Dino POV
Aku buru-buru berjalan dengan cepat begitu keluar dari lift basement menuju parkiran pada sore harinya.
Melihat Dita yang berjalan ke arah parkiran motor. Membuatku semakin bersemangat melangkah.
"Dita!!" Panggilku sebelum dirinya menghilang dari balik tembok pembatas.
Dirinya terkejut dan menghentikan langkahnya.
Begitu melihat siapa yang memanggil dirinya, Dita tersenyum lalu berjalan menghampiriku.
"Eh mas tam... Ehh mas Dino hehehe" Katanya sambil cengengesan.
Kalau ku perhatikan dirinya sangat suka cengengesan.
Tipe orang yang ceria.
"Mau pulang?" Tanyaku memulai berbasa-basi.
Dirinya menggeleng.
"Mau dagang air mineral dulu di monas, mumpung bawa motor" Jawabnya.
Keningku berkerut.
"Beneran?" Tanyaku.
Dirinya terkekeh.
"Ih mas Dino tuh ternyata orangnya serius banget ya, ya boonganlah, masa beneran, ntar kalo saya kena razia kasian petugasnya bakalan repot ngempanin saya yang makannya banyak hehehe"
Aku tersenyum mendengar perkataannya.
Ternyata dirinya humoris juga, jadi tambah penasaran sama sifat-sifatnya yang lain.
"Kalo mau pulang, barengan aja yuk" Tawarku.
Kulihat dirinya langsung menggeleng cepat sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"Wah gak perlu mas, jangan, lagi juga saya bawa motor" Jawabnya, tapi bisa kulihat wajahnya terlihat memerah.
"Motornya bisa di inapin di sini, nanti tinggal laporan aja ke petugas parkiran, yu" Kataku lalu melangkah mendekati dirinya dan menarik pergelangan tangannya.
Dita bergeming.
Aku menoleh bingung ke arahnya.
"Mas Dino tuh seneng banget ya genggam tangan orang, kan belum tentu orangnya itu mau lho main di tarik-tarik gitu" Katanya.
Genggaman tanganku terlepas. Aku bersedekap menghadapnya.
"Jadi gak mau pulang bareng saya?" Tanyaku sambil menaikkan sebelah alis mataku.
"Ya mau lah hehehe" Jawabnya cepat.
Keningku berkerut lagi.
"Tapi gak usah pake pegangan tangan gitu mas, bikin deg-degan" Dirinya nyengir lebar lalu melangkah melewatiku ke arah di mana mobilku terparkir.
Aku mengikuti langkahnya, tersenyum tipis sambil memandang tubuh mungilnya berjalan di depanku.
Tangannya menjulur ke arahku dengan telapak tangan ke atas begitu kami sampai di belakang mobil.
"Kuncinya mana?" Tanyanya menjawab kebingunganku ketika aku malah terdiam melihat uluran tangannya.
"Kunci apa?" Ternyata aku masih sedikit bingung dengan pertanyaannya.
"Ck, ya kunci mobil lah mas, masa kunci ke hati mas hahaha" Dirinya tergelak sambil menutup mulutnya.
Aku merogoh kantung celanaku dan menyerahkan ke tangannya yang masih terulur, sudut bibirku terangkat mendengar perkataannya.
Kunci ke hatiku, katanya, whoaaaaa.
"Mau ngapain?" Tanyaku bingung ketika melihat dirinya membuka alarm mobil dan langsung masuk ke dalam bangku di balik kemudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisahku
HumorPenulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 28/10/17 - 27/11/17