ida bingung melihatku berjalan ke arah tangga menuju kamarku dengan berlari.

Aku menoleh ke arahnya sambil menaiki tangga.

"Burgernya masukin ke kulkas dulu bu, biar nanti di panasin di microwave, saya baru keingat sesuatu" Jawabku cepat dengan menaiki dua anak tangga sekaligus.

Dengan langkah lebar aku berjalan ke arah kamar dan langsung menyambar handphone di atas nakas.

Mengetik nama Dita di kontak dan mencoba menelponnya.

H2C mendengar suara nada sambung yang berdering ketiga kalinya.

"Iya haloooo radio hampir bangkrut di sindang, passwordnya apose cynnn???"

Terdengar suara sengau yang menjawab di ujung sana.

Keningku berkerut bingung.

"Dita, ini Dino" Kataku.

"Passwordnya bukan itu banggg, 2 kali salah sebut password, handphone yeay ntar ke blokir lhooo" Sahutnya masih dengan suara sengau.

"Dit, jangan bercanda, ini saya Dino, kamu di mana?" Tanyaku.

"Ihhh sapose yang becanda sih bang, indang bukan Dita, eike Ju, temannya Dita" Jawabnya cepat.

Kalau aku amati nada suaranya terdengar seperti nada suara perempuan jadi-jadian yang sering aku lihat di perapatan lampu merah.

"Abang tinta nanya nama panjang eike Ju apose bang?" Lanjutnya lagi.

Aku memijat pangkal hidungku.

Ini beneran orang lain yang mengangkat panggilan teleponku atau Dita yang sedang berpura-pura sih.

Aku menarik nafasku.

"Nama panjangnya siapa Ju?" Tanyaku malah ikutan masuk ke dalam permainannya.

KisahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang