Thank again mom HanaSanSiro for the lego's pic 😘😘😘
Dino POV
Seminggu berlalu lagi, kulihat perkembangan Manto menjadi manusia jadi seutuhnya semakin pesat.
Kami sekarang sedang berada di sebuah cafe untuk makan siang, banyak mata yang memandang ke arah kami, khususnya ke arah Manto.
Dita menendang kaki Manto yang duduk di depan kami.
Manto mendongak dengan mulut penuh makanan.
"Apaan sih? Sepatu baru nih, maen tendang-tendang aja" Sungutnya kesal.
Aku terkekeh.
"Lu sibuk makan aja sih, diliatin ma cewek-cewek tuh" Kata Dita.
Manto langsung menebar pandangannya ke arah belakang meja kami.
Dirinya tersenyum.
Kulihat kasak-kusuk perempuan yang melihat ke arah Manto.
"Banyak fans lho sekarang cieee Manto cieee" Dita menggoda Manto yang kembali sibuk memasukkan irisan daging steak ke dalam mulutnya.
"Gue sukanya perempuan yang pendiam secara gue kan orangnya rame, kalo sama-sama rame yang ada ntar pas gue ngobrol sama dia kaya lagi ada debat pendapat macam di TV-TV itu" Katanya acuh sambil mengunyah.
Dita melirikku.
"Pantesan lu gak suka gue ya To, gue kan orangnya rame" Kata Dita sambil menyikut lenganku.
Dalam hatiku memang dari dulu bertanya-tanya, apakah Manto ada orientasi menyukai perempuan atau malah menyukai sesama jenisnya karena perilakunya yang dulu.
Manto menatap lurus ke arah Dita.
"Elu lebih dari rame, macam preman, apalagi pas dulu elu nendang Pak Yadi, naluri lakiknya keluar banget, gue sampe ngejerit ngilu padahal Pak Yadi yang di tendang hahahaha" Manto menutup mulutnya cepat karena suara tawanya membahana.
Aku terkekeh.
"Hati-hati mas Dino, jangan sampe itu biji kena di tendang Dita, tapi gampang sih ya jinakin Dita sekarang mah, tinggal lumat aja itu bibirnya"
"Heh, biji lu omongin" Dita melempar tissue ke arah Manto yang terlihat menahan tawanya.
"Ngomongin soal biji, kalian emang pantes ya di bilang biji, elu To, biji sebelah mana? Kanan apa kiri?" Tanyaku kemudian.
Perkataanku sukses membuat mereka berdua terdiam menatapku.
"Mas Dino ngomongin biji apaan sih Dit?" Tanya Manto dengan raut wajah bingung.
"Ishh, itu lho yang dulu elu pernah bilang, kita itu bagaikan biji yang gak bisa dipisahin" Jawab Dita.
"Ohh biji yang bisa ngedip-ngedip itu, ya gue mah biji sebelah kanan, karena yang kanan itu kan lambang kebaikan" Kata Manto.
"Terus gue biji sebelah kiri dong" Timpal Dita.
Aku mengerutkan keningku bingung.
"Biji yang bisa ngedip-ngedip? Emang biji itu bisa ngedip?" Tanyaku bingung.
"Ihh mas Dino ngomongin biji apaan sih Dit? Bingung gue, jangan sampe gue ngeluarin kata-kata bahasa bences Rusia nih sangking bingungnya" Kata Manto sambil mengelap mulutnya dengan tissue.
Dita tertawa lalu melempar tissue lagi ke arah Manto.
"Jangan sampe lu balik ke habitat lu lagi ya To, gue tendang lu ntar" Kata Dita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisahku
ComédiePenulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/10/17 - 27/11/17